Kisah Perempuan-perempuan Kristen Australia yang Makin Susah Temukan Jodoh Seagama, Apa Masalahnya?
Menjadi penganut agama Kristen di Australia yang semakin sekuler jadi tantangan tersendiri, khususnya dalam mencari pasangan hidup.
Kisah Perempuan-perempuan Kristen Australia Semakin Susah Menemukan Jodoh Seagama, Apa Masalahnya
POS-KUPANG.COM - Menjadi penganut agama Kristen di Australia yang semakin sekuler jadi tantangan tersendiri, khususnya dalam mencari pasangan hidup.
Hal ini terutama dialami kaum perempuan Kristen yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan pria Kristen.
Salah seorang diantaranya adalah Anna Hitchings, di usianya yang sekarang 32 tahun, dia berharap sudah menikah dan memiliki anak.
Namun selama setahun terakhir, Anna Hitchings mulai berpikir serius bahwa dia mungkin tidak akan menikah sama sekali.
"Itu realitas yang harus saya hadapi," katanya.
"Rasanya bukan tidak mungkin saya tidak akan pernah menikah. Dan bahkan beberapa orang mengatakan hal tersebut besar kemungkinan akan terjadi."
Jumlah pria di Australia secara umum memang lebih sedikit, dari 100 perempuan, hanya ada 98.6 laki-laki.
Dan kesenjangan itu meningkat bagi perempuan Kristen yang ingin menikah dengan mereka yang memiliki agama yang sama.
Jumlah warga Australia yang mengaku beragama Kristen sudah menurun tajam dalam 40 tahun terakhir.
Pada tahun 1966, 88 persen warga di Australia mengaku beragama Kristen, namun di tahun 2016 tinggal 40 persen saja.
Dan dari jumlah tersebut, mereka yang mengaku Kristen lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki (55 persen berbanding 50 persen).

Mempertahankan keyakinan
Anna Hitchings adalah penganut Katolik.
Dia dibesarkan dalam lingkungan gereja dan menjadi mahasiswa di Campion College, sebuah universitas Katolik di Sydney Barat dimana dia sekarang bekerja.