Pembunuhan Bocah Kembar di Kupang-NTT, Polisi Tetapkan Ibu Bocah Kembar Sebagai Tersangka

Satuan Reskrim Polres Kupang Kota menetapkan Dewi Regina Ano (24) sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan sadis bocah kembar di Kelurahan Oesapa Bara

Editor: Ferry Ndoen
Pos kupang.com/gecio viana
Dewi Regina Ano (24), saat berbaring di tempat tidur pasien di ruang di ruang rawat inap bedah perempuan B, RSUD SK Lerik Kota Kupang ditemani anggota keluarga, Jumat (6/9/2019) siang. 

"Saya takut mas, jadi tinggal di mes di bagian depan. Dari malam sampai pagi ini saya belum tidur. Tadi juga masih ada polisi yang datang," katanya.

Ditemui pada malam sebelumnya, mengetahui kejadian tersebut saat suami korban, Obir Manus dan adiknya Yoris mendobrak pintu kamar dan mendapati anggota keluarganya bersimbah darah.

Pintu dan jendela kamar, lanjut Suyetno, ditutup dari bagian dalam sehingga tidak bisa dibuka.

"Suaminya (Obir Masus) tiba lebih dahulu. Pulang kerja, langsung mandi karena mau salat Azhar. Saya lihat, suaminya sudah setengah jam tunggu di luar kamar," katanya.

Karena lama menunggu dan panggilan sang suami tidak digubris, Obir Masus dan adiknya pun langsung mendobrak pintu.

"Pas mereka dobrak pintu saya ada di dalam kamar saya mau makan, saya kaget dan tidak jadi makan. Saya lihat dia menangis sambil lari," katanya.

"Dia (suami korban) menangis dan merayap di sini, lalu laporkan ke polisi. Saya tanya ada ada tapi tidak jawab," kisahnya.

Sejumlah tetangga korban yang ditemui pada Jumat (6/9/2019) pagi mengaku, ibu korban merupakan Ibu Rumah Tangga (IRT) yang dikenal tertutup dan tidak terlalu berinteraksi dengan para tetangga

"Mereka beberapa tahun tinggal di sini. Waktu datang anak mereka masih merangkak, umur anaknya sekitar 6 atau 7 bulan," kata seorang IRT yang merupakan tetangga korban.

Dijelaskannya, tempat tinggal mereka merupakan tanah milik pihak Hotel Ima dan mes tersebut dibangun sebagai tempat tinggal para buruh yang bekerja untuk pembangunan hotel.

Mes tersebut dikelilingi pagar tembok dan terdapat 4 kepala keluarga dengan total 10 orang.

Sehari-hari, lanjut tetangga korban, Dewi Regina Ano menghabiskan waktunya di dalam kamarnya.

Sesekali ia pergi berbelanja di kios depan rumah dan akan kembali ke kamarnya.

"Kalau siang, dia hanya masak di depan kamar. Kan dapur ada di depan kamar. Habis baru panggil anak-anaknya untuk masuk kamar," ungkapnya.

Karena memiliki karakter yang tertutup dan jarang bergaul dengan para tetangga, sifat Dewi Regina Ano pun tidak begitu diketahui oleh para tetangga.

"Kalau kami duduk begini dia jarang duduk sama-sama untuk ngobrol. Kalau duduk sama-sama juga tidak lama dia sudah masuk ke kamar lagi," ujarnya.

Sementara itu, bocah kembar yang saat ini masih berada di ruang jenazah RSB Drs Titus Ully, sehari-hari menghabiskan waktu hanya di dalam lingkungan mes.

"Di sini, anak kecil tidak ada. Jadi, mereka bermain di sini saja. Tidak pernah bermain sampai luar pagar," paparnya.

Ayah korban juga dikenal pendiam dan lebih berfokus pada kerjanya dan pada siang hari sekitar pukul 12.00 Wita akan kembali ke mes untuk makan siang.

"Kami juga kaget ada kejadian itu, kami tahu setelah suami kasitahu," katanya.

Dikesempatan yang sama, Suyetno (66) yang tinggal berdampingan dengan korban tengah berkemas untuk pindah kamar.

"Saya takut mas, jadi tinggal di mes di bagian depan. Dari malam sampai pagi ini saya belum tidur. Tadi juga masih ada polisi yang datang," katanya.

Diketahui, korban Dewi Regina Ano (24) bersama anaknya beraktivitas di luar mes pada pukul 15.30 Wita.

Saat itu, korban hendak berbelanja dengan anaknya di kios yang terletak tidak jauh dari lokasi mes.

Dewi membawa uang sebanyak Rp 3 ribu dan membeli penyedap masakan, permen dan satu buah roti.

"Dia biasanya belanja di sini," kata penjaga kios yang enggan namanya ditulis. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved