Renungan Kristen Protestan, 17 Oktober 2019 : Didalam ke dalaman Firman Tuhan

Jadi kalau begitu sikap hidup orang benar yang tepat adalah bertekun dalam iman, mampu menampilkan gaya hidup pertobatan dan ketaatan

Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto Renungan Kristen Protestan, 17 Oktober 2019 : Didalam ke dalaman Firman Tuhan
POS KUPANG/ISTIMEWA
Pdt. Yulian Widodo adalah pendeta GMIT dan Ketua Klasis Amanuban Timur Selatan serta Mahasiswa Pasca Sarjana UKAW

Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.  8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;” (Yohanes 16:4-8).

 Jikalau orang beriman tetap berakar dalam FirmanNya, maka mereka akan mampu mengikuti  perintah-perintahNya dan mampu menjalankan tugas-tugas kesaksian dengan baik dan menghasilkan buah-buah dengan dengan baik. Karena Firman adalah senjata utama dalam perlawanan terhadap cobaan dari dunia dan Iblis yang akan mereka hadapi. 

 Yesus mengatakan bahwa Ia adalah “pokok anggur yang benar” hal ini mengindikasikan ada pokok anggur yang tidak benar. Kalau pokok anggur yang benar artinya sumber kebaikan dan kebenaran. Sedangkan pokok anggur yang tidak benar sumber keburukan, kejahatan dan ketidak benaran. Jadi orang beriman yang bertumpu pada Kristus memancarkan kehidupan yang benar. Hidupnya bukanlah sumber konflik, sumber gosip dan skandal, tetapi menjadi saluran berkat bagi orang lain.

 Dalam Perjanjian Lama para nabi sering mengkritisi sikap para pemimpin dan para tokoh bangsa Israel yang tidak menunjukkan diri sebagai “pokok anggur yang benar”.

Kiasan Israel sebagai tanaman anggur banyak dilukiskan baik dalam mazmur maupun tulisan para nabi dan para rasul (Mazmur 80:8-16; Yesaya 5:1-7; Yeremia 2:21; Yehezkiel 15; 19:10; Hosea 10:1; Matius 21:33ff; Markus 12:1-12, Roma 11:17ff).

Kalau para pemimpin Israel telah gagal dalam cobaan dan tidak menjadi pokok anggur yang benar, maka Yesus meminta orang beriman percaya kepadanya dan bersandar padanya sebagai pokok anggur yang benar.

Sehingga mereka mampu memancarkan buah kehidupan yang benar dan berkenan kepada Allah sebagai umat yang kudus  (lihat Galatia 6:16; 1Petrus 2:5,9; Wahyu 1:6).

Carang dan ranting yang tidak berbuah dipotong dan dibersihkan, agar supaya muncul tunas baru dan harapan baru untuk muncul bakal buah dari tunas itu.

Artinya orang beriman harus rela memotong atau membuang perilaku yang buruk, walau kadang itu membuat menderita karena kehilangan kenikmatan dan kebahagiaan. Perilaku buruk seperti kemabukan, perselingkuhan dan persinahan, menyiayiakan waktu dengan dengan rupa-rupa perbuatan yang sia-sia mesti dipangkas dari kehidupan orang percaya.

Bahkan bukan hanya itu “dipotong atau dibersihkan” juga bisa dalam pengertian Tuhan bisa saja membiarkan orang beriman mengalami penderitaan iman, namun disetiap penderitaan iman ada maksud Tuhan dibalik itu. Penderitaan mempunyai suatu maksud dalam kehidupan orang percaya (bandingkan Yohanes  15:17-22).

Suatu kearifan lokal orang Rote dan juga mungkin di suku-suku lainnya, bagi Pohon Mangga yang tidak berbuah, maka batang pohon dan cabang-cabangnya di potong dan diiris-iris atau dilukai, supaya memaksimumkan munculnya bakal buah dan atau menghasilkan buah yang lebih banyak.

Orang percaya diminta untuk rela dipangkas dan dipotong atau dibuang beban-beban yang yang menyusahkan hidupnya; untuk membuang kepalsuan-kepalsuan hidupnya agar ia hanya dapat bergantung pada Allah saja (bandingkan Matius 13:20-23; Roma 8:17; 1Petrus  4:12-16).

Orang beriman diminta untuk terus membersihkan dirinya dari hal-hal duniawi yang menyesatkan dan mampu bertumbuh secara rohani dalam tuntunan Tuhan (bandingkan Yohanes 13; 14; 15; 16; 17). Ketaatan pada Firman Tuhan berwujud dalam pertobatan dan sikap hidup baru yang berkelanjutan.  

Jadi kalau begitu sikap hidup orang benar yang tepat adalah bertekun dalam iman, mampu menampilkan gaya hidup pertobatan dan ketaatan yang berlangsung terus menerus yang berwujud dalam buah-buah iman atau hidup yang menghsilkan buah, hidup yang membawa berkat dan demikian kita dapat memmuliakan Tuhan.

Jelang Laga Melawan Persebaya Surabaya, Persib Bandung Fokus Benahi Dua Hal Ini, Apa Saja?

Tanpa Tanda Tangan Presiden UU KPK Tetap Berlaku

Hari Ini UU KPK Hasil Revisi Mulai Berlaku, Politisi PKS Ini Sedih Merasa KPK Dilemahkan

“Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." (Yohanes 15:8).(*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved