News
Tragis, Pergi Mencari Ikan di Laut untuk Anak-Istri, Paulus Banamtuan Pulang Rumah Sudah Jadi Mayat
Paulus tiba-tiba terjatuh ke laut dan tenggelam. Alimatias Oetpah yang melihat kejadian sempat berusaha menolong. Korban berhasil diangkat namun tewas
Penulis: Dion Kota | Editor: Benny Dasman
Dari hasil visum, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan fisik pada tubuh korban. Kuat dugaan korban meninggal murni akibat tenggelam.
"Tadi sudah divisum dokter dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan fisik pada tubuh korban," ungkap Don.
Pihak keluarga yang ikut menyaksikan proses visum lanjut Don, menerima kematian korban sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan otopsi.
" Istri korban, Agustina Aoetpah ikut menyaksikan proses visum. Istri korban sudah menerima kematian sang suami sebagai ajalnya dan menokak dilakukan otopsi dengan membuat surat pernyataan penolakan untuk dilakukan Autopsi dan menerima kejadian tersebut sebagai sebuah musibah," jelasnya.
Untuk diketahui, Paulus Banamtuan (64) warga Desa Kolbano, Kecamatan Kolbano, Rabu (4/12/2019) siang tenggelam di laut Kolbano saat hendak mencari ikan. Korban yang mencari ikan dengan menggunakan sampan, tiba-tiba terjatuh ke dalam air hingga akhirnya tenggelam.
Alimatias Oetpah, warga pantai Kolbano yang melihat kejadian tersebut, sempat berusaha menolong korba dengan mengeluarkan korban dari dalam air. Sayang, saat dikeluarkan dari dalam air, korban sudah tidak bernyawa. (Laporan Reporter Pos Kupang. Com, Dion Kota )
Sebelum Tewas Tenggelam, Paulus Diketahui Sempat Mengkonsumsi Minuman Keras
POS-KUPANG. COM|SOE -- Paulus Banamtuan (64) warga Desa Kolbano, Kecamatan Kolbano yang tewas tenggelam di laut Kolbano, Rabu (4/12/2019) diketahui tenggelam dalam keadaan mabok. Sebelum naik ke atas perahu anaknya, korban diketahui mengkomsumsi minuman laru (minuman keras lokal).
Hal ini diungkapkan Kepala Desa Kolbano, Marci Taopan kepada pos kupang.com melalui sambungan telepon. Marcu menceritakan, berdasarkan pengakuan warga Kolbano, sebelum korban pergi ke pantai Kolbano, korban masih sempat mengkomsumsi minuman keras lokal jenis laru. Korban diketahui mengkonsumsi lari dalam jumlah yang cukup banyak.
"Kakak, korban dalam keadaan mabok sebelum naik ke atas sampan anaknya," ungkap Marci.
Setelah korban mendayung perahunya beberapa meter dari pinggir pantai, tiba-tiba datang ombak yang cukup besar. Diduga kuat, karena korban dalam keadaan mabok, korban tak kuat memegang perahunya sehingga terjatuh dari sampannya.
Padahal menurut Marci, korban diketahui selama ini memang sudah biasa turun melaut. Namun, diduga karena dalam keadaan mabok, korban akhirnya tenggelam.
"Korban ini sudah biasa melaut kakk. Cuma mungkin pengaruh mabok itu makanya dia tenggelam," ujarnya.
Dari pengakuan warga yang menolong korban lanjut Marci, diketahui jika dari mulut korban tercium aroma laru yang kuat.
Korban sempat diperiksa pertolongan dengan cara membalikan tubuh korban guna mengeluarkan air, namun sayang, nyawa korban tak terselamatkan.
"Dari dia (korban) punya mulut tercium aroma laru kakak. Saya curiga pengaruh mabok itu makanya dia tenggelam," duga Marci.