Perilaku Warga Kota Maumere Sampah Plastik Problem Serius, Pintu Truk Sampah Diikat Tali Nilon

Perilaku warga Kota Maumere sampah plastik problem serius, pintu truk sampah diikat Tali Nilon

Penulis: Eugenius Moa | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/EGINIUS MO’A
Tumpukan sampah plastik dibawa banjir setelah hujan, Rabu (27/11/2019) di utara cross way Kali Mati, Kota Maumere, Pulau Flores. 

Perilaku warga Kota Maumere sampah plastik problem serius, pintu truk sampah diikat Tali Nilon

POS-KUPANG.COM | MAUMERE - Sampah plastik  menjadi problem  serius   warga Kota  Maumere di  Pulau  Flores. Intervensi dan  motivasi  yang  dilakukan pemerintah dan berbagai   stakeholder  belum memunuculkan   kesadaran  warga  perkotaan.

“Bukan  hanya  masyarakat, aparatur  pemerintah  juga  hampir sama.  Pegawai   atau pejabat  pakai mobil dinas,  buang sampah (plastik)  lewat jendela mobil.  Ini  persoalan pada perilaku  kita,”  kata Asisten  Ekonomi dan Pembangunan Setda  Sikka, Fred  Djen,  membuka rapat  Dewan  Evaluasi  Kota (DEK) Kabupaten  Sikka, Kamis (28/11/2019)   memaparkan  hasil  penilaian, evaluasi dan monitoring  lingkungan perkotaaan  terhadap 14  fasilitas umum.

Sosok Petani Muda NTT, Meybi Agnesya Lomanledo Populerkan Daun Kelor

Pertemuan dihadiri Ketua   DEK, Drs. Amir Djonu, MM, anggota DEK, Eginius  Mo’a,  dan Bodewyn da  Gama,   Pelaksana tugas (Plt)  Kepala  Dinas Lingkungan Hidup,  Drs. Silvester  Saka, Kabid Penaatan dan Peningkatan Kapasitas  Lingkungan Hidup,   Gabriel  Ola,   Camat Alok  Barat,  Marthen Luther Adji,  Camat Alok, Edmon Bura, dan  utusan   OPD lain.

Fred  Djen,  mengatakan merubah perilaku  warga   Kota  Maumere sadar   hidup bersih, sehat  dan  tidak  membuang sampah sembarangan  jauh lebih sulit  dibanding membangun  gedung.

Tangis Keluarga Pecah Saat Melihat Jenazah Edmundus Dan Melkianus

Ia  mencontohkan   onggokan sampah  yang dibuang ke parit kemudian  meluber setiap  hujan di  pertigaan  lampu pengatur  lalu lintas sebelah  barat  Kantor PT PLN  Wiayah Flores  Bagian  Timur.   

Fred  Djen, menegaskan  persoalan  sampah  bukan satu-satunya  urusan  Dinas Lingkungan  Hidup.   Namun semua organisasi pemerintah, swasta dan  seluruh  warga  Kota  Maumere.  Dibutuhkan juga dana, sarana dan prasarana  yang memadai.

“Sudah  banyak himbauan. Tapi,sampah dikumpul lalu dibakar saja. Tidak  mungkin petugas sampah  jumlah terbatas sampai saat datang ke semua pemukiman warga,”  ujar Fred  Djen.

Plt Kadis Lingkungan Hidup  Sikka, Drs.Silvester Saka, membeberkan fasilitas pengangkutan sampah dimilik  sangat minim.  Mobil  sampah yang ada merupakan  mobil lama  yang  tidak  layak.

“Tempo  hari  kami alami  tidak  punya  bahan bakar minyak,  sehingga  tidak  bisa muat sampah.  Kejadian dua bulan lalu waktu kerja bakti,  anggota  TNI   tertimpa  pintu mobil yang terlepas diikat  pakai  tali  nilon. Dia dirawat  di   rumah sakit,”  kenang  Silvester Saka.

Perlengkapan kerja pertugas  kebersihan, helm, kaos  tangan dan sepatu nyaris  tidak  ada.

“Mereka  angkat sampah tangan  kosong. Salah   dari  sisi prosedur  kerja dan  kesehatan.  Mengerikan kalau  musim  hujan  ini,” beber Silvester Saka.

Silvester Saka   berharap DPRD   Sikka membahas  anggaran   tahun  2020  respon  melihat kondisi  riil  di lapangan.  “Anggaran yang lain-lain boleh saja dikurangi,   tapi urusan sampah janganlah terganggu,”   pinta  Silvester Saka. (laporan reporter pos-kupang.com,  eginius  mo’a).

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved