Komunitas Bonsai Lembata Tawarkan Alternatif Tanaman Hias di Rumah

bila ada yang berminat pada hiasan bonsai ini bisa langsung datang ke rumah mereka masing-masing.

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/RICARDUS WAWO
Anggota Komunitas Bonsai Lembata Yanto Nunang, Edy Nedabang, dan Yoko Purwanto pose bersama di depan lapak pameran bonsai di Taman Swaolsa Tite Lewoleba, Sabtu (12/10/2019) 

Komunitas Bonsai Lembata Tawarkan Alternatif Tanaman Hias di Rumah

POS-KUPANG.COM|LEWOLEBA--Puncak perayaan HUT ke-20 Otonomi Daerah Kabupaten Lembata dilangsungkan di Kawasan Taman Ria Swaolsa Tite pada Sabtu (12/10/2019). Upacara bendera dan sejumlah pertunjukan lainnya turut ditampilkan di sana.

Beberapa stand kuliner berdiri di sudut-sudut taman kota. Namun ada satu stand yang jadi daya tarik para pegawai negeri dan warga yang mengikuti upacara yaitu stand Komunitas Bonsai Lembata.

Puluhan tanaman bonsai dari berbagai jenis dipamerkan.

Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur dan para pejabat Forkopimda cukup lama berada di dalam stand Komunitas Bonsai Lembata ini dan melihat aneka tanaman bonsai yang sudah dihias cantik.

Bupati Sunur pun membeli anakan pohon Beringin, Cimeng, Legundi, dan Bangku Taman. Bagi para pegiat tanaman hias, hadirnya Komunitas Bonsai di Lembata adalah angin segar sebab komunitas ini menyediakan alternatif tanaman hias di rumah.

Yanto Nunang sebagai Koodinator Komunitas Bonsai Lembata menjelaskan pameran HUT Otonomi Daerah ini sekaligus menjadi ajang para pecinta bonsai terhimpun di dalam satu komunitas. Usia komunitas ini baru sebulan.

 Namun setiap anggota sudah sejak lama menggeluti dunia tanaman unik ini dan selalu aktif mengunggah keseruan hobi mereka di media sosial.

Kini komunitas yang berjumlah 13 orang itu sedang bersiap-siap mengikuti pameran bertajuk Nagi Bonsai di Kota Larantuka, Flores Timur, 25-26 Oktober 2019. Para pegiatnya kebanyakan berprofesi sebagai pegawai negeri, pegawai swasta dan wiraswasta.

Sejumlah jenis bonsai dipamerkan dalam kesempatan itu di antaranya, kelapa, beringin, bogenvile, legundi, arabika, asam, dan adenium.

Menurutnya 80 persen tanaman yang dipamerkan itu adalah bonsai lokal yang bisa didapatkan di wilayah Lembata dan NTT pada umumnya.

Harga dari tanaman ini pun variatif berdasarkan jenis dan ukuran.

"Bonsai ini kriterianya juga ada akar, batang dan daun. Bagaimana kita mempercantik dia. Kita bentuk ini ada kawatnya sehingga dibentuknya dari kawat," kata Yanto.

Kata Yanto, bagian yang sulit dari seni merawat dan menghias bonsai ini adalah ketika anakan bonsai itu disemaikan dari alam liar ke dalam pot-pot bunga.

"Ada yang kita ambil akar, ada yang kita ambil batang. Kalau ambil akar itu kan kita harus sambung untuk dapat ranting dan daun. Itu kesulitannya di situ."

Salah cara merawat, lanjut Yanto, maka anakan itu bisa mati.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved