Berita Cerpen

Cerpen Jhoni Lae: Sepasang Lilin Untuk Masa Lalu

Cerpen Jhoni Lae: Sepasang Lilin Untuk Masa Lalu.DIAS mengkerutkan dahi sambil menggeleng kepala tanda tidak percaya.

pos kupang
Sepasang Lilin Untuk Masa Lalu 

POS-KUPANG.COM|KUPANG - DIAS mengkerutkan dahi sambil menggeleng kepala tanda tidak percaya. Masa waktu antara seperti itu bisa membuatnya kembali berselancar pada kenangan yang sebenarnya sudah dia lupakan. Kenangan yang kalau dia ingat kembali, pasti air matanya akan berguguran seperti hujan pertama di bulan November.

Siang itu dia menyusun jadwal kegiatannya di kepala. Dia akan membesuk Diana di rumah sakit. Itu salah satu agenda kegiatannya hari itu. Diana itu teman sebangkunya di kelas.

Dia sekarang sedang menjalani pemulihan usai melakukan operasi usus buntu. Karena itu biar bagiamanapun dia harus menyisihkan waktunya untuk membesuk teman sebangkunya itu.

Tamu Kita: Letkol Inf Mochamad Fuad Suparlin, Lebih Asyik Bicara Pertanian

Namun di dalam kepalanya ada perkelahian. Sepasang pengalaman kembali hadir di kepalanya. Satu tentang peristiwa duka yang dia alami di rumah sakit setelah menerima berita dari dokter kalau ibunya meninggal bersama bayi perempuan di dalam kandungannya, satu lagi tentang kepergian Renggi kekasih hatinya yang meninggal di rumah sakit setelah mengalami kecelakan.

Dia terperangkap dengan duka yang pernah dia alami di rumah sakit. Dia juga terperangkap dengan situasi dan janji yang pernah dia ikrarkan di depan rumah sakit,

"Untuk Kau yang mencipta, di hadapan-Mu aku berjanji untuk tidak akan menjejakan kakiku lagi di tempat ini. Meski nantinya aku sekarat, aku hanya ingin pergi di tempat lain dan bukan di tempat ini." Lalu dia menangis.

Hatinya kacau. Masa waktu sesingkat itu bisa membikin dia kembali ke masa lalu. Lalu membikin dia kembali meneteskan air mata. Dia sungguh tidak percaya. Selama ini dari tempat ke tempat, dari satu Psikiater ke Psikiater yang lain dia telah berusaha untuk berdamai dengan masa lalunya. Ada banyak latihan yang sudah dia buat. Mulai dari yang sederhana sampai latihan yang sulit, yang kalau dipikirkan kembali tentu membuatnya menyesal telah melakukan latihan itu. Tapi, ya itulah caranya dia berdamai dengan masa lalunya. Itulah caranya supaya dia bisa menerima masa lalunya sebagai saat yang pernah dia alami.

Heboh! Pramugari Ini Layani Penumpang Berhubungan Intim di Pesawat Tarifnya Fantastis Tembus 32 Juta

Dia semakin kalut. Hatinya semakin berkecamuk dengan dilema. Sedang Diana semakin memohon. Dia mengharapkan kehadirannya di sampingnya. Alasannya, mereka berdua adalah sahabat yang sangat akrab. Tidak ada yang lebih akrab di kelas selain mereka berdua, Dia dan Diana. Bahkan ketika dia dan pacarnya mengalami kecelakan, Diana orang pertama yang membantu dia membawa Renggi yang mengalami luka parah ke rumah sakit. Dan Diana orang pertama yang menenangkan dia setelah tahu kalau Renggi telah meninggal.

Mungkin untuk alasan-alasan inilah dia terperangkap dengan situasi batinnya yang tak karuan, antara pergi membesuk Diana dan tidak. Tentu jelas akibatnya. Pergi berarti dia akan menemui puing-puing masa lalunya yang pernah dia buang di sana.

Tidak pergi berarti dia memilih menjadi sahabat yang tidak setia. Sahabat yang di saat sahabatnya bersedih, dia malah ketawa sejadinya.

Sementara dia bingung dengan apa yang harus dia lakukan, dia mengingat satu ritual yang biasa dia lihat di kampungnya. Ritual berdamai dengan masa lalu. Memang dia tidak tahu secara pesti ritual itu tetapi dia pikir itu satu cara yang pasti dan satu-satunya cara baginya supaya dia bisa membesuk Diana sahabatnya.

Seperti ini ritualnya: di kampung halamannya kalau ada keluarga yang saling bertikai dan pernah berucap sumpah untuk tidak saling mengenal maka kalau ingin membatalkan sumpah itu haruslah dengan cara memotong seekor ayam merah lalu mengucapkan mantra yang hanya diketahui oleh bapak-bapak yang sudah tua itu.

Bapak-bapak itu selalu memamah sirih dan pinang di mulutnya sehingga membikin merah seperti darah. Lalu dengan perantaraan bapak itu, kedua belah pihak akan dipertemukan dan didamaikan. Sumpah yang pernah dilakukan seketika hilang.

Unggah Foto di Kolam Renang Kaki Nia Ramadhani Disorot Dibilang Mirip Ini, Ini Fotonya!

Lalu orang-orang di sekitar akan mengucapkan selamat sebab beban besar di dalam hati telah dibuang bersama darah ayam merah dan bersama mantra yang diucapkan oleh bapak-bapak itu. Kalau yang bertikai itu orang berada maka mereka akan merayakan perdamaian itu dengan berpesta semalam suntuk. Kalau mau dipikirkan secara serius, memang ritual itu tidak lagi relevan dengan kehidupan sekarang. Yang mana banyak orang telah dileburkan ke dalam hidup yang serba ingat diri. Mungkin untuk sebuah alasan ritual itu masih dipertahankan sampai saat ini di kampungnya. Perihal menjaga ritual, itu mungkin.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved