Renungan Kristen Protestan : Disiplin Karena KasihNya

sekarang ini banyak ditemukan seseorang yang lebih asyik sendiri dengan gadget atau akun di dunia maya dari pada berinteraksi sosial di dunianya

Editor: Rosalina Woso
Dok Pribadi/Mesakh A.P. Dethan
Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, MTh, MA 

Jadi dalam gaya chiastik si penulis Amsal ini mensejajarkan  Amsal 3:13-15 dengan Amsal 3:26 (lihat foto diagram chiastik Amsal 3:11-26).

Orang bisa saja memiliki perak dan emas bahkan permata tetapi itu tidak menjamin keamanan dan keselamatan hidupnya, hanya Tuhan Allah yang sanggup menjaminnya. Emas dan permata bisa dicuri dari seseorang, tetapi keselamatan jiwa hanya Allah sendiri yang sanggup menjaminnya.

Allah sendiri yang sanggup memberikan umur panjang, kekayaan dan kehormatan (Amsal 3:16). Allah yang menjamin keselamatan hidup, Ia memberikan ketenangan,  Ia memberikan tidur nyenyak dan bukan tidur panjang alias mati binasa (Amsal 3:24, 25). Kembali disini kita melihat gaya chiastik dimana sipenulis Amsal mensejajarkan Amsal 3: 16 dengan Amsal 3:24,25).

Orang yang bersama Allah dan mengandalkan hikmat Allah jalan hidupnya bahagia dan sejahterah (Amsal 3:17).  Tuhan melindunginya sehingga ia berjalan dengan aman dan tidak terantuk (Amsal 3:23).  Kembali sebuah kesejajaran yang dibuat oleh sipenulis Amsal.

Itulah sebabnya orang beriman haruslah bergantung pada hikmat Allah agar memiliki kehidupan rohani yang disiplin dibawah tuntunNya.

Amsal 3:11,12
Amsal 3:11,12 (ISTIMEWA)

Hikmat Allah bagaikan pohon kehidupan dan orang yang berlindung padanya bahagia (Amsal 3:18) dan atas dasar itu orang beriman memeliharanya dan menjadikannya seumpama perhiasan yang sangat berharga di lehernya (Amsal 3:21,22). Jadi kembali sipenulis Amsal ini mensejajarkan Amsal 3:18 dan Amsal 3:21,22.

Dan akhirnya nasehat sipenulis Amsal menuju kepada inti pesannya yang diletakan di tengah-tengah dari teks yaitu Himat Tuhan Allah yang dimaksudkan adalah Hikmat Tuhan Allah yang telah menciptakan dunia, yang telah meletakan dasar-dasar dunia (Amsal 3: 19, 20). “19 Dengan hikmat TUHAN telah meletakkan dasar bumi, dengan pengertian ditetapkan-Nya langit, 20 dengan pengetahuan-Nya air samudera raya berpencaran dan awan menitikkan embun.”

Dunia telah diciptakan berdasarkan hikmat, pengertian dan pengetahuan. Jika demikian maka orang beriman diminta dalam keseharian hidupnya untuk  hidup disiplin juga berdasarkan hikmat, pengertian dan pengetahuan. 

Sebelum merenungkan lebih jauh ada baiknya kita kembali melihat sejenak foto diagram chiastik Amsal 3:11-26 di bawah ini:

 Jika demikian bukan hanya anak-anak yang hidup disiplin di era globalisasi ini tetapi semua orang beriman kecil maupun besar, termasuk ayah dan ibu, om da tante, kakak dan adik.

Ilmu pengatahuan dan teknologi modern harus dipergunakan berdasarkan hikmat Allah, harus digunakan dengan pengetahuan dan pengertian yang benar.

Teknologi modern justru lebih menolong mempermudah komunikasi antar keluarga bukan sebaliknya membuat miskomunikasi diantara mereka karena masing-masing sibuk dengan dirinya sendiri dan atau dengan teknologi modern yang digenggam di tangannya.

Menurut Wisnubrata (lihat https://lifestyle.kompas.com/ read/2018/06/18/060600320/media-sosial-malah-bisa-bikin-orang-jadi-anti-sosial?page=all.) media sosial dihadirkan untuk membuat komunikasi lebih udah. Tetapi sayangnya, kenyataannya malah terbalik.

Nyatanya, sekarang ini banyak ditemukan seseorang yang lebih asyik sendiri dengan gadget atau akun di dunia maya dari pada berinteraksi sosial di dunianya. Artinya media sosial malah bikin orang jadi anti-sosial?

“Antisosial dalam ilmu kejiwaan juga biasa disebut schizoid. Hal ini juga termasuk sebuah gangguan kepribadian yang bentuknya menghindari hubungan dengan orang lain dan tidak menunjukkan banyak emosi. Schizoid benar-benar lebih suka menyendiri dan mencari pekerjaan yang memerlukan sedikit kontak sosial. Sedangkan antisosial yang sering jadi celetukan di percakapan sehari-hari, biasanya lebih mengacu pada dampak media sosial, yaitu lebih aktif di dunia maya dibandingkan berinteraksi di dunia nyata”, demikian Wisnubrata.

Jadi kita harus bijak dan berhikmat mengunakan teknologi modern. Anak-anak harus mampu memanfaatkan hp, laptop dan teknologi canggih untuk mengembangkan diri dan menggali potensi akademik untuk masa depan, bukan untuk hal yang negatif dan sia-sia.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved