RD Gerardus Duka: Natal Sebagai Perayaan Solidaritas Di antara Tanda-Tanda Zaman

Bagi, RD. Gerardus, pesan persahabatan ini merupakan pesan yang nyata karena kita di Indonesia seringkali kehilangan hubungan persahabatan, konflik antar agama, antar suku, etnis begitu juga konflik dalam kehidupan rumah tangga.

Oleh karena itu, Gereja melihat hal ini sebagai rujukan inspirasi dalam memperingati perayaan natal ini untuk menegaskan kembali bahwa kita mesti meningkatkan, memperjuangkan persahabatan dan itu bukan hanya diperuntukan pada orang Kristiani saja. Melainkan, mesti menghidupi nilai-nilai persahabatan dengan semua agama baik itu Hindu, Bundha, Islam dst.

Lebih lanjut dikatakannya, hubungan persahabatan ini bukan hanya sekedar antar manusia dengan manusia saja atau manusia dengan Tuhan.

Melainkan untuk semua ciptaan Tuhan termasuk lingkungan hidup yang ditempati manusia. Sebagai misal : Sampah-sampah yang dibuang sembarangan, hal ini menunjukan bahwa kita bukan orang beriman yang menegaskan komitmen kita sebagai orang yang bersahabat dengan lingkungan.

Oleh karena itu, pesan natal yang ingin disampaikan kali ini bukan hanya memfokuskan diri hanya sekedar menjalin persahabatan dengan sesama, atau maklukh ciptaan lainnya melainkan juga dengan lingkungan.

Dengan demikian, benang merah yang dapat dipetik dalam perayaan natal tahun ini sebenarnya merupakan peristiwa Allah mengunjungi manusia. Peristiwa kunjungan Allah kepada manusia; pertama-pertama mau menegaskan kepada kita bahwa Allah berinisiatif untuk mengambil 1 bagian manusia dan manusia yang mengalami kunjugan itu bisa hidup secara baru, lebih baik dari hidup yang lama menuju hidup yang baru. (Laporan Reporter Pos-Kupang.Com, Vinsen Huler)