Nabas Si Pedagang Kayu Bangun Gereja St. Fransiskus Xaverius Naimata Karena Tertarik Melihat Rosario
Nabas si pedagang kayu bangun Gereja St. Fransiskus Xaverius Naimata karena tertarik melihat Rosario
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
Nabas si pedagang kayu bangun Gereja St. Fransiskus Xaverius Naimata karena tertarik melihat Rosario
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Gereja Stasi St. Fransiskus Xaverius Naimata Kupang, sebentar lagi akan diresmikan oleh Mgr. Petrus Turang, Uskup Keuskupan Agung Kupang.
Rencananya Gereja yang terletak di Kelurahan Naimata ini akan diresmikan pada 14 Desember 2019.
Saat ini umat di stasi tersebut tengah menyelesaikan pembagunan gereja tersebut. Menurut Domikus Ancis salah satu tokoh umat setempat, pembangunan gereja St. Fransiskus Xaverius Naimata Kupang sudah di tahap proses akhir yakni finishing.
• Kotagoa Expo 2019, Ini Ajakan Kepala SMPSK Kotagoa, Mateus Tule
Perjalanan iman umat dan pembagunan di stasi ini terbilang unik. Pasalnya penggagas lahirnya gereja tersebut bukan orang Katolik. Pertumbuhannya pun perlahan namun pasti.
Domikus yang ditemui POS-KUPANG.COM di Gereja St. Fransiskus Xaverius Naimata, beberapa waktu mengisahkan tonggak lahirnya Gereja St. Fransiskus Xaverius Naimata dimulai pada tahun 1947.
Dikisahnkanya, ada seorang pedagang kayu bernama, Barnabas Bois (Almarhum) Nabas, sapaan akrab Barnabas bersama keluarga menetap di Naimata. Sebagai pedagang kayu Barnabas punya banyak kenalan termasuk kalangan tokoh agama, tidak terkecuali para tokoh agama Katolik yakni Pastor, biarawan-biarawati.
• Dapat Kritik Soal Usia Saat Proses Naturalisasi, Ini Jawaban Berkelas Fabiano, Singgung Saat Bela MU
Suatu hari Barnabas bertemu dengan seorang Pastor yang berasal dari Belanda di Keuskupan Agung Kupang. Barnabas tertarik melihat sebuah Rosario yang dikenakan oleh Pastor itu. Tanpa ragu Barnabas meminta Rosario tersebut dan Pastor memberikan dengan senang hati.
Pengalaman kecil itu mengubah hidup Barnabas. Ia lebih intens berkomunikasi dengan para Pastor untuk belajar ajaran agama Katolik. Tidak sampai di situ, Ia pun lalu mengajar keluarganya dan orang-orang di sekitarnya di Naimata.
"Berkat ketekunannya dalam mengajar dan berdoa, Barnabas mendapat karunia menyembuhkan orang sakit. Pengalaman itu semakin membuat Bernabas yakin bahwa dia sedang berjalan di jalan yang benar untuk mencapai keselamatan," kata Domikus.
Bersama umat setempat Barnabas berjuang mendirikan gereja, yang kemudian diberi nama Gereja Stasi St. Fransiskus Xaverius Naimata Kupang. Awalnya gereja ini hanya disusun dari batu-batu tanpa semen dan beratap daun lontar, namun semangat umat untuk melaksanakan doa dan mengikuti perayaan Misa tidak surut.
Cerita tentang Nabas pun turun-temurun diwariskan kepada umat Stasi Gereja St. Fransiskus Xaverius Naimata. Nabas dikenal sebagai seorang yang giat mengajar ajaran agama Katolik, tokoh masyarakat dan penyembuh orang sakit.
Perjalanan Nabas membina iman umat tidak selalu mulus, banyak tantangan. Bahkan, kata Dominikus Nabas pernah diancam bunuh. "Jadi kalau dia mau mengajar biasanya ada keluarga yang mengawal beliau. Ada banyak tantangan yang ia hadapi namun ia tetap teguh," kata Domikus.
Umat Gereja St. Fransiskus Xaverius Naimata Saat Ini
Tonggak sejarah bertumbuhnya iman umat dan berdirinya Gereja St. Fransiskus Xaverius Naimata Kupang bukan cerita usang tanpa makna.