Masyarakat NTT Diminta Waspada DBD, Sudah Ada Kejadian di Daerah, Sikka Terbanyak

Bagi masyarakat NTT diminta Waspada DBD, sudah ada kejadian di daerah, Sikka terbanyak

Penulis: Kanis Jehola | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/KANIS JEHOLA
Kepala Dinas Kesehatan NTT, drg. Dominikus Minggu, M.Kes 

Bagi masyarakat NTT diminta Waspada DBD, sudah ada kejadian di daerah, Sikka terbanyak

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Kepala Dinas Kesehatan NTT, drg. Dominikus Minggu, M.Kes meminta seluruh masyarakat NTT untuk mewaspadai peningkatan kejadian demam berdarah dengue ( DBD) di musim penghujan ini. Sebab saat ini di beberapa daerah sudah terjadi kasus demam berdarah.

Permintaan Dokter Dominikus Minggu ini disampaikan seusai membuka Workshop berthema: Meningkatkan Kompetensi Rumah Sakit Swasta Menyusun RKO dan E-Purchasing di Tahun 2020, yang diselenggarakan Pengurus ARSSI NTT, di Hotel Sahid T-More Jalan Piet Tallo Penfui Kota Kupang, Sabtu (11/1/2020). Workshop ini dilaksanakan beberapa menit setelah pelantikan Pengurus ARSSI NTT periode 2020-2023 yang dipimpin Dr. Herly Soedarmadji, Direktur RS St. Carolus Borromeus Kupang.

BPBD Sumba Timur Akan Berikan Bantuan Emergency

Dokter Domi menjelaskan, menurut laporan yang sudah ada di Dinas Kesehatan NTT, saat ini sudah ada 34 kejadian demam berdarah di NTT. Dari laporan yang ada, kejadian paling banyak di Kabupaten Sikka sebanyak 21 kejadian, dan Kota Kupang 4 kejadian. Sisanya ada di beberapa kabupaten lainnya.

Pengurus ARSSI Cabang Nusa Tenggara Timur ( NTT) Periode 2020-2023 foto bersama Ketua Umun Pengurus Pusat Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia ( ARSSI) , drg. Susi Setiawaty, MARS seusai acara pelantikan di Hotel Sahid T-More Jalan Piet Tallo Penfui Kota Kupang, Sabtu (11/1/2020).
Pengurus ARSSI Cabang Nusa Tenggara Timur ( NTT) Periode 2020-2023 foto bersama Ketua Umun Pengurus Pusat Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia ( ARSSI) , drg. Susi Setiawaty, MARS seusai acara pelantikan di Hotel Sahid T-More Jalan Piet Tallo Penfui Kota Kupang, Sabtu (11/1/2020). (POS KUPANG/ISTIMEWA)

Walaupun belum ada korban meninggal, demikian Dokter Domi, Pemprov NTT dalam hal ini Gubernur NTT sudah mengeluarkan surat kepada para bupati untuk melakukan kewaspadaan dini terhadap peningkatan kejadian demam berdarah. Peningkatan kewaspadaan dilakukan dengan kegiatan-kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dan peningkatan kebersihan lingkungan.

Kadis Kesehatan NTT Minta Rumah Sakit Swasta Berperan Tanggulangi Stunting

Peningkatan kewaspadaan dini, demikian Dokter Domi, penting karena tahun ini terjadi perubahan iklim yang cukup ekstrem. Biasanya NTT awal musim penghujan pada bulan Oktober. Namun saat ini bergeser ke bulan Desember. "Nah yang harus kita pahami adalah kita harus mencegah kejadian daripada nanti kita mengatasi kejadian setelah kejadian itu berkembang besar," kata Dokter Domi.

Ketua ARSSI Cabang NTT, Dr. Herly Soedarmadji, memberikan cinderamata kepada Ketua ARSSI Pusat, drg. Susi Setiawaty, MARS, seusai acara pelantikan pengurus di Hotel Sahid T-More Jalan Piet Tallo Penfui Kota Kupang,
Ketua ARSSI Cabang NTT, Dr. Herly Soedarmadji, memberikan cinderamata kepada Ketua ARSSI Pusat, drg. Susi Setiawaty, MARS, seusai acara pelantikan pengurus di Hotel Sahid T-More Jalan Piet Tallo Penfui Kota Kupang, (POS KUPANG/ISTIMEWA)

Karena itu, kata Dokter Domi, pemerintah mulai dari provinsi ke kabupaten dan dari kabupaten ke kecamatan termasuk juga ke puskesmas telah mengeluarkan kebijakan untuk kewaspadaan terhadap demam berdarah.

"Kita ketahui bahwa di akhir musim kemarau atau awal musim hujan itu tidak hanya demam berdarah tapi juga penyakit berbasis lingkungan lain misalnya nalaria, ISPA, pnemonia pada anak atau balita, juga diare," kata Dokter Domi.

Pemprov NTT, demikian Dokter Domi, saat ini terus memantau kejadian-kejadian itu secara terkoordinasi. "Pemerintah kabupaten juga harus melaporkan kalau ada kejadian dalam format pelaporan yang cepat sehingga kami juga harus cepat secara terkoordinasi untuk mengatasinya," katanya.

Siklus Lima Tahunan

Khusus demam berdarah saat ini, jelas Dokter Domi, kita harus waspada karena ini merupakan siklus 5 tahunan. Pada tahun 2015 di NTT ada kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah. Karena itu kita di tahun 2020 ini harus waspada.

"Memang sudah terjadi perubahan. Tahun 2019 lalu KLB juga terjadi di beberapa daerah. Di Kota Kupang, Labuan Bajo dan di Sumba Timur," kata Dokter Domi.

Khusus untuk tahun ini, demikian Dokter Domi, pada saat teradi peningkatan demam berdarah tahun 2019 lalu di Kota Kupang, pihaknya sudah mengadakan rapat koordinasi di kantor dinas kesehatan. Rapat koordinasi itu melibatkan organisasi- organisasi profesi kesehatan, dan ikatan dokter anak.

"Kami sudah membahas langkah-langkah penanganan termasuk kebijakan agar supaya apabila anak terjadi peningkatan suhu tubuh selama dua hari segera dihantar ke prasarana kesehatan puskesmas dan secara berjenjang puskesmas ke rumah sakit kalau kejadiannya atau tidak terjadi penurunan suhu tubuh," kata Dokter Domi.

Selain itu, jelas Dokter Domi, untuk penanganan juga diumumkan dan sosialisasi melalui mimbar gereja, pengumuman mingguan di gereja, mesjid serta sarana ibadah lainnya. Pengumuman ini lebih pada upaya warning atau kewaspadaan dan apabila mendapat kejadian itu harus cepat ditangani.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved