Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, MTh : Kecenderungan Hati Kita Kotor, Maka Otak Kita Turut Kotor
Ketika manusia jatuh dalam dosa (kejadian 3) belum disebutkan bahwa Allah menyesal telah menciptakan manusia.
Dan yang menarik dari luar atau pandangan mata selalu saja menjadi godaan terbesar.
Ketika alam hanya dilihat dari sebagai objek yang menarik dan dapat mendatangkan keuntungan sebesar-besarnya bagi manusia, maka alam akan diekspolitasi seenak perut.
Karena sesungguhnya Kerusakan lingkungan berakar dalam keserakahan dan kerakusan manusia. Itu sebabnya manusia yang dikuasai dosa keserakahan dan kerakusan itu cenderung sangat konsumtif.
Secara teologis, dapat dikatakan bahwa dosa telah menyebabkan krisis moral dan berakibat bagi krisis ekologis, krisis lingkungan hidup.
Dengan demikian, setiap perilaku yang merusak lingkungan adalah pencerminan krisis moral yang berarti tindakan dosa.
Dalam arti itu, maka upaya pelestarian lingkungan hidup harus dilihat sebagai tindakan pertobatan dan pengendalian diri, sehingga hidup kita tidak dikendalikan dosa dan keinginannya, tetapi dikendalikan oleh cinta kasih.
Moment perayaaan HUT kemandirian Jemaat Rehobot yang ke 7 ini menurut Mesakh Dethan adalah suatu moment untuk memperbaiki kecenderungan hati kita agar kita lebih dekat pada Tuhan dan keterpanggilan kita untuk melestarikan alam sekaligus membangun ekonomi jemaat melalui pemanfaatan kebun-kebun dan lahan-lahan kosong dengan tanaman-tanaman produktif.
Menurut Akademisi dan mantan wartawan Pos Kupang adalah hal yang penting untuk diingat bahwa kearifan lokal budaya Timor dan budaya NTT lainnya mendorong kita untuk memandang alam sebagai saudara kita.
Orang Timor sendiri dalam budayanya menganjurkan untuk hidup damai dengan alam, karena tubuh alam bagaikan tubuh manusia.
• BPBD Bantu Emergency Bagi Empat KK Korban Bencana Angin Kencang di Lewa, Sumba Timur
• Kakek 70 Tahun Nikahi Gadis Muda Mas Kawin Rp 9,3 Miliar, Mengaku Perjaka, Info
• Daftar 5Artis Alami Efek Buruk Perawatan Wajah,Wajah Via Vallen Hingga Jessica Iskandar Sempat Rusak
“Fatu, nasi, noel, afu amsan a’fatif neu monit mansian, artinya; batu, hutan, air dan tanah bagai tubuh manusia. Karena itu ketika batu itu dipotong, mereka merasakan seperti tubuh mereka yang terpotong-potong. Oleh karena itu dengan memahami bahwa alam adalah bagian dari kehidupan kita, maka kita akan dengan sungguh-sungguh merawatnya.(*)
.