Berita Religi
Berbagi Kasih dengan Penyandang Difabel, Forkoma PMKRI Maumere Rayakan Natal Bersama
Berbagi Kasih dengan Penyandang Difabel, Forkoma PMKRI Maumere Rayakan Natal Bersama.
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Apolonia Matilde
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Egenius Moa
POS-KUPANG.COM|KUPANG - Beragam cara dilakukan umat Katolik merayakan sukacita Natal, 25 Desember 2019 yang telah lewat.
Forum Komunikasi Alumni (Forkoma) PMKRI Maumere di Pulau Flores, Jumat (10/1) memberikan bantuan kepada kaum difabel penghuni Panti Asuhan Alma di Wairklau, Kota Maumere.
Pemberian bingkisan disampaikan Ketua Forkoma PMKRI Maumere, Bernadus Teng Karwayu, ketua panitia, Sony Gobang, ST, MT, anggota Forkoma, Gaby Ola, Aleks Longginus, Prima Maria Paola, dan beberapa orang anggota lainnya.
• Menyedihkan, Begini Kondisi Adolf Pradianto Kia Koli Korban Bunuh Diri di Jembatan Liliba Kupang
Pada Jumat malam dilakukan refleksi kritis berbagai dimensi kehidupan tahun 2019, sebelum mengikuti perayaan ekaristi yang dipimpin Vikjen Keuskupan Maumere, Romo Telesforus Jentj, O.Carm, di Aula FKUB Kabupaten Sikka.
Ketua Panitia, Sony Gobang, kepada Pos Kupang, mengatakan, pemyerahan sumbangan kepada kaum difabel merupakan wujud semangat 'option for the poor'.
Sumbangan tersebut, katanya, berasal dari solidaritasi Forkoma PMKRI Maumere.
• Chord Lagu Malaysia, Kunci Gitar Adakah Kau Setia dari Stings
Pimpinan Panti Alma, Suster Paulina Bule, Alma, menyampaikan terima kasih atas kunjungan dan kepedulian Forkoma PMKRI menyerahkan bantuan sembako.
Menurut Suster Paulina, Panti Alma menampung 40 orang penyandang difabel yang diasuh oleh lima orang suster dan delapan orang karyawan.
Pastor Moderator Forkoma PMKRI, Pater Hubert Thomas, SVD, menyimpulkan refleksi berbagai dimensi 2019, mengatakan, salah satu cara agar kita bisa membuat perubahan adalah masuk ke dalam politik.
Menurut Pater Hubert, Forkoma PMKRI memiliki berbagai sumber daya yang bisa membuat perubahan itu.
• Kapolda Papua Paulus Waterpauw Ungkap Suplai Senjata Api KKB Papua Egianus Kogoya, Sebut Lumajang!
"Aneh, kalau yang punya latar pendidikan bagus, tetapi tidak bisa melakukan perubahan," tantang Pater Hubert.
Anggota senior Forkoma, Drs. Daniel Woda Palle, merefleksikan pergerakan mahasiswa PMKRI di tahun 60-an berhadapan dengan situasi negara dengan berbagai pergolakan, G30S PKI.
Ia mengatakan, PMKRI zaman sekarang sudah berubah pola pergerakan, fasilitas modern, tapi kurang masif dalam pergerakan.
"Bagi kami angkatan 60-an, kami melihat Forkoma punya potensi besar yang harus bisa memberikan input positif bagi gereja dan tanah air," kata mantan Bupati Sikka.
• TNI Bantu Anak Sekolah di Belu Seberangi Sungai Telau
Anggota Forkoma, Drs. Aleks Longginus, menyarankan sumber daya Forkoma yang tersebar di berbagai lini kehidupan masyarakat perlu melakukan konsolidasi menyatukan kesamaan pikiran, sikap dan tindakan.
Aleks yakin, sumber daya Forkoma mampu melakukan perubahan, kalau semuanya bersatu dan saling mendukung satu sama lain.
Mantan Bupati Sikka tersebut menyarankan anggota Forkoma mengkritisi berbagai kebijakan pemerintah yang tidak berpihak dan cendrung merugikan rakyat. (*)