Ansy Lema Berdayakan Lahan Kering di NTT, Rafael Levis Beri Apresiasi

Ansy Lema untuk memberdayakan lahan kering di NTT mendapat apresiasi dari akademisi dari Fakultas Pertanian Undana Kupang, Leta Rafael Levis

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/LAUS MARKUS GOTI
Leta Rafael Levis Akademisi Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang di Kantor DPD Perwakilan Provinsi NTT, Selasa (7/1/2020). 

Dia katakan, alternatif lain yang dapat dilakukan untuk pengembangan pertanian lahan kering di NTT adalah dengan memperkuat sistem pertanian konservasi.

"Pembangunan pertanian lahan kering dalam mengantisipasi pemanasan global adalah bagaimana melakukan konservasi tanah dan air. Pertanian konservasi adalah sistem pertanian yg dirancang untuk tidak hanya menghasikan produksi tetapi juga melakukan konservasi tanah dan air sehingga kesuburan lahan dan ketersediaan tetap ada," ungkapnya.

Menurutnya, ada 3 prinsip dari pertanian konservasi ini yakni 1.Mengolah lahan terbatas.2. Penutupan tanah dengan tanaman penutup tanah dan mulsa. 3. Penerapan sistem tumpang sari.

Menurutnya di NTT sistem ini sudah dilakukan di 793 kelompok tani, 159 desa, 57 kecamatan dan 20 Kabupaten dan hasilnya cukup memuaskan.

"Jika ada dapat digunakan untuk memperkuat, mengembangkan serta memperluas penerapan sistem pertanian konservasi," ungkapnya.

Poin lain menjadi catatannya adalah persiapan masyarakat di sekitar kawasan bendungan yang telah dan akan dibangun di NTT agar mereka mampu memanfaatkan air dari bendungan untuk mengembangkan pertanian lahan kering.

"Sebab jika masyarakat tidak dipersiapkan maka keberadaa bendungan tersebut sama saja nasibnya dengan kemanfaatan ribuan embung yg ada di NTT. Jika air menjadi faktor pembatas utama pertumbuhan tanaman dimanfaatkan secara baik oleh para petani di sekitar area embung seharusnya produktifitas pertanian maupun peternakan di NTT tidak sejelek saat ini," ungkapnya.

Menurutnya hal ini menunjukkan bahwa pemerintah kurang perhatian terhadap aspek pengembangan kompetensi petani maupun kelembagaan petani.

Ia manambahkan, semua rencana akan berhasil jika pemerintah kembali meningkatkan peranan penyuluh dalam melakukan penyuluhan kepada petani tentang berusahatani yang efisien pada lahan kering.

"Untuk meningkatkan motivasi dan peran penyuluh maka para penyuluh perlu banyak referensi yg dapat dijadikan pegangan agar dapat melakukan inovasi dan kreasi di dalam melakukan proses adolsi inovasi bagi petani di NTT," pungkas Levis. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved