Breaking News

FPIK UKAW Kembangkan Wisata Selam di Kota Kupang, Simak Apa yang Dilakukan

Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UKAW berkomitmen mendukung pengembangan wisata selam di Kota Kupang.

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/LAUS ,MARKUS GOTI
Para pemateri dan peserta pelatihan peningkatan kapasitas pemandu wisata selam dan perbaikan menajemen usaha wisata selam di Aula FPIK UKAW, Jumat (6/9/2019). 

FPIK UKAW Kembangkan Wisata Selam di Kota Kupang, Simak Apa yang Dilakukan

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Tim dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang kolaborasi dengan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UKAW berkomitmen mendukung pengembangan wisata selam di Kota Kupang.

Terobosan yang dilakukan untuk mengembangkan wisata selam sudah dimulai dengan tiga tahap, pertama, pemetaan partisipatif dive spot, groundchek, dan dokumentasi dive spot (dokumentasi data 2013-2018).

Tahap kedua, meliputi kegiatan pelatihan selam rescue diver dan sertifikasi pemandu wisata selam. Pelatihan dilakukan pada 23 hingga 26 Agustus 2019 di Kolam Hotel Sasando dan Perairan Dermaga Lantamal, Bolok, Kupang.

Selanjutnya dilakukan pelatihan pemandu wisata dan manajemen usaha wisata selam, penyusunan standar operational produce (SOP) wisata selam dan pembuatan bussines plan wisata selam, dilaksanakan di Aula FPIK, 6 Sampai 7 September 2019.

Peserta pelatihan sebanyak 17 orang yang terdiri dari kalangan mahasiswa dan mereka yang tergabung dalam club selam. Para peserta tersebar di tiga komunitas selam, yaitu Flobamora Dive Center (FLC), Kupang Dive Community (KDC) Kupang dan Thumus Diving Club (TDC) FPIK UKAW Kupang.

Sementara itu pemateri pelatihan, yakni Dr. Ir. Yohanes Merryanto S. M. Si, selaku ketua tim, Ir. Jothan S. R. Ninef M. Sc (pemerhati selam/anggota tim), Dr. Johanis W. Kiuk (FE UKAW) dan pelatih dari para praktisi dan pemerhati selam.

Kepala LPM UKAW, Hengki Ndolu, dalam sambutannya mengatakan, potensi wisata bawah air di kota Kupang sangat banyak namun belum tersentuh dan belum memberi manfaat secara ekonomi bagi masyarakat.

Menurutnya wisata selam merupakan alternatif penghasilan bagi masyarakat terutama bagi orang muda, untuk itu wisata senam perlu digalakkan seiring misi Gubernur Viktor Laiskodat yakni pariwisata sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi di NTT.

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Umbu Dawa mendorong agar peserta kegiatan tersebut dengan sungguh. Ia mengatakan penyelam membutuhkan tubuh yang sehat juga jiwa yang sehat.

Menurutnya sertifikat selam sangat dibutuhkan terlebih bagi pemandu wisata yang berfungsi sebagai jaminan keselamatan.

Ketua tim PKM, Dr. Ir. Yohanes Merryanto S., M. Si diwawancarai POS-KUPANG.COM, mengatakan, Kota Kupang sebagai front walers city memiliki potensi yang besar dalam pengembangan wisata selam, namun pariwisata yang berkembang di Kota Kupang saat ini belum secara optimal memanfaatkan potensi tersebut.

Ia mengatakan kelompok usaha yang bergerak di bidang usaha wisata selam di Kota Kupang masih sangat terbatas.

Saat ini hanya terdapat satu operator selam yang bergerak di bidang usaha wisata selam yakni operator selam Flobamora Dive Center (FDC) yang menjadi mitra kegiatan PKM.

Menurutnya FDC sendiri memiliki sejumlah masalah atau kendala dalam mengembangkan usaha wiisata selam
di Kota Kupang, antara lain, belum adanya informasi mengenai dive spot dan paket wisata selam yang dapat dijadikan sebagai bahan promosi wisata selam di Kota Kupang.

Selain itu belum tersedianya pemandu wisata selam yang handal, dan belum adanya manajemen usaha wisata
selam yang lengkap terukur dan terdokumentasi den gan baik.

Ia mengatakan, sebagai solusi yang ditawarkan terhadap permasalahan tersebut, meliputi, perancangan
paket wisata selam yang berbasis kepada potensi karakteristik dan keunikan masing-masing spot
selam (dive spot).

"Selanjutnya meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia penyelam sebagai pemandu wisata selam yang handal, dan meningkatkan kapasitas mitra dalam manajemen usaha wisata selam," ungkapnya.

Sementara itu, pemerhati selam, Ir. Jothan S. R. Ninef M. Sc, mengatakan, PKM tersebut pada intinya mendukung program Pemerintah NTT yang saat ini memberi perhatian pada sektor perikanan dan kelautan.

Dia  menjelaskan, di Kota Kupang ada dive operator, seperti Flobamora Dive Club, namun masih kekurangan pemandu wisata selam

 Di sisi lain, mahasiwa dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UKAW banyak yang sudah pandai menyelam tapi tidak memiliki sertifikat.

"Untuk sertifikat itu mahal biayanya. Nah kita coba cari jalan, bikin kegiatan, cari dana bikin pelatihan terutama untuk sertifikasi," ujarnya.

Dalam pelatihan tersebut, kata dia, hanya ada empat orang yang disertifikasi karena dana terbatas. "Untuk kali ini hanya empat orang yang kita sertifikasi, 3 dari mahasiswa FIPK UKAW dan satunya dari divi club," ungkapnya.

Keempat peserta yang disertifikasi antara lain, Yance Lenda, Berthy Peter Ranix Tisera, Merry Sherlice Ola dan DA I E. K Neonane.

Menurutnya, mahasiwa juga ikut dalam pelatihan tersebut dalam rangka link and match.

Menurutnya mahasiswa FPIK punya skill dan di sisi lain, ada kebutuhan pemandu wisata selam termasuk juga untuk pengembangan wisata selam.

"Sejak mahasiswa mahasiswa ini sudah punya banyak jam selam, di mana menjadi bahan pertimbangan untuk sertifikasi dan mereka punya skill, nah sekarang bagaimana kita manfaatkan sumber daya manusia yang ada ini," ungkapnya.

Untuk itu, kata dia, dalam rangka lebih banyak lagi pemandu wisata selam butuh dukungan dari pemerintah daerah.

Pria Berusia 74 Tahun Richard Haynes Divonis 45 Tahun Penjara Karena Terus Perkosa Anak Kandung

Ini Permintaan Tokoh Masyarakat Terhadap Kodi Mete- Christian

"Kita sudah lakukan sebagai langkah awal dan tentu harapannya dengan dukungan dari pemerintah daerah makin banyak yang disertifikasi," ungkapnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved