Kabar Tokoh

Kabar Buruk, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Mulai Ditinggalkan Gerindra & PKS,Ini Kata Pengamat

Persoalan yang menimpa DKI Jakarta belakangan ini berimbas ke Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.Kabarnya, Anies mulai ditinggalkan PKS dan Gerindra

Editor: Adiana Ahmad
Twitter/TV One
Anies Baswedan 01 13082019 

Kabar Buruk, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Mulai Ditinggalkan Gerindra & PKS, Ini Kata Pengamat

POS KUPANG.COM -  Kabar Buruk, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Mulai Ditinggalkan Gerindra & PKS, Ini kata pengamt

Berbagai persoalan yang menimpa DKI Jakarta belakangan ini mulai berimbas ke Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Isu kebocoran anggaran Pemerintah DKI Jakarta belakangan ini, membuat partai pendukung Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu mulai berpikir ulang mendukung Anies.

Pengamat Politik Ujang Komarudin mengatakan Anies Baswedan harus pintar-pintar mengakomodasi kelompok-kelompok yang turut berjasa membantu karier politik dirinya.

Pendukung Anies Baswedan saat Pilkada DKI Mulai Kecewa,Termakan Janji Kampanye, Begini Nasibnya Kini

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube TV One  News, Jumat (15/11/2

Ada kabar buruk gegara hal ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mulai ditinggalkan Gerindra dan PKS. 

Diketahui, belakangan ini sepak terjang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kerap jadi sorotan, termasuk dari partai pendukungnya yakni Gerindra dan PKS atau Partai Keadilan Sejahtera.

Persoalan ribut-ribut anggaran atau rancangan APBD 2020 DKI Jakarta , hingga kosongnya kursi wagub DKI Jakarta jadi sorotan.

Dilansir dari Warta Kota, perjuangan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta semakin sulit.

Pasalnya, di tengah terpaan kasus anggaran yang menimpa dirinya, partai-partai koalisi pengusung Anies Baswedan mulai ikut mengkritisi Anies Baswedan.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Mulai Ditinggalkan Gerindra dan PKS, Kecewa Karena Hal ini

Melihat hal tersebut, pengamat politik Ujang Komarudin mengatakan Anies Baswedan harus pintar-pintar mengakomodasi kelompok-kelompok yang turut berjasa membantu karier politik dirinya.

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube TV One  News, Jumat (15/11/2019), Mulanya Ujang menjelaskan bagaimana peta politik di Indonesia telah berubah pasca Pilpres 2019

Lebih spesifiknya lagi, Ujang menjelaskan setelah Gerindra bergabung dengan pemerintah, peta politik di Indonesia sudah berubah banyak.

Gerindra yang dulunya merupakan oposisi serta rival pemerintah, kini justru merapat bersama kubu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

"Peta politik berubah pasca pilpres," jelasnya.

Hal lain yang menyebabkan berubahnya sifat Gerindra ke Anies Baswedan, juga dimungkinkan adanya keinginan Gerindra untuk punya kader sendiri dalam pilpres 2024 nanti.

"Pasca Gerindra masuk koalisi, Gerindra juga tentu ingin punya kader sendiri di 2024," tutur Ujang.

Ujang mengatakan Prabowo Subianto memiliki kemungkinan untuk maju lagi dalam kontestasi Pilpres 2024.

Anies Baswedan Beri Sambutan di Kongres II Partai Nasdem, Kemana Presiden Jokowi?

"Bisa jadi Prabowo atau yang lainnya," tambahnya.

Maka dari itu, Gerindra tak lagi menganggap Anies Baswedan sebagai orang yang penting dalam rencana politik mereka.

"Oleh karena itu bagi Gerindra, Anies tidak dianggap terlalu penting pasca pilpres ini," kata Ujang.

Meskipun dulu Anies Baswedan diusung oleh Gerindra, setelah Gerindra merapat ke kubu pemerintah, semua berubah.

Prabowo Subianto bisa jadi mengajukan diri lagi menjadi capres di Pilpres 2024.

"Karena dulu yang Anies digadang-gadang Gerindra, hari ini bisa jadi Prabowo memiliki keinginan lagi untuk mau maju di pilpres 2024," ucap Ujang.

Agar Anies Baswedan tidak sendirian, Ujang menyarankan agar Anies segera membalas jasa pihak yang telah membantu karier politik dirinya.

Ujang mengatakan Anies Baswedan harus mampu mengakomodir kepentingan-kepentingan orang dan kelompok yang telah membantu Anies Baswedan mencapai posisi saat ini.

"Anies harus memikirkan ulang bagaimana mengakomodasi banyak kepentingan, kepada orang-orang yang memang berjasa kepada dirinya," kata Ujang.

Anies Baswedan saat ditemui Grid.ID pada acara Narasi Playfest 2019 di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Minggu (25/8/2019)
Anies Baswedan saat ditemui Grid.ID pada acara Narasi Playfest 2019 di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Minggu (25/8/2019) (Grid.id)

Anies Baswedan saat ditemui Grid.ID pada acara Narasi Playfest 2019 di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Minggu (25/8/2019) (Grid ID)

Ujang juga memperingatkan agar Anies Baswedan membalas jasa dengan cara yang positif.

"Tapi catatannya adalah mengakomodasi secara positif jangan secara negatif," jelas Ujang.

"Jangan juga bagi-bagi anggaran, jangan juga kong kali kong," paparnya.

"Tapi bekerja dengan bersih, dengan berintegritas," tambahnya.

Melihat situasi Anies Baswedan yang saat ini mulai dijauhi oleh partai-partai pengusungnya.

Ujang menyarankan agar Anies Baswedan merangkul partai politik yang pernah berjasa kepada dirinya.

"Tapi juga merangkul atau mengakomodasi kepentingan-kepentingan orang yang pernah berjasa atau partai politik yang berjasa kepada dirinya," kata Ujang.

Anggota DPRD F-PKS Arifin Sindir Anies soal Kosongnya Kursi wagub DKI Jakarta

Anggota DPRD DKI Fraksi PKS M Arifin menyindir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal polemik DKI Jakarta 2020.

Ia menyindir kekosongan kursi wagub adalah penyebab munculnya data-data kejanggalan anggaran seperti Lem Aibon Rp 82 miliar.

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube tvOneNews, Jumat (15/11/2019), Arifin menjelaskan waktu kursi wagub masih diisi oleh Sandiaga Uno tidak ada keributan soal anggaran.

"Waktu masih ada Pak Sandiaga Uno enggak ada kegaduhan seperti ini," jelas Arifin.

Arifin mengatakan saat Sandiaga Uno masih mengisi kursi wakil gubernur DKI, semua proses berjalan lancar.

Termasuk proses penganggaran di DKI Jakarta.

"Semua berjalan lancar," jelas Arifin.

"Proses anggaran berjalan dengan baik," tambahnya.

Arifin kemudian mengatakan pada periode yang lalu, Jakarta mendapat penilaian yang baik dari BPK.

Ia mengatakan DKI mendapat peniliaian wajar tanpa pengecualian dari BPK

"Bahkan selama dua tahun berturut-turut, BPK memberikan penilaian kepada DKI wajar tanpa pengecualian," kata Arifin.

Pengamat politik Ujang Komarudin memberikan pernyataan serupa terhadap langkah Anies Baswedan di DKI Jakarta.

Ujang menyebut Anies Baswedan saat ini bertindak sendirian.

"Agak one man show," jelas Ujang.

"Bekerja sepertinya sendirian," tambahnya.

Ujang mengatakan partai koalisi Anies Baswedan mulai meninggalkan Anies Baswedan.

"Ada partai koalisinya Gerindra, mulai menghindar," kata Ujang.

Ia juga mengatakan PKS juga menunjukkan ketidak senangannya terhadap Anies Baswedan karena tidak kunjung mengisi kursi wagub DKI Jakarta.

"PKS juga sudah mulai agak kesal karena kursi Wagubnya tidak diisi," tambahnya.

Ia khawatir Anies Baswedan akan semakin dijauhi oleh orang-orang yang tadinya merupakan pendukung Anies Baswedan.

"Jangan sampai Anies ini dijauhi oleh mereka-mereka yang tadinya mendukung dia," ucap Ujang. (*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved