Adian Napitupulu Saat Kolaps di Pesawat Terbang, Ini Dokter THT si Penolong Pertama, Kisah Info
Staf Adian Napitupulu, Musyafaur Rahman, menceritakan detik-detik ketika atasannya mengalami kolaps akibat serangan jantung dalam penerbangan dari Jak
POS KUPANG.COM--Staf Adian Napitupulu, Musyafaur Rahman, menceritakan detik-detik ketika atasannya mengalami kolaps akibat serangan jantung dalam penerbangan dari Jakarta menuju ke Palangkaraya, Kamis (20/12/2019) lalu.
Rahman menuturkan, Adian awalnya baik-baik saja. Ia adalah bagian dari rombongan anggota DPR RI yang hendak menuju ke Palangkaraya dalam rangka tugas wakil rakyat.
Namun sekitar 45 menit pesawat mengudara, Adian mengaku, sesak napas.
• Sopir Taksi Online Tiduri 14 Penumpang, Modus dan Sasaran Perampuan Kesepian, Jadi Istri Siri
Adian pun meminta salah seorang rekannya di PDI Perjuangan, Rudianto Tjen, untuk meminta pertolongan kepada kru pesawat.
"Pertolongan pertama yang dilakukan oleh kru pesawat adalah mengumumkan ada atau tidak dokter dalam pesawat," kata Rahman saat dihubungi, Jumat (20/12/2019).
Rupanya, ada salah satu penumpang berprofesi sebagai dokter. Sang dokter yang memiliki spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) itu kemudian memberi pertolongan pertama kepada Adian yang mengaku semakin sesak napas.
• Pesan Kapten Persib Maung Bandung untuk Bobotoh dan Manajemen Jelang Laga Akhir vs PSM Makassar
"Beliau (dokter THT) lah yang memberikan pertolongan pertama kepada Bang Adian dengan memberikan oksigen, berikutnya memberikan infus. Sehingga kondisi selama di pesawat tetap sadar dan stabil," ujar Rahman.
Meskipun kolaps, saat itu Adian tidak kehilangan kesadaran. Ia disebut masih bisa melakukan komunikasi meskipun sangat terbatas.
Rahman mengatakan, Adian sangat berterima kasih kepada dokter THT yang memberikannya pertolongan pertama.
Aksi penyelamatan sang dokter diceritakan Adian kepada siapapun yang menjenguknya usai peristiwa tersebut.
"Sehingga di Jakarta dia ingatkan saya, dia ingatkan istrinya, bahwa ada dokter THT yang nolongin dia dalam pesawat Garuda tersebut," ucap Rahman.
Setelah sampai di Palangkaraya, Adian langsung dilarikan ke Rumah Sakit Muhammadiyah yang letaknya tidak jauh dari bandara.
Saat itulah, pihak keluarga baru diberitahu kondisi kesehatan Adian.
Setelah mendapatkan pertolongan di RS Muhammadiyah, Adian direkomendasikan dirawat di Rumah Sakit Doris Silvanus Palangkaraya.
"Jadi didiagnosa di RS Muhammadiyah Palangkaraya mengalami serangan jantung berulang," ujar Rahman.
"Tetapi diagnosa di RS Doris Silvanus agak sedikit berbeda. Disebutkan bahwa ada penurunan tekanan darah yang akut," lanjut dia.
Ketika kondisi Adian mulai membaik, para sahabat kemudian mengurus penerbangan agar anggota Komisi I DPR RI itu bisa dirawat di Jakarta.
Dokter spesialis jantung dari RS Doris Silvanus turut mendampingi Adian dalam penerbangan dari Palangkaraya menuju Jakarta.
"Sekitar jam 16.50 WIB, Bang Adian sudah tiba di (Bandara) Halim, dijemput oleh istri dan kemudian didampingi istri sampai hari ini di RS Siloam," lanjut Rahman.
Kondisi Adian Membaik
Kondisi kesehatan Politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu sendiri dikabarkan semakin membaik setelah kolaps karena serangan jantung dalam penerbangan Jakarta-Palangkaraya, Kamis (19/12/2019) kemarin.
Adian disebut sudah mulai bisa berkomunikasi dengan rekan-rekan yang datang membesuk.
"Sudah berangsur pulih. Sudah bisa berkomunikasi dengan teman-teman yamg datang membesuk. Tapi masih dibatasi oleh tim medis," kata politikus PDI-P Rudianto Tjen saat dikonfirmasi, Jumat (20/12/2019).
Adian sendiri saat ini dirawat di RS Siloam Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Sejumlah kerabat menjenguk Adian. Salah satunya Menteri Kesehatan dr Terawan Agus yang datang pada Kamis malam.
Menteri Terawan terus berkoordinasi dengan tim dokter yang menangani Adian.
"Menkes berkoordinasi dengan tim dokter yang menangani Bang Dian dan memberikan banyak masukan dan saran-saran untuk tim dokter," kata Rudianto.
Risiko Penerbangan Bagi Penderita Jantung
Melansir Hello Sehat, naik pesawat memang memiliki risiko bagi kesehatan, salah satunya adalah penggumpalan darah.
Mereka yang memiliki penyakit jantung juga sangat berisiko mengalami pembekuan darah saat melakukan penerbangan.
Namun, bukan berarti penderita penyakit kardiovaskular tidak bisa naik pesawat.
Secara umum, perjalanan udara tidak menimbulkan risiko besar bagi kebanyakan orang dengan penyakit jantung.
Kondisi darurat medis di udara karena penyakit jantung hanya terjadi sekitar delapan persen saja.
Namun, beberapa orang dengan masalah jantung perlu menghindari naik pesawat terbang, setidaknya untuk sementara.
Lingkungan yang relatif biasanya memiliki tekanan oksigen yang rendah. Inilah yang membuat penderita penyakit jantung sebaiknya menghindari naik pesawat terbang.
Kabin pesawat biasanya memiliki tekanan udara yang setara dengan diberi tekanan yang setara dengan sekitar 8.000 kaki (2438 meter) di atas permukaan laut.
Ketinggian tersebut memang masih menyediakan oksigen yang cukup untuk kebanyakan orang dengan penyakit jantung.
Namun, mereka yang kondisi jantungnya tidak dapat beradaptasi dapat mengalami kesulitan, termasuk dispnea, sakit kepala ringan, atau angina.
Selain itu, penderita gagal jantung lebih rentan mengalami gangguan pernapasan, kecemasan, stres, dekompensasi jantung, dan tromboemboli vena (VTE) selama perjalanan udara.
Penggumpalan darah di kaki (deep vein thrombosis) adalah salah satu risiko naik pesawat yang paling sering dihadapi penumpangnya. Hal ini terjadi karena kita diharuskan untuk duduk lama di kabin yang sempit sampai tiba di tujuan.
Jika dibiarkan terus, penggumpalan darah ini bisa lepas dan berjalan ke paru hingga menyebabkan emboli paru.
Berbagai faktor dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah saat terbang, termasuk dehidrasi, kadar oksigen kabin yang lebih rendah, dan duduk untuk waktu yang lama.
Risiko tersebut jauh lebih tinggi untuk orang yang memiliki penyakit jantung.
Oleh karena itu, merangkum dari Very Well Health, penderita penyakit jantung seharusnya tidak melakukan perjalanan udara jika mengalami kondisi berikut:
Mengalami serangan jantung atau stroke dalam dua minggu terakhir
Melakukan pemasangan ring jantung dalam dua minggu terakhir
Menjalani operasi bypass arteri koroner dalam tiga minggu terakhir (lebih lama jika mereka memiliki komplikasi paru-paru)
Mengalami angina yang tidak stabil, gagal jantung yang tidak terkontrol, atau aritmia yang tidak terkontrol
Memiliki hipertensi yang tidak terkontrol
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Detik-detik Adian Kolaps Akibat Serangan Jantung di Pesawat...", Penulis : Haryanti Puspa Sari
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Kisah Lengkap Adian Napitupulu Saat Kolaps di Pesawat Terbang, Siapa Dokter THT si Penolong Pertama, https://wartakota.tribunnews.com/2019/12/21/kisah-lengkap-adian-napitupulu-saat-kolaps-di-pesawat-terbang-siapa-dokter-tht-si-penolong-pertama?page=all.
