Renungan Kristen Protestan, 26 November 2019 : Menjaga Keseimbangan Alam Adalah Bagian Dari Iman

saat kita membeli beras beberapa kilo di pasar, jika dacing/timbangan tidak dipasang dengan baik maka konsumen akan merasa ditipu oleh penjual

Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto Renungan Kristen Protestan,  26 November 2019 : Menjaga Keseimbangan Alam Adalah Bagian Dari Iman
POS KUPANG/ISTIMEWA
Pdt. Maria Monalisa Fanggidae Dethan, MTh,

Renungan Kristen Protestas, Selasa, 26 November 2019 : Menjaga Keseimbangan Alam Adalah Bagian Dari Iman

POS-KUPANG.COM---Neraca atau timbangan merupakan alat ukur yang dapat menunjukan kepada kita tentang sebuah kestabilan atau sebuah keseimbangan. Ketidakseimbangan dapat menjadi persoalan yang cukup serius jika tidak segera diperbaiki.

Misalnya: saat kita membeli beras beberapa kilo di pasar, jika dacing/timbangan tidak dipasang dengan baik maka konsumen akan merasa ditipu oleh penjual.

Dalam dunia peradilan juga demikian, keadilan untuk suatu kasus/permasalahaan akan terlihat baik jika keputusan yang diambil oleh hakim sesuai dengan hukum dan ketentuan.

Keseimbangan merupakan hal penting dalam kehidupan karena dapat menentukan kelangsungan hidup manusia serta seisi alam semesta.

Gambaran tentang keseimbangan ini tergambar jelas dari pembacaan bagian firman Tuhan pada saat ini, Kejadian 6:1-8, dimana penulis kitab Kejadian melukiskan tentang ketidaknormalan yang terjadi karena proses pertumbuhan yang tidak seimbang di alam semesta.

Pertumbuhan manusia pada awal mula dunia yaitu tepatnya pada zaman Nabi Nuh mengalami ketidaknormalan sebab gambaran firman menunjukkan bahwa jumlah pertambahan anak-anak perempuan lebih melesat jauh dari jumlah anak-anak laki-laki.

Anak laki-laki dalam bagian firman TUhan ini merupakan anak-anak Zet, sedangkan anak-anak perempuan merupakan anak-anak Kain.

Kondisi ini kemudian menimbulkan malapetaka besar sebab jumlah yang tidak terkontrol tersebut membuat anak-anak laki-laki terjebak dalam dosa kedagingan mereka.

Dengan sesuka hati, mereka memilih anak-anak perempuan yang mereka sukai untuk memuaskan kedagingan mereka, tanpa ada kekudusan/cinta kasih didalam hubungan tersebut.

Firman mengatakan bahwa pada saat itu, banyak sekali orang-orang raksasa yang tinggal di bumi.

Orang-orang raksasa dalam bagian Firman ini bukan menggambarkan tentang bentuk fisik dari manusia yang terlihat seperti raksasa yaitu berperawakan tinggi besar tetap disini hendak menggambarkan tentang manusia yang memiliki sifat-sifat raksasa yaitu merasa besar dan berkuasa.

Manusia yang memiliki mentalitas raksasa yaitu ingin berkuasa, merasa terutama, menginginkan segala sesuatu hanya untuk dirinya/egois, tidak peduli dengan sesamanya bahkan terhadap Tuhan dan ingin menjadi Tuhan atas sesama.

Anak-anak Allah yang kudus kemudian terkontaminasi oleh dosa sehingga mereka melakukan banyak sekali kejahatan dimata Tuhan.

Dibagian firman ini juga melukiskan bahwa dosa yang mereka lakukan itu terus berlanjut karena dosa telah melahirkan keturunan berikut bagi mereka. Ada generasi yang dihadirkan kedunia hasil dari perkawinan yang dilakukan dalam dosa tersebut.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved