Anggota Polres Manggarai dan Calon Istrinya Dikeroyok 4 Warga Leda

Seorang Anggota Polres Manggarai dan calon istri Dikeroyok 4 warga Kelurahan Bangka Leda

Penulis: Aris Ninu | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Aris Ninu
Kapolres Manggarai, AKBP Mas Anton Widyodigdo, S.H, SIK 

Seorang Anggota Polres Manggarai dan calon istri Dikeroyok 4 warga Kelurahan Bangka Leda

POS-KUPANG.COM | RUTENG - Tim Jatanras Polres Manggarai berhasil mengungkap kasus pengeroyokan atas Briptu Jebri Meni, anggota Polres Manggarai dan calon istrinya, Ladiana Chai Danggut.

Jebri dan calonnya dikeroyok, Kamis (28/11/2019) sore di depan Susteran Leda, Kelurahan Bangka Leda, Kecamatan Langke Rembong, Manggarai.

Penetapan APBD 2020, Sumba Timur Tepat Waktu

Kapolres Manggarai, AKBP Mas Anton Widyodigdo, S.H, SIK melalui Kasat Reskrim, AKP Satria Wira Yudha membenarkan adanya kasus tersebut.

Data yang diperoleh POS-KUPANG.COM menjelaskan, Minggu (1/12/2019) pagi, KA SPKT bersama Unit Jatanras, Piket Lantas dan Babin Bangka Leda berhasil mengamankan para pelaku pengeroyokan di Leda, Kelurahan Bangka Leda, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai.

Para pelaku penggeroyokan yakni AJ, SR, AD dan YS. Keempat pelaku adalah warga Leda, Kelurahan Bangka Leda, Kecamatan Langke Rembong.

Siswa Ikut Kegiatan Pramuka, Ini Kata Kepala SMPN 1 Aesesa, Viktor Tegu

Kejadian pengeroyokkan atas Jebri, pada hari Kamis tanggal 28 November 2019 sekitar jam 17.30 Wita para pelaku mencegat kedua korban kemudian langsung memukul dengan menggunakan kepalan tangan dan menendang kedua korban dengan menggunakan kaki.

Akibatnya kedua korban mengalami memar pada bagian wajah, punggung dan tangan.

Atas kejadian tersebut korban melaporkan kejadian ke unit Jatanras.Berdasarkan laporan tersebut unit Jatanras Polres Manggarai bersama KA SPKT dan piket Lantas dan Babin Bangka Leda langsung ke TKP dan mengamankan satu orang pelaku AJ.

Sedangkan 3 pelaku lainnya sempat melarikan diri namun berhasil dibawa ke polres Manggarai. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu)

Usai Dikeroyok dan Dirampok, Dosen Muda di Kupang Dalam Kondisi Babak Belur Lapor Polisi

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Seorang dosen muda di Kota Kupang berinisial RR (31), menjadi korban pengeroyokan hingga babak belur, Kamis (28/11/2019) malam

Tidak hanya itu, usai mengeroyok korban, para pelaku yang berjumlah 4 orang juga merampas tas dan handphone merek Vivo serta helm milik korban.

Korban yang merupakan warga Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang ini dikeroyok tepat di pangkalan ojek di Bundaran Penghijauan Penfui, Kota Kupang pada Kamis malam sekitar pukul 23.00 Wita.

 BREAKING NEWS: Dosen Muda di Kupang Dikeroyok Babak Belur, Tas dan HP Dirampas Pelaku

 Rencana Penutupan Pulau Komodo dan Biaya Masuk Rp 14 Juta, Ini Penjelasan Menteri Pariwisata

Atas kejadian tersebut, dosen di salah satu universitas negeri di Kota Kupang ini melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Kupang Kota.

"Saya sudah buat laporan polisi dan sudah divisum. Tadi malam saya juga sudah diambil keterangan oleh polisi," kata korban saat dihubungi POS-KUPANG.COM pada Jumat (29/11/2019) pagi.

Pihaknya berharap polisi dapat bergerak cepat untuk mengungkap dan menangkap para pelaku.

Dijelaskannya, ia dianiaya hingga mengalami sejumlah luka lebam di wajah, luka robek di telinga dan sakit pada tubuhnya.

 Lihat Detik Detik Persib Maung Bandung Ditekuk Bali United, Ini Hasil dan Jalannya Pertandingan Info

Kronologis kejadian, kata dia, saat ia hendak pulang dari rekannya di wilayah Tofa, Kota Kupang menggunakan sepeda motornya.

Saat itu, seorang pelaku yang menggunakan motor jenis trail mengendarai kendaraannya dengan ugal-ugalan.

"Saya sudah lihat dia bawa motor ugal-ugalan dan membahayakan pengendara motor lainnya," katanya.

Lebih lanjut, saat tiba di Bundaran Penghijauan, korban hampir ditabrak oleh pelaku menggunakan motornya.

Korban pun menegur pelaku, namun dibalas dengan ancaman oleh pelaku.

"Kakak diam sa (saja) nanti beta (saya) bunuh kakak," katanya mengulangi perkataan pelaku.

Selanjutnya, keduanya memarkirkan motornya di TKP dan terjadi adu mulut.

 Serdadu Tridatu Bali United Kandaskan Ambisi Persib Maung Bandung 3-2, Lihat Cuplikan Golnya

Tidak lama berselang, pelaku yang melihat tiga rekannya kebetulan melintas langsung memukul korban.

Melihat pelaku yang belum diketahui identitasnya ini memukul korban, 3 rekan pelaku pun melakukan pengeroyokan.

 Sidang Lanjutan NTT Fair, Mantan Gubernur NTT Lebu Raya Ingatkan Penyelesaian Proyek dalam Rapat

"Kami sempat adu mulut, karena dia lihat temannya datang, dia merasa kuat lalu pukul saya di kepala," katanya.

"Setelah itu, mereka pukul saya hingga saya terjatuh. Saya usaha untuk membela diri tapi kalah jumlah," jelasnya.

Tidak hanya melakukan penganiayaan, para pelaku juga merampas tas milik korban yang berisi satu unit handphone dan dokumen pribadi serta helm korban.

Aksi penganiayaan tersebut pun menarik perhatian banyak sekitar dan langsung menghampiri korban.

Melihat hal tersebut, para pelaku kabur dan membawa lari sejumlah barang korban.

Korban berusaha menyelamatkan diri dan hendak melaporkan kejadian tersebut ke Pos Polisi yang tepat di samping Bundaran Penghijauan.

Namun Pos Polisi tersebut kosong, tak ada penjagaan dari satu pun anggota kepolisian.

"Saya langsung, ke teman saya dan kami ke Mapolres Kupang Kota untuk melapor," katanya.

Diakuinya, 4 pemuda yang melakukan pengeroyokan terhadap dirinya tengah mabuk miras.

Korban penganiayaan saat berada di SPKT Polres Kupang Kota, Jumat (29/11/2019) dinihari.
Area lampiran
Korban penganiayaan saat berada di SPKT Polres Kupang Kota, Jumat (29/11/2019) dinihari. Area lampiran (Pos Kupang.com/Gecio Viana)

* Polisi Dikeroyok di Wonogiri

Kondisi Kasatreskrim Wonogiri, AKP Aditya Mulya Ramdhani, masih belum membaik.

Korban mengalami luka di bagian kepala setelah dikeroyok massa anggota perguruan silat yang sedang terlibat tawuran. Saat itu, AKP Aditya bermaksud melerai massa.

Sementara itu, polisi telah mengantongi empat nama pelaku pengeroyokan AKP Aditya. Saat ini, polisi tengah memburu para pelaku tersebut.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Pelaku kantongi identitas pelaku pengeroyokan

Ketua Umum PSHT Terate, Murdjoko Hadiwijoyo (kiri) dan Ketua Umum Persaudaraan Sehati Winongo Tunas Muda, H.R Agus Wiyono (kanan) dan Kapolres Wonogiri, AKBP Uri Nartanti Istiwidayati (tengah) memberikan pernyataan kepada wartawan usai menggelar pertemuan bersama Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko A Daniel di Mapolresta Solo, Kamis ( 9/5/2019) sore.

Ketua Umum PSHT Terate, Murdjoko Hadiwijoyo (kiri) dan Ketua Umum Persaudaraan Sehati Winongo Tunas Muda, H.R Agus Wiyono (kanan) dan Kapolres Wonogiri, AKBP Uri Nartanti Istiwidayati (tengah) memberikan pernyataan kepada wartawan usai menggelar pertemuan bersama Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko A Daniel di Mapolresta Solo, Kamis ( 9/5/2019) sore. (Kontributor Solo, Muhlis Al Alawi)

Tim Satuan Reserse dan Kriminal Polres Wonogiri mengidentifikasi empat terduga pelaku pengeroyokan Kasatreskrim Polres Wonogiri AKP Aditya.

Empat terduga pelaku pengeroyok Aditya teridentifikasi setelah penyidik memeriksa sepuluh saksi dan barang bukti berupa video yang beredar di media sosial.

"Para pelaku teridentifikasi dari ciri-ciri yang disebutkan para saksi. Sejauh ini, sudah sepuluh saksi yang diperiksa. Dan kami sudah bisa mengidentifikasi empat orang dari ciri-ciri yang disebutkan saksi," kata Kasatreskrim Polres Wonogiri AKP Purbo Ajar Waskito.

2. Polisi duga korban sempat cekcok dengan para pelaku

Ilustrasi perkelahian

Ilustrasi perkelahian

AKP Purbo mengatakan, polisi terus memburu keberadaan empat pria yang teridentifikasi sebagai pelaku pengeroyokan Aditya.

Sebelum dikeroyok, lanjut dia, korban sempat bertugas menghalau massa dari arah timur untuk pulang.

Tak lama kemudian terjadi cekcok korban dengan massa hingga berakhir dengan pengeroyokan.

"Belum ada saksi yang melihat dan mendengar Pak Adit menyebut dirinya polisi saat dikeroyok massa. Hanya saja, saat itu posisi korban bertugas untuk menghalau massa dari arah timur agar pulang. Kemudian terjadi cekcok dengan massa karena saksi tidak melihat lagi karena banyaknya massa," ungkap dia.

3. Saksi: Korban dipukul dengan kayu dan potongan bambu

Pengeroyokan.

Pengeroyokan.(Tribunnews.com)
Beberapa saksi yang diperiksa polisi menyebutkan, Aditya Mulya Ramdhani tidak hanya dianiaya dengan tangan kosong oleh massa.
Hasil pemeriksaan saksi menyebutkan, Aditya juga dipukul menggunakan kayu dan potongan kayu.

Akibat pengeroyokan itu, mantan Kapolsek Pasar Kliwon Polresta Solo ini mengalami pendarahan otak dan koma sampai sekarang.

"Keterangan para saksi, korban (mantan Kasat Reskrim) Aditya dikeroyok dan dianiaya beberapa orang. Bahkan, selain dianiaya dengan tangan kosong, korban juga dipukul menggunakan potongan bambu hingga potongan kayu," kata Kasat Reskrim Polres Wonogiri AKP Purbo Ajar Waskito menggantikan AKP Aditya Mulya Ramdhani, saat dihubungi Kompas.com, Rabu ( 15/5/2019).

Sementara itu, dari hasil olah tempat kejadian perkara, polisi mengamankan tiga buah potongan bambu, tiga potongan kayu, pecahan ember hingga mengamankan satu buah kursi.

Kursi itu dipakai warga untuk mendudukan korban usai dianiaya sekelompok masa pesilat.

4. Sebanyak lima rumah rusak dan 4 warga luka-luka 

Inilah kondisi salah satu rumah warga Ngadirojo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri yang rusak akibatdi amuk massa dua kubu pesilat yang bentrok dua pekan lalu.
Inilah kondisi salah satu rumah warga Ngadirojo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri yang rusak akibatdi amuk massa dua kubu pesilat yang bentrok dua pekan lalu. (KOMPAS.com/Dokumentasi Polsek Ngadirojo )

Sebanyak lima rumah milik warga Ngadirojo, Wonogiri, Jawa Tengah, dilaporkan rusak dan 4 warga mengalami luka-luka lecet pasca-bentrok dua kelompok pendekar dari perguruan pencak silat, yakni PSH Terate dan PSH Winongo, pecah di Kabupaten Wonogiri.

Kapolsek Ngadirojo AKP Subroto yang dihubungi Kompas.com, Jumat (10/5/2019) siang membenarkan peristiwa itu.

"Kerusakan rumah hanya ringan saja seperti kaca jendela pecah dan genteng pecah. Rata-rata seperti itu," kata Subroto.

Menurut Subroto, rumah warga rusak akibat terkena lemparan batu dari massa yang bentrok Rabu (8/5/2019) malam itu.

 5. Keluarga berencana bawa AKP Aditya ke Singapura

 Kakak kandung Kasatreskrim Polres Wonogiri, Aditya, Yudha Mulya Angga Sasmita (kiri)  memberikan penjelasan tentang kondisi Aditya kepada wartawan di RS dr. Oen Solo Baru, Sukoharjo, Senin (13/5/2019).

Kakak kandung Kasatreskrim Polres Wonogiri, Aditya, Yudha Mulya Angga Sasmita (kiri) memberikan penjelasan tentang kondisi Aditya kepada wartawan di RS dr. Oen Solo Baru, Sukoharjo, Senin (13/5/2019). (KOMPAS.com/MUHLIS AL ALAWI )

Hingga Senin (13/5/2019), mantan Kapolsek Pasar Kliwon Polresta Solo itu masih koma dan dirawat di ruang ICU Rumah Sakit Dr Oen Solo Baru, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah.

"Setelah berkoordinasi dengan tim kesehatan di sini, kondisinya tidak memungkinkan untuk kami pindah ke sana (Singapura)," kata kakak kandung Aditya, Yudha Mulya Angga Sasmita, saat ditemui Kompas.com di RS Dr Oen Solo Baru, Sukoharjo, Senin (13/5/2019).

Menurut Yudha, keluarga berencana membawa Aditya berobat ke Singapura. Namun, kondisi Aditya yang masih koma sampai saat ini menjadikan keluarga mengurungkan niat tersebut.

(KOMPAS.com/Muhlis Al Alawi)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved