Kasus Pembunuhan di Sikka
Sebelum Gabriel Sina Dibunuh Sempat Adu Mulut dengan Keponakan di Kebun Polosono Sikka
Sebelum Gabriel Sina atau Abel dibunuh sempat Adu mulut dengan keponakan di Kebun Polosono Sikka
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Kanis Jehola
Sebelum Gabriel Sina atau Abel dibunuh sempat Adu mulut dengan keponakan di Kebun Polosono Sikka
POS-KUPANG.COM | MAUMERE - Kepala Kepolisian Resort Sikka, AKBP Rickson Situmorang, S,IK, menjelaskan kematian Gabriel Sina (63) akrab disapa Abel Mo'a, dibunuh oleh EJ (35) di Kebun Polosono, Desa Kolisia A, Kecamatan Magepanda, Sikka, Sabtu (7/12/2019) pagi.
Rickson Situmorang, menjelaskan awalnya EJ membakar rumput di kebun miliknya. Saat itu, Gabriel Sina datang ke kebun lewat bawah kemudian marah-marah kepada terlapor.
• Kakek 72 Tahun Dibekuk Polisi Setelah Dipergoki Cucu Memperkosa Nenek 87 Tahun
"Kau bikin apa disini? Terlapor menjawab, "Saya bersih-bersih kebun," kata Rickson Situmorang menirukan dialog pelaku dan korban.
Selanjutnya, kata Rickson Situmorang, korban langsung mengayunkan parang ke arah wajah terlapor mengalami luka robek.
Karena erdesak, EJ melakukan perlawanan. Pelaku menebas leher korban sebanyak tiga kali dan kepala korban sebanyak dua kali selain dua kali di bagian punggung korban.
• Bupati Kamelus Putar Kran Air Minum di Bangka Kenda, Bukti Pemerintah Serius Urus Masyarakat
Setelah menghabisi korban, EJ langsung menuju ke Pos Polisi Ndete untuk mengamankan diri.
Tim identifikasi Polres Sikka turun ke lokasi melakukan olah tempat kejadian perkara dan membawa korban ke RSUD dr.TC.Hillers Maumere.
Klaim batas lahan yang tak terselesaikan di Polosono, Desa Kolisia A, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, Pulau Flores membawa korban nyawa.
Gabriel Sina yang akrab disapa Abel Mo'a (63), meregang nyawa di kebunya, Sabtu (7/12/2019) pagi diduga dihabisi oleh EJ (35) yang bertatus keponakan.
Putra korban, Roby Mo'a menuturkan batas lahan yang kini digarap ayahnya di Polosono diduga digeser belasan meter oleh EJ. Kejadian ini berlangsung sejak tahun 2018.
"Mereka geser dan cangkul jadi kebun sayur. Saya duga batas lahan digeser ini menjadi sumber masalah sampai bapa dibunuh oleh EJ," kata Roby kepada pos-kupang.com, di RSUD Maumere.
Roby mengaku tidak punya firasat buruk, ayahnya akan dibunuh oleh EJ. Selama hidup, kata Roby, ayahnya tidak memiliki musuh. Ia juga tak menceritakan apapun kepadanya.
Hari Sabtu pagi, kata Roby, dia dan istrinya mencangkul petak sawah dijadikan kebun sayur. Pada saat bersamaan, ayahnya dan ibu tirinya Edita Keron juga ke kebun memetik kacang panjang dijual ke pasar.
Menurut Roby, ibu tirinya tidak menyadari ketika dia sedang mengikat kacang panjang, suaminya dibantai. Ia mengaku tidak mendengar suara ribut.