Berita Tamu Kita

Pater Stefanus Sabon Aran, SVD: Tidak Sekedar Romantisme Masa Lalu

Selaku top manager di sekolah, Pater Stefanus Sabon Aran, SVD, mencoba melakukan pendekatan maupun terobosan.

Penulis: Romualdus Pius | Editor: Apolonia Matilde
Romualdus Pius
Pater Stefanus Sabon Aran,SVD. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Romualdus Pius

POS-KUPANG.COM|KUPANG - Nama besar Sekolah Menengah Atas SMA Katolik Syuradikara Ende tidak terlepas dari peran semua pihak dan salah satu tokoh sentral adalah kepala sekolah selaku top manager di sekolah.

Selaku top manager di sekolah, Pater Stefanus Sabon Aran, SVD, mencoba melakukan pendekatan maupun terobosan sehingga nama besar sekolah tersebut tidak sekedar menjadi romantisme masa lalu namun terus eksis sebagai pencipta pahlawan utama.

Bagaimana cara Pater Stef menahkodai SMA Katolik Syuradikara agar tetap eksis dengan sederatan prestasi?

Formasi CPNS 2019 Kota Kupang Terbanyak untuk Tenaga Pendidikan

Ikuti wawancara wartawan Pos Kupang, Romualdus Pius, dengan Pater Stef Sabon, di ruang kerjanya, Sabtu (2/11/2019).

Anda memilih jalan hidup sebagai seorang Pastor. Apakah itu menjadi cita-cita Anda sejak kecil.
Cita-cita dan niat untuk menjadi seorang pastor baru muncul ketika saya menamatkan pendidikan menengah di SMP Pankratio di Larantuka. Waktu itu bersama belasan teman lain melamar ke SMA Seminari Hokeng dan diterima semuanya. Itu awal perjalanan panggilan saya.

Apa yang menarik dari sosok seorang Pastor di mata Anda?
Omong tentang sosok seorang pastor yang baik itu memang banyak. Namun menjadi motivasi awal panggilan saya tentang sosok seorang pastor waktu itu adalah bekerja fokus. Fokus pada pelayanan untuk orang banyak.

35 Siswa SMP di Kabupaten Ngada Dapat Pelatihan Penanganan Cedera, Ini Yang Dilakukan!

Pendekatan apa yang Anda lakukan ketika dipercaya untuk memimpin SMA Katolik Syuradikara?
Saya dipercayakan memimpin SMA Katolik Syuradikara sejak bulan Mei tahun 2011. Sebelumnya menjadi Kepala SMK Bina Karya Larantuka sejak tahun 2001 hingga tahun 2018.
Ketika dipercayakan memimpin sekolah tertua di NTT dan punya nama besar ini, awalnya saya lebih banyak mendengar dari para guru, pegawai dan siswa.
Saya tidak langsung membuat gebrakan atau terobosan besar atau membuat program dan pendekatan baru. Pendeknya seorang pemimpin harus punya 'telinga yang besar' untuk banyak mendengar orang lain, punya 'mata yang besar' untuk melihat banyak hal dan punya 'mulut yang kecil' untuk sedikit omong dan lebih banyak bekerja. Omong yang penting-penting bukan yang penting omong.
Belajar beradaptasi dan membuat evaluasi diri sekolah (EDS) yang terjadwal itu sangat penting. Dengan dan melalui evaluasi kita bisa tahu posisi sekolah berada dimana, lalu kita mau kemana dan bagaimana kita tahu bahwa kita sudah sampai.
Selain evaluasi perlu juga ada monitoring. Manajemen kontrol. Setelah penyusun program bersama dan pembagian tugas pelaksanaan, monotoring atau kontrol menjadi sangat penting. Tidak hanya mendengar dari orang lain tetapi melihat, mengalami sendiri. Kepada guru dan pegawai, saya selalu bilang bekerja adalah sebuah doa. Maka lakukan itu dengan baik dan benar. Guru adalah kunci keberhasilan dan prestasi siswa. Kunci dalam proses pendidikan. Sekolah punya input yang baik, tetapi prosesnya kurang baik pasti akan menghasilkan output yang kurang baik juga.
Selain itu, sistem juga harus dibangun dengan baik. Tanpa sebuah sistem yang baik berbagai program sekolah dan target pencapaian mutu akan kandas.

Pada masa kepemimpinan Anda mungkin bisa dirincikan, prestasi yang telah diraih oleh sekolah ini, baik lokal, regional bahkan internasional.
Sejak dipercayakan untuk memimpin SMA Katolik Syuradikara ada banyak prestasi yang diperoleh. Yang digarisbawahi adalah prestasi tersbeut adalah prestasi lembaga bukan prestasi individu. Apapun bentuknya itu adalah prestasi lembaga.
Kami boleh menyebutkan beberapa prestasi, yakni menjadi sekolah adiwiyata mandiri tingkat nasional, 10 besar nasional perpustakaan terbaik tingkat sekolah menengah atas, menjadi salah satu sekolah model dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Propinsi NTT, menjadi salah satu sekolah zonasi di Propinsi NTT dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalu Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Nilai Ujian Nasional yang terbilang masih cukup baik di tingkat kabupaten dan propinsi, prestasi di bidang OSN, O2SN, FLS2N.
Terakhir bekerjasama dengan Universitas Nanzan di Jepang dalam program beasiswa. Jadi setiap tahun, kami mengirim dua orang untuk belajar di sana sampai selesai Sarjana. Bukan program pertukaran pelajar. Mereka dikirim untuk belajar banyak hal di sana. Terutama budaya mereka.

Datang ke KPK, Ini Jawaban Kapolri Idham Azis Saat Ditanya soal Kasus Novel Baswedan

Sejak dipercaya untuk memimpin di sini, ada terobosan yang dilakukan agar keberadaan SMAK Syuradikara tetap eksis?
Di sini, kegiatan akademis dan non akademis dilaksanakan secara proporsional. Artinya, dua kegiatan ini sama-sama penting meski kegiatan ekstra adalah kegiatan tambahan. Karena itu harus dijadwalkan. Kegiatan akademis dilaksanakan di sekolah sesuai dengan roster. Sedangkan kegiatan non akademis (ekstrakul) bisa dilaksanakan di sekolah pada hari Selasa sore, Kamis sore dan Sabtu sore atau bisa juga dilaksanakan di luar sekolah dibawah bimbingan seorang guru.
Kegiatan ekstrakurikuler ini bertujuan untuk mendapatkan tambahan pengetahuan, ketrampilan tetapi yang lebih penting adalah pembentukan karakter siswa. Sesuai dengan minat dan bakat diberikan ruang untuk berkembang. Maka sejak awal masuk di SMAK Syuradikara sudah dilakukan pemetaan minat dan bakat masing-masing siswa untuk diproses selanjutnya. Setiap siswa harus memiliki satu kegiatan eskul wajib dan satu ekstrakul pilihan.

Di luar orang mengenal SMAK Syuradikara sebagai sekolah swasta yang mahal. Apa keuntungan dari siswa kalau bersekolah di SMAK Syuradikara?
Kami tidak mengikari omongan orang banyak bahwa SMAK Syuradikara adalah salah satu sekolah swasta termahal di Kabupaten Ende. Memang benar. Biaya pendidikan memang harus mahal. Ini sangat erat kaitan dengan mutu pendidikan. Bagaimana kita ingin meningkatkan mutu pendidikan baik akademis maupun non akademis, pembentukan karakter siswa kalau tidak didukung oleh biaya yang cukup.
Syukur pemerintah sudah meringankan beban biaya sekolah memalui dana BOS. Dana BOS itu untuk biaya operasional sekolah bukan untuk gaji guru, pegawai dan kegiatan yang menimbulkan aset.

BREAKINGNEWS: Bupati TTU Raymundus dan Anggota DPRD TTU Fabianu Nyaris Baku Pukul Saat Sidang DPRD

Bagi sekolah swasta seperti SMAK Syuradikara memang masih dibutuhkan biaya yang cukup tinggi. Selain untuk biaya gaji guru, pegawai tetap dan honor, juga kegiatan akademis dan non akademis lain, perbaikan sarana prasarana pendukung pembelajaran yang tidak cukup dari dana BOS.
Di SMAK Syuradikara tidak ada lagi pungutan-pungutan selama proses pendidikan setahun. Semua kegiatan sekolah sudah dianggarkan dalam RAPBS dan Prospektus dan dibayar dalam tiga tahap selama setahun. Sebagai contoh, kegiatan perpisahan, pesta HUT sekolah dan lainya, siswa diberi uang dari sekolah masing-masing Rp 20.000 sampai Rp 25.000. Jadi tidak lagi minta siswa untuk kumpulkan uang karena sudah masuk dalam prospektus sekolah.

Jikom Fest 2019 Memukau, Wadah Kreativitas Mahasiswa Jikom Undana Kupang

Syuradikara artinya pencipta pahlawan utama. Bisa dijelaskan pengertian tersebut?
Nama SMA Syuradikara sebetulnya diberi oleh para misionaris SVD Belanda sejak didirikan tahun 1953. Syuradikara berasal dari bahasa sangsekerta yaitu, Syur artinya Pencipta, Adi artinya Pahlawan dan Kara artinya utama. Kemudian diartikan dan dijadikan sebagai visi sekolah yaitu, Pencipta Pahlawan Utama. Artinya, menjadi pahlawan utama yang siap mengorbankan diri, membela kebenaran, melindungi, mengayomi kepentingan orang banyak, cinta keadilan dan damai, kejujuran dan berwawasan luas dan global, disiplin dan taat.

Bisa ceritakan sejarah SMAK Syuradikara?
SMAK Syuradikara Ende adalah sebuah lembaga pendidikan menengah milik Serikat Sabda Allah (SVD). Sekolah ini didirikan pada tanggal, 1 September 1953 dan memperoleh Piagam Pengakuan sebagai sebuah SMA Swasta Nomor: 149/419 dengan Nomor Daftar Tetap 149 dari Kepala Urusan Pendidikan SMA pada jawatan Pendidikan Umum Depatermen Pendidikan Dasar dan Kebudayaan RI pada tanggal: 19 Pebruari 1962. (*)

Divonis Bebas, Sofyan Basir Bisa Jadi Dirut PLN Lagi? Ini Penjelasan Menteri BUMN Erick Thohir

Iklim Yang Kondusif

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved