Kisah Sukses Mantan Pekerja Migran di Malaysia, Kini Punya 9 Truk di Kampungnya di Lembata
Simak kisah sukses mantan Pekerja Migran di Malaysia, kini punya 9 truk di kampungnya di Lembata
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
Simak kisah sukses mantan Pekerja Migran di Malaysia, kini punya 9 truk di kampungnya di Lembata
POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Simak kisah sukses mantan Pekerja Migran di Malaysia, kini punya 9 truk di kampungnya di Lembata.
Tidak semua pekerja migran asal Kabupaten Lembata yang bisa sukses setelah kembali ke kampung halaman. Kebanyakan mereka pergi merantau untuk tujuan membangun rumah yang layak huni dan memberi pendidikan yang layak untuk anak.
• Ini yang Dilakukan Jokowi dan Ketum Gerindra Prabowo Seusai Bertemu di Istana Kepresidenan, Jakarta
Tapi apa yang diraih oleh Kosmas Ketepe Langoday (44) lebih dari sekadar membangun rumah dan menyekolahkan anak.
Kos, biasa dia disapa, kini sukses sebagai pengusaha di tanah kelahirannya di Desa Riangbao, Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata.
Dia mempunyai enam unit mobil dump truk, satu unit mobil tangki air, satu unit truk kayu, dan beberapa unit motor mempekerjakan delapan orang sopir dan tujuh orang pekerja di perusahaan transportasi dan pengangkutan material yang dia beri nama CV Mo Ake Tutu.
• Saleh Partaonan Daulay Pertegas Posisi PAN dalam Pemerintahan Jokowi-Maruf
Ditemui di Lewoleba, Kamis (9/10/2019), Kos menuturkan awal mula dia pergi ke Malaysia untuk mencari nafkah pada tahun 1992.
Kos masih duduk di bangku kelas II SMA dan dia sempat meminta uang sekolah kepada orangtuanya tetapi tidak ada lagi karena uang sudah digunakan untuk membayar sekolah kakaknya.
"Waktu itu orangtua bilang uang sudah kirim untuk kakak yang sekolah di Waiwerang (Adonara), jadi uang sudah tidak ada lagi," tutur Kos.
Karena sudah tak punya uang untuk sekolah, Kos pun meminjam uang sebesar Rp200 ribu dari orangtua untuk pergi mencari kerja di Malaysia.
Tujuannya supaya dia bisa kembali melanjutkan sekolah lagi di kampung halaman. Selama dua tahun dia bekerja sebagai buruh bangunan di Kota Labuan Malaysia. Kemudian atas saran dari kakaknya, Stanislaus Kebesa, yang sekarang menjabat Camat Ile Ape, dan demi penghasilan yang lebih baik, bapak empat orang anak ini pun beralih profesi menjadi sopir mobil truk pengangkut material besi.
Dari pekerjaan ini, tak sampai setahun, Kos sudah bisa mengumpulkan uang sebanyak Rp12 juta. Begitu hendak kembali ke Lembata untuk melanjutkan sekolah, adik bungsunya yang sementara menuntut ilmu di Makassar meninggal dunia karena kecelakaan.
Uang tabungan yang ada pun otomatis dimanfaatkan untuk biaya pemakaman sang adik. Jadi pada tahun 1996, dia kembali ke Malaysia dan menjalani profesi yang sama lagi.
Saat itu dia tidak bekerja pada majikan lagi tetapi mobil truk itu dia sewa untuk mengangkut apa saja asalkan bisa menghasilkan uang.
"Dari situ yang saya mulai berkembang. Sebulan itu dengan kerja tanpa terima upah dari majikan lagi, kita bisa dapat 10-12 juta."