Romo Vikep Bajawa Tutup Kegiatan Pesparani di Ngada Diawali dengan Pantun, Simak Liputannya
"Maksud hati memeluk gunung, apa daya gunung tidak ada. Maksud hati tambah sehari apa daya kita sampai di sini saja," ujar Rd Yos disambut tepuk tanga
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Ferry Ndoen
Kalian menjadi orang-orang sukses karena telah berani memulai yang pertama. Tahap berikutnya akan lebih baik sangat bergantung pada awal yang baik.
"Orang sukses adalah mereka yang
kelebihan cara, ada banyak cara untuk melipatkan gandakan dan memaksimalkan yang sedikit.
Sedangkan orang gagal adalah orang yang kelebihan alasan. Banyak alasan membuat orang tidak berani memulai. Banyak alasan menyebabkan orang tidak mau terlibat," tegas Rd. Yos.
Ia menyampaikan terimakasih berlimpah kepada Pemda Ngada atas kolaborasi dan kerja sama demi terselenggaranya pesta paduan suara ini.
"Saya berkeyakinan bahwa. Pesparani adalah kado indah yang diberikan bangsa ini. Pemerintah bagi umat Katolik berkontribusi bagi pembangun bangsa dan membuat Gereja lebih hidup dan nyanyian liturgi yang lebih bermutu.
Kami sangat bahagia bila Pesparani ini diadakan tiap tahun acara tetap sebagaimana dikatakan pa Bupati pada acara pembukaan," ujar Rd. Yos.
Ia melanjutkan terlepas
dari nilai-nilai yang bermakna
Pesparani bisa menjadi media yang menjawab aspirasi umat berupa perlunya perlombaan- perlombaan. Karena Gereja siap kerja sama. .
"Pesta Rohani ini akan selesai kita akan kembali ke paroki kita masing-masing. Pasti pertanyaan pertama dari umat Juara tidak? Jangan
juara kami semua menang.Saya titipkan pesan ini," ujarnya.
"Kepada peserta kategori dewasa. semalam alunan suaramu telah menghipnotis kami. Belum terhitung riasan dan busana yang oke. Kembali tetap jadi "penggerak" nyanyian liturgi di paroki, stasi dan KUB- KUB. Bantulah umat supaya bisa menyanyi dengan baik dan benar," sambung Rd. Yos.