Jangan Kaget, Ternyata Perilaku Ini Penyebab Angka ODHA Tinggi di Kota Kupang
Jangan kaget, ternyata perilaku ini penyebab angka ODHA tinggi di Kota Kupang
Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
Menurutnya, kendala yang dihadapi adalah bagaimana mendampingi keluarga ODHA yang baru mengetahui anggota keluarganya mengidap HIV/AIDS.
"Masalah lainnya adalah penerimaan orang dekat dari ODHA. Jadi kita tidak hanya mendampingi orang yang sakit tapi dihadapkan juga dengan situasi keluarga. Jadi kami juga memberikan penjelasan. Awal-awal berat, tapi mereka (keluarga atau orang dekat) terima juga," kisahnya.
Saat mendampingi ODHA, pihaknya selalu memberikan motivasi dan dukungan serta mengingatkan ODHA untuk meminum ARV.
"Kalau orang yang terkena berpemikiran awalnya merasa putus asa, hilang harapan dan cita-cita, menurutnya bahwa hidup sudah berakhir. Akan tetapi kami terus dampingi dan mereka bisa terima," katanya.
Lebih lanjut, Yos berpendapat, penanganan HIV/AIDS oleh pemerintah Kota Kupang sudah optimal.
Selain itu, Pemkot Kupang bagi LSM Perjuangan selama ini memiliki komunikasi yang baik serta di tingkat kelurahan dibentuk Warga Peduli AIDS (WPA) dan gencar melakukan sosialisasi.
Saat ditanya salah satu langkah untuk menekan angka ODHA, Yos mengaku pemerintah harus melakukan tes bagi para perantau atau warga yang baru tiba di Kota Kupang.
"Anak-anak yang pulang dari merantau dan pulang Harus dites. Sehingga dia tidak lagi menularkan, jangan sampai sudah punya pacar atau istri di sini. Kebanyakan yang kami urus mereka yang pernah merantau atau pasangan mereka yang pernah merantau," tegasnya.
Saat ditanya terkait ketersediaan ARV, Yos mengaku, ketersediaan ARV sangat memadai dan dapat diambil di RSUD Prof Dr WZ Johannes dan RS Wirasakti.
Sebagai ODHA, ARV harus dikonsumsi setiap harinya seumur hidup.
"Dalam sehari minum obat yang bekerja 12 jam dan ada yang 24 jam tergantung hasil laboratorium dan keputusan dokter," paparnya.
Namun demikian, terdapat beberapa jenis ARV yang memiliki efek samping. Jika demikian, dokter akan merekomendasikan ARV jenis lainnya untuk dikonsumsi ODHA.
"Kekurangan ARV tidak ada akan tetapi dampak dari obat Itu ada, misalnya nevirapin mengakibatkan gatal-gatal. Sampai di tengah jalan dokter memutuskan ganti. Ada lagi evapiren mengakibatkan halusinasi," katanya
"Untuk pasokan tidak macet. Kadang yang mau keluar kota 2-3 bulan dokter tetap kasih," tambahnya.
Diakuinya, ARV harus disiplin dan konsisten dikonsumsi oleh ODHA sehingga sistem kekebalan tubuh tetap terjaga.