Kepala Kantor Perwakilan BI NTT : Impor NTT Masih Tinggi
konstruksi, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta administrasi pemerintahan
Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Rosalina Woso
Setelah meluncurkan Gerbang Pembayaran Nasional, kata Nyoman BI terus meningkatkan interkoneksi dan minteroperabilitas sistem pembayaran ritel melalui Quick Respond Indonesian Standard atau disingkat QRIS.
Kampanye akseptasi QRIS kepada UMKM, pasar-pasar tradisional, perguruan tinggi dan generasi milenial yang sekarang ini berlangsung akan semakin diperluas dan ditingkatkan.
Pada triwulan III 2019, lanjutnya, transaksi nontunai yang tercermin dari Sistem Kliring Nasional BI tumbuh sebesar 1,15% (yoy). Ke depan, transaksi kliring akan semakin cepat dan dapat digunakan lebih luas setelah BI menyempurnakan ketentuan Sistem Kliring Nasional BI di antaranya penurunan biaya transaksi layanan transfer dana, menaikan batas maksimum transaksi dan menambah periode penyelesaian transaksi.
Dijelaskan lebih lanjut lebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk mempercepat elektronifikasi pembayaran nontunai di berbagai area. Penyaluran Program Keluarga Harapan terbukti mampu memperluas akses keuangan, khususnya bagi keluarga dengan tingkat penghasilan yang rendah. Bantuan Pangan Nontunai yang telah disalurkan di Kota Kupang, diperluas ke kabupaten lainnya di Provinsi NTT.
"Di bidang keuangan pemerintah, kami terus mendorong upaya memperkuat efisiensi dan tata kelola transaksi keuangan pemerintah daerah melalui elektronifikasi, baik pendapatan maupun belanja," ujarnya.
Ia mengatakan di bidang pengelolaan uang Rupiah, BI terus berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kondisi layak edar, melalui kas titipan dan kegiatan kas keliling terutama di wilayah 3T Terluar, Terdepan dan Terpencil.
Hingga saat ini, telah dibuka delapan kas titipan di Maumere, Atambua, Waingapu, Ende, Ruteng, Lewoleba, Waikabubak, serta Kalabahi dan masih tercatat sebagai provinsi dengan kas titipan terbanyak secara nasional.
"Kami menyampaikan terimakasih kepada bank pengelola kas titipan atas dukungan dan kerjasamanya, menghadirkan uang Rupiah layak edar di seluruh wilayah Provinsi NTT," tuturnya.
Layanan kas keliling, kata Nyoman, juga terus dilaksanakan di seluruh wilayah Provinsi NTT disertai dengan sosialisasi ciri keaslian uang Rupiah melalui program NTT PADAR Peduli dan Sadar Rupiah.
Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang efisien dan berkelanjutan, lanjutnya, BI berkomitmen mengembangkan UMKM melalui pendekatan klaster.
"Hingga saat ini kami telah membina sepuluh klaster tematik. Klaster sapi binaan BI telah berhasil meningkatkan produksi tiap tahunnya dan mampu mengakses pasar antar daerah. Klaster kopi binaan BI di Kabupaten Ngada, juga berhasil meraih Juara I tingkat nasional untuk kategori kebun kopi berproduksi tinggi dari Kementerian Pertanian," tukasnya.
"Dalam rangka mendukung visi Pemerintah Provinsi NTT untuk menjadikan pariwisata sebagai prime mover ekonomi, kami telah mengembangkan tiga desa wisata yakni Kampung Wisata Melo, Kampung Adat Todo di Kabupaten Manggarai dan Desa Nita di Kabupaten Sikka. Kampung Wisata Melo diresmikan langsung oleh Deputi Gubernur Senior BI Ibu Destry Damayanti dalam kunjungannya pada
bulan November 2019," terangnya.
Ia mengungkapkan kontribusi BI dalam bingkai Masyarakat Ekonomi NTT bersama BULOG Divisi Regional NTT dan Bank NTT, mempelopori produksi beras lokal premium dengan branding “Molas Lembor”.
Seiring perkembangan ekonomi digital yang semakin marak, lanjutnya, BI juga terus meningkatkan aksesbilitas UMKM menuju dunia digital, melalui program On Boarding UMKM bekerjasama dengan beberapa e-commerce.
Ke depan, BI akan bekerjasama dengan pelaku start up di bidang digital farming, pariwisata, serta micro finance dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian, promosi pariwisata serta memperluas akses pembiayaan UMKM.