Warga Desa Renduwawo Nagekeo Merindukan Listrik dari PLN
Sejumlah warga Desa Renduwawo Kecamatan Aesesa Selatan di Kabupaten Nagekeo sangat merindukan adanya listrik milik PLN
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola
Ia mengaku banyak janji manis yang ditebarkan oleh para calon pemimpin yang tidak kunjung ditepati.
"Kalau masa kampanye banyak calon pemimpin yang datang ke kampung kami. Biar gelap gulita, biar kami bikin kopi pakai air embung mereka tetap minum.Tapi begitu sudah duduk, mereka lupa kami. Nanti 4 tahun lagi baru kunjung kami, itu kami tunggu kalian di sini,"katanya.
Ia mengharapkan perhatian segera dari Pemerintah Kabupaten Nagekeo.
"Tolong bantu kami dulu, kami bukan orang lain, kami warga Nagekeo. Tiap pagi sore kami jalan kaki jauh untuk timba air, malam kami harus hidup dalam gelap. Apakah selama ini tidak ada yang dengar dan peduli tentang keadaan kami?Presiden bilang 2019 Indonesia terang, tetapi ini sudah hampir 2020 Renduwawo masih gelap. Kami memang belum merdeka,"jelasnya.
Warga lain, Marianus Meze, yang merupakan warga RT 01 Dusun I Desa Renduwawo menuturkan bahwa karena ketiadaan listrik, dirinya sangat sulit memperoleh informasi terbaru.
"Kami di sini sangat jarang nonton TV. Yang ada TV hanyalah orang-orang yang mampu beli genset. Kami biasa pergi nonton di rumah mereka setiap malam minggu saja,"kisahnya.
Ia mengatakan kalau soal televisi, dirinya bisa menahan diri.
"Hanya kasihan anak-anak kalau terus belajar di rumah tetangga yang ada genset.Kalau terlalu sering,kami malu juga," katanya.
Ia mengisahkan bahwa berbagai aktivitas telah biasa mereka lakukan di malam hari.
"Kalau untuk titi kulit kemiri, kami lakukan di halaman rumah dengan mengandalkan cahaya bulan,"jelasnya.
Ia mengaku lebih banyak menyoroti soal ketiadaan air bersih dan mengharapkan agar Pemda Nagekeo tidak tinggal diam menyikapi persoalan yang mendera masyarakat tersebut.
Terpisah Kepala Desa Renduwawo Theodorus Aru, mengakui bahwa desanya memang mengalami berbagai kesulitan.
"Listrik memang belum kami nikmati sampai saat ini. Tiang sudah ada, sebagian terpasang di Dusun III, tetapi kabelnya belum ada. Ketiadaan listrik ini sangat menyulitkan kami, terutama untuk anak sekolah dan untuk arus alat komunikasi," jelasnya.
"Apalagi semua urusan desa sekarang harus pakai aplikasi,tanpa listrik mau bagaimana?," ujarnya.
Ia menyatakan bahwa warganya terpaksa menggunakan penerangan seadanya pada malam hari.