Renungan Kristen Protestan, 17 Oktober 2019 : Didalam ke dalaman Firman Tuhan
Jadi kalau begitu sikap hidup orang benar yang tepat adalah bertekun dalam iman, mampu menampilkan gaya hidup pertobatan dan ketaatan

Renungan Kristen Protestan, 17 Oktober 2019 : Didalam ke dalaman Firman Tuhan
Oleh : Pdt. Yulian Widodo, STh
Masyarakat semit yang hobi berkelana dari satu tempat ke tempat yang lain selalu memiliki sahabat setia yang menemaninya kemana saja yakni Kirbat atau Kirbah dalam bahasa Arab.
Kirbat atau Kirbah ini adalah sejenis kantung untuk menyimpan air dan bisa menampung satu atau dua liter tergantung besarannya. Bagi para pengelana yang berjalan di padang gurun yang panas Kirbat atau kantung air ini sangat berharga, sehingga salalu dijaga untuk tidak rusak.
Bagaimana cara menjaganya untuk tidak rusak, maka Kirbat harus selalu terisi dengan air. Atau kalau sang pengelana tidak kemana-mana, maka Kirbatnya direndam dalam air agar kirbatnya tidak rusak. Artinya Kirbat itu tidak boleh kering, sebab jika ia kering, maka ia akan pecah-pecah dan tidak bisa menampung air lagi.
Tuhan Yesus meminta orang percaya untuk tinggal dalam FirmanNya agar kehidupannya tetap “hidup” dan “berbuah” dan benar-benar mampu menunjukkan identitas sebagai muridNya.
Seperti Kirbat yang akan pecah-pecah dan rusak karena ketiadaan air, begitu pula kehidupan orang beriman yang akan sesat tanpa tuntunan FirmanNya. Dalam Yohanes 8:31 Yesus dengan tegas mengatakan bahwa: “Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku”.
Firman Tuhan bagaikan air yang mengalir dalam tubuh orang percaya dan itu akan menyehatkannya dan menghidupkannnya. Tanpa air Kirbat akan rusak, tanpa Firman orang beriman akan tersesat dan mati binasa.
Kuncinya pada iman dan kepercayaan kepada Kristus sebagai pemberi hidup, sehingga Yesus juga mengatakan dalam bagian lain dari Injil Yohanes bahwa “Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." (Yohanes 7:38). Intinya orang beriman harus bertumpu pada Kristus dan FirmanNya.
Untuk menggambarkan bagaimana hal ini dapat dimengerti oleh orang percaya Tuhan Yesus memberikan perumpamaan bahwa dirinya adalah pokok anggur yang benar dan para murid dan orang percaya adalah cabang-cabang dan ranting- rantingnya yang melekat pada pokok anggur itu.
“Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya” (Yohanes 15:7).
Perkataan Yesus ini mengindikasikan bahwa jalan hidup orang beriman tidak akan berjalan mulus karena akan ada tantangan dan pencobaan yang akan melanda mereka. Ada begitu banyak tawaran-tawaran duniawi yang nampak penuh kenikmatan namun menyesatkan. Dalam kehidupan sehari-hari orang percaya diperhadapkan dengan dunia yang penuh tekanan, teror, dan godaan yang menjerumuskan.
Disinilah letaknya persoalan jika orang beriman hidup diluar Kristus, maka ia akan dengan mudah jatuh dan berjalan tanpa arah. Fakta bahwa dalam hidup dan kerja kita terkadang kita dipaksa untuk berkompromi dan mengikuti prinsip-prinsip yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. Maka dari itu penting untuk orang beriman berkata “Tidak” kepada yang salah dan berkata “Ya” kepada yang benar, kendatipun ada resiko yang harus dipikulnya.
Ucapan Yesus itu diungkapkan dalam konteks bahwa ia akan “pergi meninggalkan” mereka seorang diri, sehingga ia mempersiapkan para murid dan orang percaya untuk siap menghadapi situasi dan kondisi tanpa kehadiran diri-Nya. “ Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu."
“Hal ini tidak Kukatakan kepadamu dari semula, karena selama ini Aku masih bersama-sama dengan kamu, tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorangpun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita.