Forum Sahabat Literasi NTT Desak Polisi Usut Tuntas Kasus Penganiayaan Ryant Kopling
Forum Sahabat Literasi NTT desak Polisi usut tuntas kasus penganiayaan Ryant Kopling
Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
"Awalnya dia (pelaku) dan teman-temannya datang untuk minum kopi, tapi mereka dalam keadaan mabuk semua," katanya.
Pelaku dan sekitar 7 rekannya tiba di tempat jualan Ryant sekitar pukul 23.30 Wita dan langsung memesan kopi.
Ryant selanjutnya membuatkan kopi pesanan pelaku dan rekannya yang memilih duduk di depan kantor PLN.
Tidak lama berselang, pelaku yang diketahui berasal dari Pulau Flores ini memasuki ruang panel untuk mengisi daya hp (cas).
Ryant yang melihat pelaku memasuki ruang tersebut melangkah menuju pelaku untuk menegur pelaku.
"Saya tegur dia (pelaku), kenapa masuk ke sini, kalau ada apa-apa siapa yang tanggung jawab, kalau masuk dan ada yang rusak bagaimana. Ini bukan tempat cas hp," tegur Ryant.
"Lu (kamu) mabuk, dia bilang iya kk," ujar Ryant menirukan perkataan pelaku.
Pelaku saat berkomunikasi, lanjut Ryant, menunjukkan ekspresi tidak suka karena ditegur.
Tak lama berselang, pelaku bersama seorang rekannya meninggalkan Tempat Kejadian Perkara (TKP) menggunakan sepeda motor Honda Beat warna putih tanpa nomor polisi.
Rekan pelaku memarkirkan motor dalam keadaan hidup tepat di samping motor, sedangkan pelaku dari arah belakang langsung menghantam kepala bagian kanan Ryant.
"Saya tidak sangka karena dipukul pakai batu dari arah belakang karena sedang sibuk buat kopi untuk pelanggan," katanya.
Akibat dianiaya, Ryant merasakan pusing yang hebat dan luka memar.
"Saya pusing-pusing dan tahan saja, untung rambut saya agak tebal, kalau tidak kepala sudah pecah dan berdarah," katanya.
"Saya tidak melawannya karena tidak tahu. Anak-anak yang sementara minum kopi dan saya sempat kejar, tapi tidak dapat pelaku karena mereka lari," jelasnya.
Usai melancarkan aksinya, pelaku langsung melarikan diri bersama rekannya menuju arah Liliba.