Warga Desa Renduwawo Nagekeo Merindukan Listrik dari PLN
Sejumlah warga Desa Renduwawo Kecamatan Aesesa Selatan di Kabupaten Nagekeo sangat merindukan adanya listrik milik PLN
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | MBAY -- Sejumlah warga Desa Renduwawo Kecamatan Aesesa Selatan di Kabupaten Nagekeo sangat merindukan adanya listrik milik PLN masuk wilayahnya.
Pasalnya menurut warga, sejak Indonesia merdeka masyarakat belum sama sekali menikmati listrik.
"Kami masyarakat Desa Renduwawo belum merdeka sampai saat ini,"ungkap Evaristus Seda, Selasa (19/11/2019).
• Pilkada 2020, PDIP Kabupaten Sumba Timur Masih Tunggu Hasil Survei
Warga RT 3 Dusun II Desa Renduwawo Kecamatan Aesesa Selatan itu mengatakan masyarakat Renduwawo sangat merindukan listrik dan pasrah saja hingga saat ini.
"Bagaimana kami bisa disebut merdeka, jika selama 74 tahun Indonesia merdeka, kami tetap hidup dalam kegelapan, tidak ada listrik,tidak ada air bersih dan tidak ada jalan yang layak," ujarnya.
Evaristus menyesalkan pemimpin Indonesia, NTT dan Nagekeo terus berganti tetapi nasib mereka tidak pernah berganti.
• Kristianus Dua Wea: Ada Penambahan Anggaran dalam APBD Nagekeo Tahun 2020
"Sudah berapa periode pemimpin berganti, semuanya penuh dengan janji tetapi tidak ada satupun janji manis tersebut diwujudkan," jelasnya.
Ia mengaku dirinya bersama seluruh warga Desa Renduwawo hidup dalam kegelapan selama 74 tahun.
"Kami di sini ada 854 jiwa dan semuanya tidak ada listrik.Setiap malam kami masak dan makan dalam kegelapan. Anak-anak kami belajar dalam gelap menggunakan pelita. Untuk charge HP kami biasa pergi ke Jawakisa, titip di keluarga atau kenalan yang sudah ada listrik,"ungkapnya.
Ia mengaku banyak bentuk pembangunan terjadi di tempat lain, tetapi tidak dengan Desa Renduwawo.
"Di tempat lain aspal berlapis-lapis, jalan masih bagus sudah bongkar untuk bangun baru. Sementara kami di sini jalan harus upayakan lewat dana desa secara bertahap dan yang paling penting listrik dan air bersih kami tidak punya,"ujarnya.
Ia mengaku soal ketiadaan listrik, dirinya sangat kuatir akan masa depan generasi muda di desanya.
"Anak-anak tiap malam belajar pakai pelita, belum apa-apa sudah istirahat. Katanya mata sakit, kalau begitu mereka mau jadi apa?. Untuk anak-anak yang sudah lebih besar, biasanya belajar bersama di rumah yang ada genset. Sejujurnya saya kuatir, anak saya sudah SMK, tiap malam pergi ke rumah orang untuk belajar. Sebagai orang tua tentu saya cemas karena anak sudah remaja. Situasi desa gelap seluruhnya, saya mau cari di mana kalau ada apa-apa?,"ungkapnya.
Ia berharap agar Pemda Nagekeo dan DPRD Nagekeo tidak tutup mata terhadap keadaan masyarakat Desa Renduwawo.
"Tolong pemerintah fasilitasi dulu untuk pasang listrik.Tiang sudah ada sejak 2018 tapi listrik belum ada juga. Kami pasti akan bayar biaya instalasi listrik. Masa hanya hubungi PLN saja Pemda tidak mau?,"katanya.