News

Duh Mengapa Pria Ini Tiba-tiba Doyan Makan Daging Mentah Seperti Babi Kecil, Apa yang Merasukinya?

Dia mengalami gangguan jiwa sekembali dari Kalimantan tahun 1990-an, usai kasus kerusuhan Sampit .

Penulis: Eugenius Moa | Editor: Benny Dasman
zoom-inlihat foto Duh Mengapa Pria Ini Tiba-tiba Doyan Makan Daging Mentah Seperti Babi Kecil, Apa yang Merasukinya?
POS-KUPANG.COM/Seminari St. Kamilus-Maumere
Rektor Seminari St.Kamilus, Romo Andi, MI, mengunjungi Yohanes di Baomekot, Kecamatan Hewkoloang, Senin (16/12/2019).

Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Egy Moa

POS KUPANG, COM, MAUMERE - Yohanes, warga Desa Baomekot, Kecamatan Hewokloang, Kabupaten Sikka, Pulau Flores,sudah belasan tahun lebih menjalani hidup dengan kaki dipasung.

Ia menempati sebuah gubuk yang terpisah dengan rumah ibunya Maria Buko.

Dia mengalami gangguan jiwa sekembali dari Kalimantan tahun 1990-an, usai kasus kerusuhan Sampit.

"Yan, sapaan Yohanes mengalami gangguan jiwa sekitar 20-an tahun, dan dipasung belasan tahun karena sering jalan-jalan, teriak-teriak, mengambil barang dan binatang piaraan orang," kisah Rektor Seminari St. Kamilus Maumere, Pater Andi,MI, kepada pos-kupang.com, Rabu (18/12/2019).

Cerita sanak keluarga dan tetangganya, Yan terlibat kasus di Kalimantan. Sepertinya ia mengalami trauma karena kasus berdarah itu. Kebiasaan buruk yang aneh, Yan menangkap binatang seperti ayam, babi kecil, dan lain-lain lalu memakanya mentah-mentah.

Keluarga telah mencari solusi mendatangi berbagai dukun dan pendoa di kampung-kampung, namun tiada hasil.

Sejak dipasung, Yan susah diatur. Dia tidak mau berpakaian dan selalu minta daging mentah.. Makanya pun diberikan dalam plastik, karena dia selalu membuang piring, gelas, dan senduk jika diberikan.

Lebih menyedihkan, kata Pater Andi, Yan memiliki 10 bersaudara, namun mereka kurang memperhatikannya. Sang mama berusia senja dan seorang keponakannya menjadi sandaran Yan.

"Kecamasan mamanya, siapa yg akan merawat Yan jika dia tak ada lagi. Usianya 83 tahun dan tidak muda lagi. Mama ini berdoa dan berusaha supaya anaknya lekas pulih atau paling kurang dilepaskan dari pasungnya," kisah Pater Andi.

Laporan Puskesmas sampai kepada Seminari St. Kamilus mengharapkan Yan segera mendapat pertolongan. Sebab dua pasien mereka yang terdahulu yang telah dibuatkan rumah bebas pasung sambii berobat dan mengalami pemulihan yang sangat baik.

"Ketika kami mengunjunginya, kami mendapati Yan dipasung dan mamanya sangat tua. Mamanya menangis ketika ditawarkan bantuan rumah bebas pasung. Dia berharap agar anaknya lekas bebas dan pulih," ucap Pater Andi.

Pater Andi memastikan, mendirikan rumah bebas pasung untuk Yan. Kelak rumah ini menjadi rumah ke-33 yang dibangun untuk Seminari St. Kamilus bagi pasien ODGJ di Maumere.

"Kami berusaha membangun rumah ini secepatnya, agar menjadi hadiah Natal terindah bagi Yan dan mamanya kelak," pungkas Pater Andi. *

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved