Kisah Siswi SMA di Kupang yang Dicabuli Hingga Hamil, Pelaku Kabur Hingga Saat Ini

Ditemui di kosan milik orangtuanya di Kota Kupang, Jumat (4/10/2019) malam, VMN mengaku telah melahirkan putranya pada Agustus 2019 lalu.

Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
KOMPAS.com/LAKSONO HARI WIWOHO
Ilustrasi korban pemerkosaan 

Walau cibiran dari pihak lain juga ia dengar, VMN mengaku menyiapkan mentalnya dengan baik agar tetap semangat bersekolah dan menjalani hidup.

"Saya hanya dengar saja, anggap biasa karena saya mau sekolah dan kalau sudah tamat nanti bisa kerja lagi bantu mama," ujarnya.

Diakuinya, Ia meminta kepada ibunya untuk pindah sekolah walaupun sekolah selama ini memberikan dukungan saat ia menghadapi persoalan.

Hal tersebut dilakukan karena ingin menjaga nama baik sekolah.

"Saya diminta untuk tetap sekolah di sekolah lama, tapi saya yang ingin sekolah di sekolah lain untuk menjaga nama baik sekolah. Bukan karena perasaan malu," katanya.

VMN juga berharap, pelaku yang saat ini telah ditetapkan sebagai DPO Polsek Oebobo Polres Kupang Kota dapat dibekuk dan diproses hukum.

"Saya harapkan dia (pelaku) ditangkap sehingga kasus ini cepat selesai dan tidak berlarut-larut di kepolisian," katanya.

Dikesempatan yang sama, ibu kandung korban, YG mengaku, sangat terpukul saat mengetahui anak sulungnya positif hamil.

"Perasaan saya sebagai ibu hancur, mau mati juga ada, tapi pikir kembali sudah terjadi mau bilang apa," imbuhnya.

Janda dua anak yang berprofesi sebagai buruh cuci di area tempat tinggalnya ini juga mengaku, ia tetap sabar merawat anaknya hingga bersalin.

"Saya urus dia tiap bulannya bawa ke rumah puskesmas untuk kontrol hingga melahirkan dan mengurus dia dan cucu saya," ujarnya.

Ibu dua anak ini menjelaskan, VMN merupakan harapan keluarga karena sebagai anak sulung.

Uang hasil kerja sepenuhnya digunakan untuk keperluan sekolah VMN.

"Jadi saya kerja banting tulang demi masa depannya dia dan nantinya dia bisa bantu saya. Saya lihat anak saya rindu untuk sekolah makanya saya dukung dia, ada juga yang omong bilang dia jangan sekolah tapi saya tetap sekolahkan dia demi masa depannya," katanya.

Diakuinya, proses kepindahannya anaknya di sekolah yang baru dilakukan agar anaknya tetap bersemangat dan tidak terbeban atas persoalan.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved