Berita Pendidikan
Permudah Dosen Mengajar, Peserta TMT Deklarasi Komitmen Ini
Peseta TMT deklarasi komitmen menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam pelaksanaan tugas.
Penulis: Hermina Pello | Editor: Apolonia Matilde
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Hermina Pello
POS-KUPANG.COM|KUPANG - Peserta TMT "Penyuksesan Kerja Sama Sektor Pemerintah-Swasta (PPP Partnership) Terhadap Perubahan Iklim bagi Ketahanan Pangan di Nusa Tenggara Timur" deklarasi komitmennya untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh dalam pelaksanaan tugas.
Komitmen tersebut dideklarasikan pada acara penutupan pelatihan di So'E TTS, Jumat, 11 Oktober 2019. Peserta TMT terdiri dari petani, pegiat LSM, perwakilan pemerinth dalam hal ini Tailor Made Training PPL dan dosen Politeknik
Pertanian Kupang.
Ketua Program TMT dari Politani Kupang, Melinda Moata, PhD Rabu (23/10/2019) mengungkapkan, modul yang dipakai dalam TMT ini, jika digunakan untuk kegiatan kuliah atau praktek maka akan memudahkah mahasiswa karena lebih cepat paham."Materi yang disampaikan, serta mempermudah dosen dalam mengajar," jelas Melinda Moata, PhD.
• Wow! Lihat Wajah dan Tubuh Nikita Mirzani Bikin Syok Ternyata Operasi Plastik di Korea Selatan Loh
Akademisi dari Politani Kupang menyatakan kesiapannya untuk
menggunakan metode-metode pelatihan yang digunakan para fasilitator dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran di kampus, kegiatan penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat.
"Metode pelatihan yang digunakan oleh fasilitator dalam pelatihan ini bervariasi, dan itu sangat membantu peserta untuk tetap fokus dan konsentrasi pada materi yang diberikan dari pagi hingga sore hari. Selain itu, terlihat jelas bahwa walaupun tingkat pendidikan peserta pelatihan tidak sama, namun dengan metode yang beragam, semua peserta dapat memahami materinya dengan baik," ungkap Meilinda.
Ia menjelaskan, TMT yang diselenggarakan atas kerjasama Politeknik Pertanian Negeri Kupang (Politani) dan Van Hall Larenstein (VHL) University of Applied Sciences, Belanda, di So'E, TTS, (7-12/20/2019).
• Silvester Taneo Dilantik Jadi Rektor Undarma Kupang, Ini Yang Akan Dilakukan!
Ada dua modul yaitu "Adaptasi Iklim dalam Pengembangan yang Berkelanjutan" dengan pemateri Peter van der Meer serta "Pembelajaran dan Keterlibatan Komunitas melalui Pendekatan Partisipatif bagi Penghidupan yang Adaptif terhadap Iklim" dengan pemateri Pleun van Arensbergen.
Peserta TMT berasal dari berbagai kalangan profesi, mulai dari petani, ASN, pegiat LSM, diantaranya CIS Timor, PIKUL, Gerbang Mas, YBTM, WVI dan FPRB, serta kalangan akademisi, khususnya staf dosen dari Politani Kupang.
Bagi para petani, kata Melinda, komitmen yang dideklarasikan para petani peserta pelatihan antara lain, menanam lebih banyak pohon, menerapkan sistem pertanian terpadu dengan rotasi tanaman, irigasi tetes serta mulsa, mengubah mindset petani dari meningkatkan produksi untuk kepentingan pribadi ke memikirkan ekosistem secara kawasan.
• Rapat Perdana, Jokowi Ingatkan Tak Ada Visi Misi Menteri, yang Ada Hanya Presiden dan Wakil Presiden
Sementara bagi para pegiat LSM, berkomitmen untuk mengintegrasikan metode Climate Smart Agriculture (CSA) pada semua program yang dijalankan.
Misalnya penggunaan metode CSA untuk program pangan dan pulau kecil (Yayasan PIKUL), pertanian ramah lingkungan (Gerbang Mas).
Lanjutnya konservasi air dan lahan serta pengembangan pertanian hortikultura (YBTS), budidaya pengembangan kelor di lahan kosong (WVI), serta aktivitas perlindungan air (CIS Timor).
• Bayi Perempuan Diisi di Dalam Kantong Plastik Hitam Ditemukan Saat Mama Ima Mencari Pakan Babi
"Semua pegiat LSM sepakat untuk menggunakan metode CSA dan PRA ketika memulai project-assessment, serta mengajari masyarakat dampingan untuk bisa menngunakan metode CSA secara mandiri," ungkap Meilinda.
Yang tidak kalah penting adalah melakukan gerakan advokasi guna mendorong pengambil kebijakan untuk tanggap terhadap adaptasi perubahan iklim.