Renungan Kristen Protestan, 26 November 2019 : Menjaga Keseimbangan Alam Adalah Bagian Dari Iman
saat kita membeli beras beberapa kilo di pasar, jika dacing/timbangan tidak dipasang dengan baik maka konsumen akan merasa ditipu oleh penjual
Jerat dosa membelenggu manusia sampai kepada keturunan atau generasi berikutnya karena dosa sudah membuat manusia kehilangan kemuliaan yang Allah berikan secara cuma-cuma.
Allah selalu memberikan waktu kepada manusia untuk bertobat (seratus dua puluh hari) tetapi dosa merambat dengan cepat keseluruh sendi kehidupan manusia sehingga waktu yang Tuhan berikan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk mengalami pemulihan.
Hal tersebut bisa mendatangkan murka Tuhan berlaku bagi seluruh ciptaan Tuhan karena manusia sebagai pioneer seluruh ciptaan tidak mengindahkan Allah dalam hidupnya. Namun Allah tetaplah berbelas kasih jika Ia mendapati ada satu saja manusia yang baik dihadapannya. Manusia baik tersebut akan diampuni tetapi murkaNya akan tetap diberlakukan.
Firman Tuhan ini memberikan kita gambaran bahwa hidup manusia sebagai penguasa alam semesta (positif) untuk mengelola alam semesta haruslah dilakukan dalam keseimbangan karena jika neraca menggambarkan adanya ketidakseimbangan maka akan terjadi kekacauan di bumi.
Kita disadarkan bahwa tanggungjawab manusia adalah bukan hanya membangun relasi yang baik dengan Tuhan semata tetapi juga dengan sesame. Dan sesama dalam hal ini adalah sesama manusia juga sesame ciptaan Tuhan yang lainnya.
Manusia bertanggungjawab atas kelangsungan planet bumi untuk keberlanjutan kehidupan bagi anak-cucu kita. Tuhan memberkati. Amin! (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/pdt-maria-monalisa-fanggidae-dethan-mth.jpg)