Perempuan Ini Disekap ISIS dan Diberi Santapan Daging Tubuh Anaknya, Begini Kesaksiannya

Perempuan Ini Disekap ISIS dan Diberi Santapan Daging Tubuh Anaknya, Begini Kesaksiannya

AFP via Daily Mail
Seperti inilah kondisi Baghouz. Desa di timur Suriah sebagai lokasi akhir kekhalifahan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang direbut pada Sabtu pekan lalu (23/3/2019). 

"Saudara perempuan termudanya, masih 10 tahun, diperkosa hingga mati di depan ayah dan saudarinya. Seperti disebut di awal, perempuan itu berasal dari Etnis Yazidi. ISIS sendiri berada di balik kematian ribuan orang Yazidi sementara para perempuan dan anak-anak disekap untuk dijadikan budak seks. Salah seorang perempuan bilang, mereka membawa enam saudari perempuannya," kata Vian tentang gadis yang diperkosa hingga tewas.

"Saudara perempuan termudanya, masih 10 tahun, diperkosa hingga mati di depan ayah dan saudarinya."

Tahanan ISIS.
Tahanan ISIS. (MIRROR/CNN)

"Dia berumur 10 tahun. Pertanyaannya—untuk diri kita sendiri: Mengapa? Mengapa orang-orang biadab ini melakukannya kepada kita?"

Pada awal 2017, seorang remaja diperkosa oleh sekelompok pria yang terdiri atas 40 orang.

Dia mengaku dihajar menggunakan kabel setelah mencoba lari dari ISIS.

Dan Lamiya Haji Bashar (18) meminta keadilan di depan pengadilan syariah yang memimpin pelarian bersama beberapa gadis lainnya.

"Ia bilang, mereka harus membunuhku atau memotong kakiku untuk menghentikanku melarikan diri," kata Vian Dakhill .

Meski demikian, dia tak akan pernah menyerah untuk mencari keadilan.

Meski banyak perempuan berakhir tragis di tangan ISIS, ada pula perempuan yang telah bebas.

Adalah Nadia Murad, seorang etnis Yazidi yang selamat dari kekejaman terburuk dan kebrutalan yang menimpa kaumnya.

Dikutip dari GridHot.ID, ia menjadi satu dari sekitar 6.500 perempuan Yazidi yang diperlakukan sebagai budak seks oleh ISIS.

Selain diperjual-belikan di pasar, perempuan Yazidi dilelang melalui layanan pesan WhatsApp dan Telegram.

Entah bagaimana, setelah 3 bulan menjadi budak seks, dipukuli dan disiksa, Nadia Murad dapat melarikan diri.

Ia kemudian bergabung dengan pengungsi etnis Yazidi yang ada di sana.

Setelah itu, Nadia Murad mendapat bantuan dari sebuah organisasi dan tinggal di Jerman, berkumpul dengan saudarinya yang sempat terpisah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved