Jokowi Segera Umumkan Susunan Kabinet, Penjelasan Modeldoko dan Ahok Diusul Jadi Menteri Investasi

Jokowi Segera Umumkan Susunan Kabinet, Penjelasan Modeldoko dan Ahok Diusul Jadi Menteri Investasi

Editor: Alfred Dama
Wartakota/henry lopulalan
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi sejumlah menteri, beraudiensi bersama pimpinan DPR dan fraksi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (23/9/2019). Pertemuan tersebut membahas sejumlah isu, salah satunya Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. (Wartakota/Henry Lopulalan) 

"Kita tertinggal dalam pola pikir. Singapura itu setingkat badan."

"Malaysia itu badan. Filipina juga demikian."

"Semua setingkat badan."

"Selama ini, tidak ada hasil maksimal. Agenda event tidak dirasakan langsung, khususnya bagi pelaku usaha," kata Nikolas.

Hadir dalam konvensi publik ini sejumlah organ relawan Jokowi. Di antaranya Kornas Jokowi, 2PUI (2 periode untuk Indonesia), Abdi Bangsa, Derap 98, Bela Jokowi, dan Brigade Emak-emak Militan dan lain sebagainya.

* Jokowi Diingatkan Soal Penjilat, Yunarto Wijaya Ditanya Apakah Menyesal Tak Pilih Prabowo Subianto

Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya ataau akrab disapa Toto mengungkap alasannya kini getol mengkritik Presiden Jokowi.

Padahal diketahui bersama pada Pilpres 2019 lalu Yunarto Wijaya bisa dibilang mendukung Jokowi untuk menjadi presiden.

Kini setelah kembali terpilih menjadi presiden, Yunarto Wijaya berbalik mengkritik sejumlah kebijakan Jokowi.

Jokowi memang tengah dirundung sejumlah isu nasional.

Mulai dari kebakaran hutan, RUU KPK, hingga RKUHP yang sangat menjadi perbincangan masyarakat.

Hari ini saja ada sejumlah kejadian di Indonesia terkait dengan isu-isu nasional tersebut.

Kerusuhan di Wamena kembali pecah, juga unjuk rasa besar-besaran oleh mahasiswa di sejumlah daerah.

Melihat situasi seperti ini sejak beberapa hari lalu Yunarto Wijaya sudah mencuitkan kritikannya lewat akun Twitter.

Pertama, ia mengingatkan Jokowi, bila jilatan pendukung jauh lebih berbahaya ketimbang serangan dari lawan.

"Jilatan pendukung jauh lebih berbahaya dari serangan lawan loh pakde," tulis Yunarto Wijaya.

Termasuk saat ia menulis cuitan satire pada Jokowi yang meninjau lokasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), beberapa waktu lalu.

"WOW KEREN BANGET, SEMPURNA, TIADA CELA & SEGALANYA," tulis Yunarto Wijaya.

Tak hanya itu, Toto juga menyindir pendukung atau buzzer Jokowi soal penanganan karhutla.

"Ini buzzer siapa yg ngajarin sih narasinya? Masa Karhutla obatnya sepatu kotor sama muka sendu."

"Lebay juga gak gini2 amat lah..." tulis dia.

Terbaru, Yunarto juga menyoroti soal Revisi Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKHUP).

Ia mengunggah cuitan Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK), Gita Putri D.

Gita, dalam cuitannya, mengunggah pasal dalam RKHUP yang kontroversial.

"Pengen investor berjejal masuk tapi hukum pidana “yang hidup dalam masyarakat meski tidak diatur dalam UU” bisa diberlakukan."

"Wassalam, negara hukum! Nggak percaya? Lihat pasal 2. Reformasi betul-betul dikorupsi."

"Ini Indonesiaku, mana Indonesiamu?" tulis Gita.

Cuitan Gita ini diunggah ulang Toto dengan menyebut akun Jokowi.

Yunarto Wijaya juga menulis cuitan, "UU Sampah... Busuk kalian..."

Hingga akhirnya, Yunarto pun mengungkap alasannya kenapa kini dirinya gencar mengkritik Jokowi.

Ia menyebut, dirinya adalah pemilih rasional, tidak tertarik menjadi komisaris, dan bukan buzzer.

"Buat yg nanya knp skrg saya kritik @jokowi."

"jawaban saya: karena saya pemilih rasional, gak pernah tertarik jadi komisaris, dan bukan buzzer."

"Kalo ada yg gak clear bisa lawan argumentasi saya disini atau japri langsung, jangan ngerumpi kiri kanan gak jelas," tulis Yunarto Wijaya.

Terakhir Yunarto Wijaya menulis kembali soal aalasannya mengkritik Jokowi.

"Barusan ditanya: "Mas kok sekarang kritik jokowi terus, nyesel gak dukung prabowo ya?"...

Jawab: "Saya pilih jokowi karena takut dgn track record prabowo memimpin Indonesia,

jadi kalo jokowi makin mirip prabowo ya harus dikritik.. simple khan?" tulis Yunarto Wijaya.

terkait RKUHP, Jokowi akhirnya meminta DPR menunda pengesahan revisi RKUHP yang menuai polemik di masyarakat.

Jokowi sudah memerintahkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Laoly untuk menyampaikan sikap pemerintah ini kepada DPR.

"Saya perintahkan Menkumham untuk menyampaikan sikap ini kepada DPR ini."

"Agar pengesahan RUU KUHP ditunda dan pengesahannya tak dilakukan DPR periode ini," kata Jokowi di Istana Bogor, Jumat (20/9/2019).

Jokowi menyebut permintaan ini karena ia mencermati masukan berbagai kalangan yang berkeberatan dengan sejumlah substasi RKUHP.

"Saya berkesimpulan masih ada materi-materi yang butuh pendalaman lebih lanjut," kata Jokowi.

Presiden Jokowi juga telah memerintahkan Menkumham Yasonna Laoly untuk menampung masukan dari berbagai kalangan terkait RKUHP.

"Memerintahkan Menteri Hukum dan HAM, untuk mencari masukan-masukan dari berbagai kalangan masyarakat, sebagai bahan untuk menyempurnakan RUU KUHP yang ada," ucap Jokowi.

Selain itu, Jokowi menyebut ada 14 pasal bermasalah yang harus dikaji ulang dalam RKUHP yang disusun DPR dan pemerintah.

"Saya lihat materi yang ada, substansi yang ada kurang lebih 14 pasal," kata Jokowi.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jokowi Segera Umumkan Susunan Kabinet, Moeldoko Sebut Ada yang Ingin Hambat Pelantikan Presiden,

 dan di Wartakotalive dengan judul Ahok dan Moeldoko Diusulkan oleh Sejumlah Kalangan Relawan Menjadi Menteri di Kabinet Jokowi-Ma'ruf,

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved