Rusuh Papua
Nasib 10 Pucuk Senjata TNI yang Dirampas Saat Kerusuhan Deiyai Papua, Diburu hingga Gunung
Nasib 10 Pucuk Senjata TNI yang Dirampas Saat Kerusuhan Deiyai Papua, Diburu hingga Gunung
Nasib 10 Pucuk Senjata TNI yang Dirampas Saat Kerusuhan Deiyai Papua, Diburu hingga Gunung
POS-KUPANG.COM - Nasib 10 Pucuk Senjata TNI yang Dirampas Saat Kerusuhan Deiyai Papua, Diburu hingga Gunung
Menko Polhukam Wiranto menyebut 10 senjata milik TNI yang dirampas saat kerusuhan di Kabupaten Deiyai, Papua, telah dikuasai kembalk oleh aparat keamanan.
"Dilaporkan hari ini 10 pucuk sudah kembali," ujar Wiranto di Kantor Presiden, seusai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (30/8/2019) malam.
Wiranto menjelaskan, 10 senjata yang ditaruh di kendaraan TNI saat terjadi kerusuhan di Deiyai, awalnya dirampas sekelompok orang.
Sehingga, mengakibatkan anggota TNI Serda Rikson Edi Chandra gugur saat menjaga senjata tersebut.
"Dengan pendekatan walau sampai di gunung ada kesadaran untuk mengembalikan 10 pucuk senjata itu," ucap Wiranto.
Terkait jumlah korban dalam kerusuhan terasebut, Wiranto tidak dapat memaparkanna, karena masih dalam pendataan.
• Miliki Ketiak Hitam? Kenali Penyebab dan 6 Cara Mengatasinya
• Ramalan Zodiak Besok Minggu 1 September 2019, Sagitarius Ada Kesempatan, Libra Harus Olahraga
"Malam ini kami tidak bicara soal korban karena laporan terus berjalan. Nanti kami sampaikan pada kesempatan lain," tutur Wiranto.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyesalkan gugurnya seorang anggota TNI dalam peristiwa unjuk rasa berujung ricuh di Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019).
"Peristiwa di Deiyai ini kita sesalkan, sehingga akhirnya ada rekan kita satu anggota TNI yang gugur," ujar Tito Karnavian, ditemui setelah pembukaan Rakernis Polri di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (29/8/2019).
Tito Karnavian menjelaskan, anggota TNI yang gugur tersebut mengalami luka bacok dan luka panah.
Korban, lanjutnya, juga disebut tengah menjaga kendaraan berisi senjata, di mana akhirnya senjata tersebut dirampas.
"Dia sedang menjaga kendaraan, menjaga senjata yang disimpan dalam kendaraan."
"Kemudian dilukai dan akhirnya Dibacok, (terkena) panah, (kemudian) gugur. Senjatanya dirampas," ungkapnya.
Mantan Kapolda Metro Jaya itu menuturkan, dua anggota TNI dan tiga anggota Polri juga turut terluka dalam insiden tersebut.
Mereka mengalami luka di bagian leher hingga punggung akibat panah.
"Kemudian juga ada penyerangan terhadap petugas, sehingga akhirnya ada tiga anggota Polri yang terkena panah."
"Ada (luka) yang di leher, di punggung. Juga teman-teman TNI dua juga yang kena, di panah," bebernya.
• Menko Polhukam Wiranto Sebut Pemerintah Kantongi Nama Aktor Rusuh Papua, Sengaja Biar Kacau
• Wajah Cantik Jessica Iskandar Tiba-tiba Jadi Menyeramkan, Tunangan Richard Kyle Rehat dari Keartisan
Sebelumnya, Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Cpl Eko Daryanto mengungkapkan kronologi kerusuhan massa di Kabupaten Deiyai, Papua, yang mengakibatkan seorang anggotanya gugur, Rabu (28/8/2019).
Eko menjelaskan awalnya aksi unjuk rasa digelar oleh sekitar seratus orang masyarakat Kabupaten Deiyai, terkait isu rasisme dan intimidasi terhadap Mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya.
Aksi unjuk rasa digelar di depan Kantor Bupati Deiyai sekira pukul 13.00 WIT.
Ia mengatakan, koordinator lapangan aksi tersebut adalah Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Kabupaten Deiyai Stevanus Pigai.
Eko melanjutkan, sekira pukul 14.00 WIT, kurang lebih seribu orang dari beberapa wilayah, berkumpul di Lapangan Wagete Kabupaten Deiyai.
Eko mengatakan, massa yang membawa senjata tradisional panah, parang, dan batu, bergerak menuju Kantor Bupati Deiyai.
Massa yang sudah bergabung di Kantor Bupati Deiyai kemudian melakukan aksi anarkis dengan melakukan pelemparan ke arah aparat keamanan dan Kantor Bupati.
"Kondisi massa semakin tidak terkendali dan anarkis dengan melakukan penyerangan terhadap kendaraan dan aparat keamanan TNI yang sedang mengamankan aksi."
"Dengan menggunakan panah dan parang serta terdengar tembakan dari arah massa," kata Eko dalam keterangan tertulis, Rabu (28/8/2019).
• Di Balik Kematian Tragis Simon Talan, Cerita Kawini Kuntilanak, Ikhlas Jadi Tumbal Demi Keluarga
• Buruan Ada Diskon Hingga 30 Persen di Hypermart Bundaran PU
Ia mengatakam, aparat keamanan berusaha meredam dan menghentikan aksi massa, tetapi massa semakin brutal dan membabi buta.
"Aksi anarkis dan brutal massa mengakibatkan seorang TNI meninggal dunia. Tiga orang anggota TNI dan empat orang anggota Polri terluka akibat senjata panah dan parang."
"Korban pihak massa dua orang akibat terkena tembakan di kaki meninggal di rumah sakit dan terkena panah," ungkap Eko.
Untuk itu, Kodam XVII/Cenderawasih langsung mengevakuasi korban ke RS Paniai untuk mendapatkan pertolongan medis, dan mengevakuasi korban meninggal dunia ke Nabire.
Serta, melakukan koordinasi dengan Polda Papua untuk langkah pengamanan selanjutnya.
"Pukul 16.00 WIT situasi Kabupaten Deiyai terkendali dan kondusif."
"Aparat keamanan TNI/POLRI saat ini masih melaksanakan pengamanan di lokasi dan fasilitas umum, untuk mengendalikan situasi di wilayah Kabupaten Deiyai," jelas Eko.
Sebelumnya, Kapendam XVII Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto menyatakan anggota TNI AD yang gugur terkenah panah di Kabupaten Dieyai, Papua, Rabu (28/8/2019), bernama Serda Rikson.
Dilansir dari Antara, jenazah Serda Rikson segera dievakuai ke Nabire. Jenazahnya akan dievakuasi ke Nabire melalui jalan darat.
• Yuk Simak! Dorong Penggunaan Karya Kreatif, Komunitas Leko Gelar Festival Kencan Buku Fes II
• TERHARU,Indahnya Toleransi, Umat Kristen Meninggal Disemayamkan & Ibadat Dimpimpin Pendeta di Masjid
Ketika ditanya tentang situasi di Deiyai, Kapendam mengaku belum mendapat laporan lengkap, karena kontak senjata masih berlangsung.
Selain menewaskan satu anggota TNI AD, insiden yang terjadi di Kabupaten Diayai, Papua, juga mengakibatkan satu pucuk senjata api hilang.
Dua anggota Polri juga terluka kena panah. Dua personel itu dari Brimob dan Sabhara.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Letkol Cpl Eko Daryanto menyatakan seorang anggota TNI Angkatan Darat gugur dalam kontak tembak di Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019).
"Satu orang anggota TNI AD meninggal terkena panah dan sabetan parang," kata Eko ketika dihubungi lewat telepon oleh Tribunnews.com, Rabu (28/8/2019).
Ia mengatakan, saat ini jenazah tengah dievakuasi ke Nabire untuk dibawa ke Jakarta pada Kamis (29/8/2019) besok.
"Saat ini jenazah sedang dievakuasi ke Nabire untuk dibawa ke Jakarta besok, Kamis (29/8/2019)," kata Eko.
Selain itu, ia juga mengatakan tiga anggota TNI lainnya terluka akibat sabetan senjata tajam dan parang.
"Tiga orang terluka akibat senjata tajam dan parang," ujar Eko.
Tribunnews.com masih menunggu identitas lengkap dari satu prajurit TNI AD yang gugur tersebut.
• Hypermart Diskon Akhir Pekan Intip Yuk Prodak-Prodaknya!
• Buka Jalan Baru, Keterisolasian di Kampung Dawung di Lamba Leda Kini Teratasi
Juga, keterangan resmi dari Penerangan Kodam XVII Cenderawasih terkait peristiwa tersebut.
Kapolda Papua Irjen Rudolf Rodja mengatakan, kontak tembak masih berlangsung di Deiyai pasca-tewasnya satu anggota TNI AD dan dua anggota Polri yang terluka.
Anggota TNI AD meninggal akibat terkena panah, demikian pula dua anggota Polri yang berasal dari Brimob dan Dalmas.
"Kapolres Paniai dan tim masih kontak tembak," ungkap Rodja yang dihubungi Antaranews.com melalui telepon selularnya dari Jayapura, Rabu.
Katanya, dalam insiden tersebut dilaporkan satu pucuk senjata milik TNI AD hilang.
Ketika ditanya tentang korban lainnya, Kapolda Papua mengaku belum dapat laporan lengkap.
Irjen Rudolf Rodja mengaku masih berada di Timika.
Terpisah, Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengonfirmasi adanya enam aparat keamanan yang menjadi korban kontak senjata di wilayah Deiyai, Papua, Rabu.
Dedi Prasetyo menyebut 1 anggota TNI Angkatan Darat gugur dalam kontak senjata tersebut. Sementara lima anggota Polri terluka akibat panah.
"1 anggota TNI AD gugur, ada tambahan 5 anggota Polri terluka (akibat) panah," ujar Dedi Prasetyo di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Rabu (28/8/2019).
Ia menjelaskan, awal mula kontak senjata terjadi akibat unjuk rasa yang dilakukan 150 orang untuk meminta bupati setempat menandatangani persetujuan referendum.
Saat itulah, tiba-tiba massa berjumlah ribuan datang membawa senjata tajam dan menyerang aparat keamanan.
Terkait adanya korban dari masyarakat sipil, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu mengaku berita tersebut belum dapat dikonfirmasi kebenarannya.
"Jadi informasi tersebut masih terus akan dicek oleh Polda Papua," katanya.
• Ali Mochtar Ngabalin dan Fadli Zon Ribut Lagi, Singgung Soal Jokowi dan Papua
• Soal Spanduk Gabungan Warga NTT, Maluku dan Papua, LBH Surabaya Disebur sebagai Antek Asing
Lebih lanjut, ia mengatakan pihaknya terus berupaya mengendalikan dan mengamankan aksi massa tersebut.
Bersama tokoh masyarakat dan pemerintah daerah, pihaknya mengimbau warga untuk tak terprovokasi sehingga tercipta suasana kondusif.
"Saat ini diupayakan semaksimal mungkin supaya situasi kondusif di wilayah tersebut," cetusnya. (Seno Tri Sulistiyono)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul 10 Pucuk Senjata TNI yang Dirampas Saat Kerusuhan di Deiyai Sudah Kembali, Dikejar Sampai Gunung,
Editor: Yaspen Martinus