Persidangan Sinode GMIT XXXIV Dimulai, Ini Komentar Para Ketua Majelis Klasis
Semua unit yang selama ini sudah dibangun sebelumnya, karena kita sudah bentuk sehingga perlu penguatan supaya bekerja maksimal
Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
Walaupun terdapat tantangan dan permasalahan yang dihadapi, lanjut Pdt Kondrad, permasalahan tersebut dirasa memiliki skala kecil dan dapat diselesaikan dengan baik.
"Perkembangan kualitas pelayanan teologia, saya melihat ada perkembangan yang luar biasa. Jadi cukup baik," katanya.
Pihaknya menilai program yang telah dijalankan sangat luar biasa karena melayani dan memenuhi kebutuhan masyarakat atau jemaat.
"Selama ini sudah baik dan luar biasa, terkait pembangunan masyarakat, ada program tanam air, lingkungan hidup, pemeliharaan kelautan. Dan ini terasa sampai di kampung. Memang program tanam air sudah berkembang dan saat ini sudah terasa lebih-lebih di daerah yang kering dan susah air, hal ini sudah terasa," ungkapnya.
Menurutnya, budaya masyarakat yang harap gampang harus dikurangi dan meningkatkan budaya kerja keras sebab hampir semua wilayah di NTT memiliki potensi SDA yang luar biasa
"Sekarang GMIT sudah kembangkan itu dan kita juga harus melakukan pengembangan SDM. Karena SDA sudah tersedia dan luar biasa hanya pengembangan manusia atau SDM perlu ditingkatkan," katanya.
Menurutnya, gereja saat ini dihadapkan pada tantangan untuk meningkatkan SDM dengan melihat potensi daerah dan meningkatkan segala potensi SDA yang ada.
"Jadi kita ajak untuk melihat manusia bahwa di dalam dirinya ada kemampuan untuk mengelola alam yang sudah disediakan Tuhan. Sekarang pengelolaan SDM, sehingga mampu mengolah potensi SDA yang sangat kaya ini," paparnya.
Saat ditanya terkait sosok pemimpin Sinode GMIT yang diharapkan, Pdt Kondrad mengaku, pemimpin yang dibutuhkan tidak hanya memiliki kualitas intelektual, akan tetapi juga memiliki kualitas moral, emosional dan kerendahan hati.
Pihaknya pun masih memberikan dukungan kepada Ketua Sinode GMIT saat ini untuk kembali memimpin Sinode GMIT periode selanjutnya.
"Beri waktu lagi untuk Mama Mery, kan dua periode. Jadi saya masih memberikan kesempatan bagi Mama Mery untuk mencapai batas maksimal. Karena dia luar biasa," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Majelis Klasis Amfoang Utara, Pdt Jerison Djo Rake, S.Th memberikan apresiasi terhadap kepemimpinan Ketua Sinode GMIT, Pdt Dr. Mery Kolimon.
Hal tersebut karena Pdt Dr. Mery Kolimon dinilai mampu menembus sistem patriarkis dan menjadi pemimpin Sinode GMIT.
"Karena dia perempuan pertama sehingga kami sangat apresiasi," katanya.
Dijelaskannya, masih terdapat budaya patriarki yang kuat saat ini, namun dalam periode kepemimpinan Pdt Dr. Mery Kolimon mampu menunjukkan bahwa perempuan dapat memimpin