Perilaku Warga Kota Maumere Sampah Plastik Problem Serius, Pintu Truk Sampah Diikat Tali Nilon
Perilaku warga Kota Maumere sampah plastik problem serius, pintu truk sampah diikat Tali Nilon
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Kanis Jehola
Perilaku warga Kota Maumere sampah plastik problem serius, pintu truk sampah diikat Tali Nilon
POS-KUPANG.COM | MAUMERE - Sampah plastik menjadi problem serius warga Kota Maumere di Pulau Flores. Intervensi dan motivasi yang dilakukan pemerintah dan berbagai stakeholder belum memunuculkan kesadaran warga perkotaan.
“Bukan hanya masyarakat, aparatur pemerintah juga hampir sama. Pegawai atau pejabat pakai mobil dinas, buang sampah (plastik) lewat jendela mobil. Ini persoalan pada perilaku kita,” kata Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Sikka, Fred Djen, membuka rapat Dewan Evaluasi Kota (DEK) Kabupaten Sikka, Kamis (28/11/2019) memaparkan hasil penilaian, evaluasi dan monitoring lingkungan perkotaaan terhadap 14 fasilitas umum.
• Sosok Petani Muda NTT, Meybi Agnesya Lomanledo Populerkan Daun Kelor
Pertemuan dihadiri Ketua DEK, Drs. Amir Djonu, MM, anggota DEK, Eginius Mo’a, dan Bodewyn da Gama, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Drs. Silvester Saka, Kabid Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, Gabriel Ola, Camat Alok Barat, Marthen Luther Adji, Camat Alok, Edmon Bura, dan utusan OPD lain.
Fred Djen, mengatakan merubah perilaku warga Kota Maumere sadar hidup bersih, sehat dan tidak membuang sampah sembarangan jauh lebih sulit dibanding membangun gedung.
• Tangis Keluarga Pecah Saat Melihat Jenazah Edmundus Dan Melkianus
Ia mencontohkan onggokan sampah yang dibuang ke parit kemudian meluber setiap hujan di pertigaan lampu pengatur lalu lintas sebelah barat Kantor PT PLN Wiayah Flores Bagian Timur.
Fred Djen, menegaskan persoalan sampah bukan satu-satunya urusan Dinas Lingkungan Hidup. Namun semua organisasi pemerintah, swasta dan seluruh warga Kota Maumere. Dibutuhkan juga dana, sarana dan prasarana yang memadai.
“Sudah banyak himbauan. Tapi,sampah dikumpul lalu dibakar saja. Tidak mungkin petugas sampah jumlah terbatas sampai saat datang ke semua pemukiman warga,” ujar Fred Djen.
Plt Kadis Lingkungan Hidup Sikka, Drs.Silvester Saka, membeberkan fasilitas pengangkutan sampah dimilik sangat minim. Mobil sampah yang ada merupakan mobil lama yang tidak layak.
“Tempo hari kami alami tidak punya bahan bakar minyak, sehingga tidak bisa muat sampah. Kejadian dua bulan lalu waktu kerja bakti, anggota TNI tertimpa pintu mobil yang terlepas diikat pakai tali nilon. Dia dirawat di rumah sakit,” kenang Silvester Saka.
Perlengkapan kerja pertugas kebersihan, helm, kaos tangan dan sepatu nyaris tidak ada.
“Mereka angkat sampah tangan kosong. Salah dari sisi prosedur kerja dan kesehatan. Mengerikan kalau musim hujan ini,” beber Silvester Saka.
Silvester Saka berharap DPRD Sikka membahas anggaran tahun 2020 respon melihat kondisi riil di lapangan. “Anggaran yang lain-lain boleh saja dikurangi, tapi urusan sampah janganlah terganggu,” pinta Silvester Saka. (laporan reporter pos-kupang.com, eginius mo’a).