Renungan Harian Kriten Protestan, 18 November 2019 : Pengendalikan Diri Adalah Kunci Sukses
Ia membawa pulang uang dengan jumlah yang cukup banyak, dan uang itu ia gunakan sebagian untuk membangun rumah bagi keluarga
Penguasaan diri beda dengan disiplin. Orang disiplin akan berkata, saya perlu mendisiplin diri untuk tidak berbuat ini atau itu (menahan).
Sedangkan orang yang menguasai diri tidak melakukan hal yang jelas tidak baik atau tidak perlu karena didorong oleh motivasi yaitu mengasihi Allah. Jadi orang ini rela tidak melakukan sesuatu yang secara dunia nikmat karena dorongan kasihnya kepada Allah.
Artinya orang ini ini dari kesadaran dalam diri tau dan mau untuk tidak berlaku apapun yang merugikan dirinya dan sesama. Sama dengan omong apa bikin ikut atau perbuatannya sesuai dengan kata-katanya, perbuatannya sesuai dengan apa yang dia tau sebagai yang baik dan benar.
2. Penguasaan Diri Mendorong Kita Untuk Taat Kepada Allah
Penguasaan diri bukan hanya memotivasi seseorang untuk tidak melakukan hal yang sia-sia atau bertentangan dengan Allah, tetapi juga mendorong seseorang untuk mentaati perintah Allah (sekalipun enggan atau berat).
Contoh: Mengampuni orang yang telah menghancurkan hidup kita adalah tindakan yang seringkali berat untuk dilakukan. Penguasaan diri akan memotivasi orang itu untuk menunjukkan kasihnya kepada Allah dengan mengampuni.
3. Penguasaan diri membentuk kita menjadi pribadi yang dewasa
Dengan penguasaan diri, kita tidak mudah terbawa arus, tetapi kita semakin terbentuk untuk serupa dengan Kristus. Menerapkan penguasaan diri mulai dari kehidupan keluarga, pekerjaan hingga kehidupan sehari-hari akan menolong kita untuk menjadi orang yang berhasil (sukses), karena kita terhindar untuk melakukan hal yang tidak perlu dan merugikan diri kita sendiri.
Ada beberapa hal penting yang harus kita perhatikan dalam penguasaan diri:
1. Pikiran; dengan menguasai pikiran maka tindakan kitapun dapat kita kuasai, namun sebaliknya bila tidak maka tindakan kitapun tidak bisa dikuasai. Dalam 2 Kor 10:5b mengatakan ...“kami menawan segala pikiran dan menakluhkannya kepada Kristus.
2. Lidah/ucapan; penting untuk mengontrol kata-kata. Sebab kata apapun yang sudah ucapkan tidak dapat ditarik kembali. Banyak masalah yang timbul karena kata-kata, yang tidak menjadi berkat namun menjadi kutuk bagi diri dan orang lain. Amsal 21:23 mengatalan siapa memelihara mulut dan lidahnya, ia memelihara diri dari kesukaran.
3. Mata; jika kita tidak menguasai mata, maka kita akan cepat terjerumus di dalam dosa. Dunia pada zaman ini adalah dunia yang terbuka, dan segala sesuatu dengan mudah dapat dilihat, maka kita akan mudah terjerumus dalam dosa karena kilaunya keindahan dunia.
Amsal berkata orang yang tidak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya. Zaman dulu setiap kota ada tembok sebagai perlindungan dari serangan musuh. Orang yang tidak dapat mengendalikan diri (menguasai diri), berarti pertahanan dirinya sudah jebol.
Ciri orang seperti ini biasanya suka mengeluh dan selalu menyalahkan orang lain. Intinya sukses dimulai dari penguasaan diri. Menguasai diri memang sulit, namun kita perlu terus berproses agar menemukan karakter diri yang menguasai diri dalam tuntunan terang kuasa Roh Kudus. Amin.(*)