BI Gelar Pertemuan Tahunan, Import NTT Masih Tinggi

Perekonomian NTT sepanjang 2019 tumbuh relatif stabil. Konsumsi rumah tangga tumbuh stabil didukung oleh terkendalinya inflasi sepanjang tahun 2019.

Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Yeni Rachmawati
KPw BI NTT gelar Pertemuan Tahunan BI di Ruang Nembrala KPw BI NTT, Selasa (17/12/2019). 

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Perekonomian NTT sepanjang 2019 tumbuh relatif stabil. Konsumsi rumah tangga tumbuh stabil didukung oleh terkendalinya inflasi sepanjang tahun 2019.

Demikian pula kinerja investasi terus terjaga, didorong oleh pembangunan infrastruktur pemerintah serta investasi swast, terutama di bidang kelistrikan, perkebunan dan pariwisata.

"Namun demikian satu hal yang perlu kita waspadai adalah masih tingginya impor antardaerah sebagai cerminan besarnya ketergantungan wilayah kita terhadap provinsi lain, sehingga berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi NTT," kata Kepala Kantor Perwakilan BI NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja, pada acara Pertemuan Tahunan BI NTT, di Ruang Nembrala Lantai 3 KPw BI NTT, Selasa (16/12/2019).

Pemda Nagekeo Lakukan Konsultasi di Kemenpan RB Soal Perampingan Eselon III dan IV

Ia menyebutkan import NTT senilai Rp 32 triliun. Jadi banyak kebutuhan pokok yang diimport dari daerah lain seperti ayam ras, telur dari Surabaya, beras dari Sulawesi Selatan.

Karena produksi di NTT masih dibawah konsumsi NTT. Apalagi jumlah penduduk NTT yang tergolong banyak, maka kebutuhannya cukup besar. Namun bisa ditopang dari pertanian dan pariwisata.

Dari sisi lapangan usaha, lanjutnya sektor pertanian, konstruksi, perdagangan serta
administrasi pemerintahan, masih menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi NTT.

Sementara itu, sektor pariwisata yang tercermin dari penyediaan akomodasi dan makan minum terus menunjukkan kinerja positif.

Pimpinan Pos Kupang Kunjungi Korem 161 Wirasakti Kupang

Ia mengatakan stabilitas perekonomian dan momentum pertumbuhan tetap berlanjut sampai akhir tahun. Pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT pada tahun 2019 diprakirakan pada kisaran 5,0% sampai dengan 5,4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2018 sebesar 5,13% (yoy). BI menargetkan di tahun depan pertumbuhan ekonomi NTT pada 2020 5,4 sampai 5,85 persen untuk tahun depan.

Sedangkan pemerintah daerah menargetkan 6 persen. "Yang terpenting dari pertumbuhan itu adalah pertama mengoptimalisasi APBD. Kemudian menarik investor untuk berinvestasi secara produktif," tuturnya.

Ia menyebutkan pada November investasi baru mencapai Rp 4,6 triliun. Dengan adanya penyederhaan regulasi nantinya investasi bisa melebih Rp 20 triliun akan menopang ekonomi NTT.

Dijelaskan lebih lanjut, dari sisi perkembangan harga, inflasi Provinsi NTT sepanjang tahun 2019 tetap terjaga. Hingga November, inflasi tercatat lebih rendah dibandingkan nasional. Secara kumulatif, inflasi NTT masih rendah, sehingga inflasi pada akhir tahun 2019.

"Kami prakirakan pada kisaran 2% di bawah kisaran sasaran inflasi nasional 3,5±1%. Untuk itu, kembali kami mengapresiasi seluruh upaya yang telah kita lakukan bersama di Tim Pengendalian Inflasi Daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota serta upaya keras Satgas Pangan, di bawah koordinasi POLDA NTT yang terus bekerja sama dan berkoordinasi erat sepanjang tahun 2019 ini. Dalam mengimplementasikan Roadmap Pengendalian Inflasi TPID Provinsi NTT | dengan tagline "4K" yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif. Sinergi yang telah terjalin dengan baik tersebut mendapatkan apresiasi dari Tim
Pengendalian Inflasi Pusat antara lain TPID Provinsi NTT sebagai juara kedua TPID
Provinsi berkinerja terbaik, TPID Kota Kupang sebagai nominasi TPID kabupaten/kota berkinerja terbaik dan TPID Sumba Timur sebagai nominasi TPID Kabupaten/Kota berprestasi | untuk wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua," katanya disambut aplaus para undangan.

Kata Nyoman, dari sisi stabilitas sistem keuangan, kinerja sistem keuangan secara umum tetap stabil sejalan dengan kestabilan perekonomian daerah. Penghimpunan dana pihak ketiga di perbankan sampai triwulan III 2019| tumbuh 7,84% (yoy), didukung peningkatan tabungan masyarakat dan giro pemerintah.
Penyaluran kredit perbankan sampai triwulan III 2019, tumbuh sebesar 11,98% (yoy) didukung oleh kualitas penyaluran kredit, yang tercermin dari rendahnya rasio kredit bermasalah sebesar 2,41%.

Pencapaian pangsa kredit UMKM di NTT telah mencapai 35,42% dan melampaui target penyaluran kredit UMKM secara nasional yakni 20% dan mampu menjaga kualitas kredit pada batas aman.

Nyoman menyampaikan di bidang sistem pembayaran BI akan terus memperkuat kelancaran keamanan dan efisiensi dari berbagai transaksi ekonomi dan keuangan.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved