Hujan Angin Landa NTT
Keluarga Bayi Korban Bencana di Oebelo Kupang Tengah tak Punya Biaya Bayar Rumah Sakit
Pihak keluarga bayi korban bencana di Oebelo Kecamatan Kupang Tengah tak punya biaya bayar Rumah Sakit
Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola

Pihak keluarga bayi korban bencana di Oebelo Kecamatan Kupang Tengah tak punya biaya bayar Rumah Sakit
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Keluarga korban bencana hujan disertai angin kencang di Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang mengaku tak memiliki uang untuk membayar biaya rumah sakit.
Hal tersebut karena pihak keluarga berasal dari keluarga kurang mampu dan tengah diterpa bencana yang tidak diinginkan.
• Bencana Hujan Deras Disertai Angin kencang di Oebelo, 13 Rumah Rata Tanah, 65 Bangunan Rusak
Bayi malam tersebut yakni Raikel Tamono (4 bulan) yang tengah dirawat intensif di ruang rawat inap di RSUD SK Lerik Kota Kupang sejak Minggu (24/11/2019) hingga Senin (24/11/2019) malam.
Raikel Tamono diterbangkan angin disertai hujan bersama atap rumah hingga 40 meter pada Minggu sore.
Saat itu, korban ditidurkan dalam ayunan kain yang ujung talinya diikatkan ke kayu di atap rumahnya, sehingga saat kejadian, korban diterbangkan bersama atap rumah hingga puluhan meter.
• 5 Desa di Kecamatan Kupang Tengah Terdampak Bencana Hujan Deras Disertai Angin Kencang
Saat ini, korban masih dirawat intensif di RSUD SK Lerik Kota Kupang dan dijaga oleh sang ibu, Otilia Grasa Gomes (25)
Kakek korban, Gilberto Grasa Gomes (56) ditemui di rumahnya mengaku, pihak keluarga tidak memiliki dana untuk membayar biaya rumah sakit.
Pihaknya ditelepon oleh ibu korban bahwa harus menyetor biaya rumah sakit sebesar Rp 1 juta.
"Anak saya sudah telepon tiga kali sambil menangis, katanya rumah sakit minta Rp 1 juta untuk bayar biaya rontgen dan obat-obatan," katanya didampingi sejumlah kerabatnya.
Kondisi kesehatan bayi Raikel sesuai komunikasi per telepon, lanjut Gilberto, masih dirawat intensif dan masih menggunakan alat bantu pernapasan oksigen.
Bayi Raikel mengalami benturan di kepala sehingga dirawat inap hingga waktu yang belum ditentukan.
"Cucu saya sudah mendingan, hanya napasnya yang masih sesak, kalau lepas oksigen tidak bisa bernapas dengan baik," katanya.
Gilberto mengaku, biaya kesehatan masih terus berlanjut karena masih mendapatkan perawatan.
"Masih dirawat, mungkin biaya keseluruhan bisa lebih dari Rp 3 juta," ujarnya.
Pihaknya juga mengharapkan bantuan pemerintah dan pihak lainnya untuk membantu pembiayaan rumah sakit.
"Ini bencana yang tidak diduga, kami pun bawa dia ke rumah sakit supaya bisa selamat," keluhnya.
Akibat bencana angin kencang disertai hujan yang dialaminya, Gilberto mengaku mengalami kerugian hingga Rp 100 juta. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)