Sosok Nadiem Makarim, Menteri Jokowi-Maruf Amin, Bos Gojek Berumur 35 Tahun Disandingkan dengan BTS
Sosok Nadiem Makarim, Menteri Jokowi - Maruf Amin, Bos GoJek Baru Berumur 35 Tahun Disandingkan dengan BTS
Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Hasyim Ashari
Sosok Nadiem Makarim, Menteri Jokowi - Maruf Amin, Bos Gojek Baru Berumur 35 Tahun Disandingkan dengan BTS
POS-KUPANG.COM - Sosok Nadiem Makarim, Menteri Jokowi - Maruf Amin, Bos Gojek Baru Berumur 35 Tahun Disandingkan dengan BTS
Bos Gojek Nadiem Makarim dipastikan masuk kabinet atau Menteri Jokowi - Maruf Amin setelah dirinya dipanggil Presiden Jokowi ke Istana Negara, Senin (21/10/2019).
Siapa sebenarnya sosok Nadeim Makarim?
Nama: Nadiem Anwar Makarim
Lahir: Singapura 4 Juli 1984 (umur 35)
Almamater: Harvard Business School,Amerika Serikat, Brown University, Amerika Serikat
Pekerjaan: Pengusaha
Dikenal atas Pendiri Go-Jek
Orang tua: Nono Anwar Makarim (ayah) dan Atika Algadri (ibu)
• Jadi Menteri Jokowi, Ini Sosok, Biodata Bos Net TV, Wishnutama: Urusi Kreativitas dan Devisa
• Pilih Jadi Menteri Jokowi, Nadiem Makarim Resmi Tinggalkan Jabatan CEO Gojek
Keluarga: Anwar Makarim dan Hamid Algadri (kakek) Zacky Anwar Makarim (paman)
Nadiem Anwar Makarim (lahir di Singapura, 4 Juli 1984; umur 35 tahun) adalah seorang pengusaha Indonesia.
Dia merupakan pendiri serta CEO Go-Jek, sebuah perusahaan transportasi dan penyedia jasa berbasis daring yang beroperasi di Indonesia dan sejumlah negara Asia Tenggara seperti Singapura, Vietnam dan Thailand.
Latar belakang
Nadiem Anwar Makarim adalah putra dari pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri.
Ayahnya adalah seorang aktivis dan pengacara terkemuka yang berketurunan Minang-Arab.
Sedangkan ibunya merupakan penulis lepas, putri dari Hamid Algadri, salah seorang perintis kemerdekaan Indonesia.
Pendidikan
Nadiem menjalani proses pendidikan dasar hingga SLTA berpindah-pindah dari Jakarta ke Singapura.
Sehabis menyelesaikan pendidikan SMA-nya di Singapura, pada tahun 2002 ia mengambil jurusan Hubungan Internasional diBrown University, Amerika Serikat.
• VIDEO: Tahun 2020, Pulau Sumba Jadi Lumbung Kuda di Indonesia. Tonton Videonya Yuk
• Klaim Sebagai Pemilik Lahan Bendungan Temef, Kajari SoE Sebut tak Ada Nama Fransiskus Mella
Nadiem sempat mengikuti pertukaran pelajar di London School of Economics.
Setelah memperoleh gelar sarjana pada tahun 2006, tiga tahun kemudian ia mengambil pasca-sarjana dan meraih gelar Master of Business Administration di Harvard Business School.
Karier dan Bisnis
Pada tahun 2006, Nadiem memulai kariernya sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Company.
Setelah memperoleh gelar MBA, ia terjun sebagai pengusaha dengan mendirikan Zalora Indonesia.
Di perusahaan tersebut ia juga menjabat sebagai Managing Editor. Setelah keluar dari Zalora, ia kemudian menjabat sebagai Chief Innovation Officer (CIO) Kartuku, sebelum akhirnya fokus mengembangkan Go-Jek yang telah ia rintis sejak tahun 2011.
Saat ini Go-Jek merupakan perusahaan rintisan terbesar di Indonesia.
Pada bulan Agustus 2016, perusahaan ini memperoleh pendanaan sebesar USD 550 juta atau sekitar Rp 7,2 triliun dari konsorsium yang terdiri dari KKR, Sequoia Capital, Capital Group, Rakuten Ventures, NSI Ventures, Northstar Group, DST Global, Farallon Capital Management, Warburg Pincus, dan Formation Group.[9]
McKinsey & Co (2006-2009)
Sekembalinya dari Harvard dengan gelar MBA, Nadiem memutuskan untuk pulang ke tanah air dan bekerja di McKinsey & Co. Nadiem menjadi konsultan McKinsey selama 3 tahun.
Zalora Indonesia (2011-2012)
• Sumba Timur Tercatat Sebagai Salah Satu Daerah Kurang Hujan Terpanjang di Indonesia, Ini Penyebabnya
• Presiden Jokowi Bikin Kejutan, Muncul Nama Baru Calon Menteri, Jelang Pengumuman Kabinet,Siapa Saja?
Nadiem menjadi Co-Founder dan Managing Director Zalora Indonesia pada tahun 2011.
Pada 2012, Nadiem memutuskan keluar dari Zalora untuk membangunstartup sendiri, termasuk Gojek yang pada waktu itu memiliki 15 karyawan dan 450 mitra driver.
Dia mengaku telah belajar cukup banyak di Zalora, yang merupakan tujuan utamanya ketika menerima pekerjaan di perusahaan itu.
Di Zalora, Nadiem memiliki kesempatan membangun mega startup dan bekerja dengan sejumlah talenta terbaik di kawasan Asia.
Kartuku (2013-2014)
Sambil mengembangkan Gojek, Nadiem juga menjadi Chief Innovation Officer Kartuku setelah keluar dari Zalora.
Saat awal berdiri, Kartuku tidak ada kompetitor dalam sistem pembayaran non-tunai di Indonesia.
Kartuku kemudian diakuisisi Gojek untuk memperkuat GoPay.
Gojek (2010-sekarang)
Nadiem mendirikan Gojek pada 2010 dan kini Gojek sudah menjadi salah satu dari 19 decacorn di dunia, dengan valuasi Gojek mencapai USD 10 miliar.
Gojek pertama kali berdiri sebagai call centre, menawarkan hanya pengiriman barang dan layanan ride-hailing dengan sepeda motor.
• Mahfud MD Beberkan Pelantikan Menteri Kabinet Jokowi-Maruf Pada Rabu 23 Oktober 2019,Ini Posisinya!
• Pererat Hubungan Diplomatik, Komunitas Sepeda Motor GSrek Lakukan Tour Ke Timor Leste
Sekarang, Gojek telah bertransformasi menjadi super app, menyediakan lebih dari 20 layanan, mulai dari transportasi, pengantaran makanan, kebutuhan sehari-hari, pijat, bersih-bersih rumah, logistik hingga platform pembayaran digital yang dikenal dengan GoPay.
Karier bisnis Nadiem Makarim di Gojek membawanya masuk dalam daftar 150 orang terkaya di Indonesia versi Majalah Globe Asia.
Nadiem Makarim diperkirakan memiliki nilai kekayaan mencapai US$100 juta.
Penghargaan
Pada tahun 2016, Nadiem menerima penghargaan The Straits Times Asian of the Year, dan merupakan orang Indonesia pertama yang menerima penghargaan tersebut sejak pertama kali didirikan pada tahun 2012.
Penghargaan Asian of the Year diberikan kepada individu atau kelompok yang secara signifikan berkontribusi pada meningkatkan kesejahteraan orang di negara mereka atau Asia pada umumnya.
Beberapa penerima sebelumnya termasuk pendiriSingapura, Lee Kuan Yew, Perdana Menteri India Narendra Modi, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Myanmar Thein Sein.
Penghargaan tersebut datang karena perusahaan berfokus pada peningkatan kesejahteraan sektor informal.
Pada saat yang sama, ini dapat membantu menyediakan mata pencaharian bagi masyarakat Indonesia dengan mengubah pasar dan model bisnis tradisional.
Nadiem masuk dalam daftar Bloomberg 50 versi 2018. Bloomberg menilai tidak ada aplikasi lain yang telah mengubah kehidupan di Indonesia dengan cepat dan mendalam seperti Gojek.
Aplikasi Gojek diluncurkan pada 2015 dengan fokus pada pemesanan ojek, dan kemudian berkembang menjadi aplikasi untuk membayar tagihan, memesan makanan, hingga membersihkan rumah "The Bloomberg 50" berisi sosok-sosok ternama dalam bidang bisnis, hiburan, keuangan, politik, hingga ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sepak terjang Nadiem yang kini mengembangkan Gojek ke Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam membuat Bloomberg menyandingkan namanya dengan presiden Mexico Andres Manuel Lopez Obrador, pendiri Spotify Daniel Ek, pop star Taylor Swift dan grup idol Kpop BTS.
Pada Mei 2019, Nadiem menjadi tokoh termuda se-Asia yang menerima penghargaan Nikkei Asia Prize ke-24 untuk Inovasi Ekonomi dan Bisnis.
Penghargaan diberikan kepada individu atau organisasi yang berkontribusi bagi pengembangan kawasan Asia dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Asia.
Nadiem menggandakan hadiah yang diterima menjadi Rp 860 juta untuk donasi pendidikan anak mitra pengemudi Gojek.
Penghargaan ini berkaitan dengan kontribusi Gojek dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, memudahkan keseharian pengguna hingga meningkatkan pendapatan mitranya.
Gojek berkontribusi 55 Triliun terhadap perekonomian Indonesia, dengan penghasilan rata-rata mitra Go-Ride dan Go-Car naik 45% dan 42% setelah bergabung dengan Gojek, dan volume transaksi UMKM Kuliner naik 3.5 kali lipat semenjak menjadi mitra GoFood.
Pada tahun 2017, Gojek masuk dalam Fortune’s Top 50 Companies That Changed The World, dan mendapatkan peringkat 17.
Pada tahun 2019, Gojek kembali menjadi satu-satunya perusahaan Asia Tenggara yang masuk ke daftar Fortune’s 50, dan naik ke peringkat 11 dari 52 perusahaan kelas dunia.
Organisasi Internasional
Bersama dengan Melinda Gates dan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani, Nadiem menjabat sebagai salah satu komisaris Pathways for Prosperityfor Technology and Inclusive Development yang fokus membantu negara-negara berkembang untuk beradaptasi dengan berbagai inovasi baru dunia digital yang mengubah budaya bekerja. (*)
Artikel ini bersumber dari Wikipedia