Lihat Teknologi Pompa Barsha, Gubernur Viktor: Ini Sangat Cocok untuk Musim Kemarau
Lihat teknologi pompa barsha, Gubernur Viktor Laiskodat: ini sangat cocok untuk musim kemarau
Penulis: Robert Ropo | Editor: Kanis Jehola
Lihat teknologi pompa barsha, Gubernur Viktor Laiskodat: ini sangat cocok untuk musim kemarau
POS-KUPANG.COM | WAINGAPU - Gubernur Nusa Tenggara Timur ( NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat bersama Wakil Gubernur NTT Josep Adrianus Nae Soi mengunjungi Studio Radio Max FM Waingapu untuk melihat teknologi mesin pompa barsha yang dioperasikan oleh Yayasan Komunitas Radio Max Waingapu di Kampung Kalu, Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur usai Upacara Apel Memperingati HUT NTT ke-61, Jumat (20/12/2019) siang.
• Pemerintah dan DPRD Dukung Pembangunan Kompi Pertahanan di Sumba Barat
Saat mengunjungi Studio Max Fm Waingapu Gubernur Viktor dan Wagub Nae Soi didampingi Sekda Propinsi NTT, Benediktus Polo Maing, Bupati Sumba Timur, Gidion Mbilijora, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTT, Julie Sutrisno Laiskodat, Kepala Bappelitbangda Provinsi NTT, Lucki Koli, Wakil Bupati Nagekeo, dan sejumlah pejabat lainnya mengunjugi mesin pompa barsha yang sedang dioperasikan Yayasan tersebut di DAS Payeti. Kemudian juga meihat lahan di lahan tanaman organik milik petani dibelakang Studio itu yang sedang diairi dengan air yang dipompa dari pompa barsha itu.
Melihat pompa barsha dan mendengar penjelasan dari Project Leader Program Barsha Easy Pay, Adrianus Petrus Lagur dan Direktur Yayasan Komunitas Radio Max Waingapu Heinrich Dengi, Gubernur Viktor sangat mengapresiasi terkait teknologi pompa barsha itu. Pompa barsha itu mengangkat air dari aliran sungai tanpa menggunakan BBM fosil untuk pengolahan lahan di musim kemarau.
• Lihat Deretan Pelatih Persib Maung Bandung Menangani Hariono Selama 11 Musim, Juara Bersama Djanur
Gubernur juga langsung meminta Dinas terkait bersama Sekda Propinsi NTT guna menganggarkan dana untuk pengadaan mesin pompa Barsha untuk dipasang di seluruh wilayah NTT demi kepentingan masyarakat petani.
"Dua orang (Heinrich Dengi dan Adi Lagur) sudah melakukan inovasi yang luar biasa. Tolong atur untuk saya bisa bertemu dengan perusahaan yang memproduksi mesin pompa ini, agar kita menghidupkan petani-petani kita yang ada di sepanjang aliran sungai di NTT," ungkap Viktor.
Menurut Viktor, apa yang dilakukan Yayasan Komunitas Radio Max Fm harus terus dijalankan. Karena itu, walaupun Pemprov NTT akan membeli mesin pompa Barsha dalam jumlah banyak untuk diberikan kepada para kelompok tani, Yayasan Komunitas Radio MaxFm harus tetap menjadi pengendalinya. Karena itu, semua proses pembelian mesin pompa Barsha ini tetap akan dilakukan Pemprov NTT melalui Yayasan Komunitas Radio Max Fm.
Menurutnya mesin pompa Barsha dengan kekuatan mengangkat air setinggi 20 meter vertikal, dengan jangkauan pipa sejauh dua kilo meter dari tempat mesin pompa Barsha diletakkan akan sangat berdampak bagi kehidupan petani dan peternak di NTT, khususnya di musim kemarau.
Karena itu, lahan-lagan pertanian yang berada di bantaran sungai yang selama ini menjadi lahan tidur di musim kemarau, harus segera dimanfaatkan dengan pengadaan mesin pompa Barsha ini nantinya.
Wakil Gubernur NTT Josep Adrianus Nae Soi juga menambahkan ingin melakukan pengadaan pompa barsha itu juga sebagai bentuk memenuhi janji kampanye Viktor dan Nae Soi, bahwa keduanya datang ke-NTT untuk membawa Jala. Dimana untuk membangun jalan, listrik dan air.
Project Leader Program Barsha Easy Pay, Adrianus Petrus Lagur pada kesempatan tersebut menegaskan, mesin pompa Barsha adalah mesin pompa yang sangat ramah lingkungan, karena hanya membutuhkan aliran air sungai dengan luasan minimal satu meter dengan kedalaman 40 cm untuk bisa mengoperasikan mesin pompa Barsha, yang bisa menghasilkan air dengan pipa tegak lurus setinggi 20 meter.
"Mesinnya sangat sederhana dan ramah lingkungan. Karena kita tidak butuh bahan bakar, dan mesinnya bisa beroperasi 24 jam sehari, karena hanya menggunakan tenaga arus air. Jadi Kalau ada sungai dengan air yang mengalir, mesin ini bisa dipasang," urainya.
Mengenai harganya, Adi menuturkan karena saat ini mesinnya dibeli oleh Yayasan harganya sampai dengan siap dipasang di sungai adalah sebesar Rp 65 juta lebih per unitnya. Namun jika dibeli oleh pemerintah, harganya bisa turun 30 hingga 40 persen, karena akan melalui kerja sama antar pemerintah.
"Harganya pasti bisa lebih murah kalau dibeli oleh pemerintah," jelasnya.
Pemanfaatan mesin pompa Barsha ini sendiri, Kata Adi, hanya dikhususkan penggunaannya pada musim kemarau. Karena pada saat musim penghujan, masyarakat bisa menggunakan curah hujan untuk mengolah lahan pertaniannya.