Belajar Kerukunan Indonesia-Timor Leste, Delegasi Grup G7+ Kunjungi PLBN Motaain
Keamanan dan kedamaian yang terjalin bagus di wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste sehingga negara-negara yang tergabung dalam G7+ datang belajar
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Hermina Pello
POS-KUPANG.COM | ATAMBUA - Perbatasan negara Indonesia dan Timor Leste dinilai sebagai perbatasan paling aman di dunia.
Keamanan dan kedamaian yang terjalin bagus di wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste sungguh menarik perhatian dunia sehingga negara-negara yang tergabung dalam G7+ datang belajar di perbatasan Indonesia-Timor Leste.
Grup G7+ yang beranggotakan Afrika Tengah, Burundi, Sudan Selatan, Guinea Bissau, Liberia, Filipina dan Timor Leste berkunjung ke Indonesia tepatnya di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, Rabu (28/8/2019).
Tujuan dari kunjungan Negara G7+ tersebut untuk melihat langsung kondisi perbatasan RI-Timor Leste, aktivitas pelintas batas, dan aktivitas ekonomi di perbatasan.
Mereka juga ingin belajar mengenai kerukunan kedua negara dalam menjaga keamanan di wilayah perbatasan. Pasalnya semua anggota negara G7+ terkecuali Timor Leste hingga saat ini masih dilanda konflik berkepanjangan.
• Polisi Tetapkan 4 Tersangka Dalam Kasus Penganiayaan Siswa SMP di SMPN 16 Kota Kupang
• Polisi Akan Limpah Berkas Perkara Tahap Dua Kasus Pencabulan Dua Siswi di Kupang
Perwakilan Negara G7+ yang hadir yakni, Menteri Sosial Afrika Tengah, HE Virginie Baikova, Mr. Bienvenu Herve Kovongbo; Direktur Multilateral Cooperation Afrika Tengah, Ambasador Ruzoviyo Guilliaume; Presiden of the Nations Unity and Reconcilliation, Mr. Edward Mubah; Executive Director of Liberia Peace Building Office, Rambang Luth dan Augusto Jr. Nelmida Miclat, dan Executive Director Initiatives for International Dialogue Filipina.
Kunjungan delegasi Negara G7+ tersebut diterima oleh Bupati Belu, Willybrodus Lay bersama Forkopimda didampingi Dubes Indonesia untuk Timor Leste, Sahad Sitorus.
Kondisi amannya perbatasan kedua negara ini, tidak terlepas dari peran pemerintah kedua negara secara khusus pemerintah yang paling dekat dengan masyarakat perbatasan yakni Pemerintah Kabupaten-Indonesia dan Pemerintah Distrik Bobonaro-Timor Leste.Mewakili Pemerintah Indonesia,
• Petani Tesbatan Dilatih Pola Tanam Yang Benar Oleh Politani Negeri Kupang
Bupati Belu, Willybrodus Lay mengungkapkan, masyarakat Indonesia khususnya Kabupaten Belu terus menjaga stabilitas keamanan di perbatasan kedua negara.
Kemudian, pemerintah meningkatkan kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan olahraga.
Bahkan setiap konser musik perbatasan dan festival budaya selalu melibatkan warga dari kedua negara.
Selain itu, masyarakat Timor Leste dan Indonesia, khususnya Belu memiliki banyak kesamaan baik dalam bahasa maupun budaya.
• Besok SESAL Akan Hadiran Suasana Pesta Serasa di Bali
"Kesamaan tersebut yang menjadi kekuatan untuk hidup saling berdampingan di daerah batas negara tanpa adanya konflik.
Masyarakat Timor Leste dan Indonesia memiliki banyak kesamaan baik dalam bahasa maupun budaya. Kesamaan tersebut yang menjadi kekuatan untuk hidup saling berdampingan di daerah batas tanpa adanya konflik meski berbeda negara", ungkap Willy Lay.
Bupati Distrik Bobonaro-Timor Leste, Severino Soares dos Santos mengatakan, kondisi masyarakat di wilayah perbatasan Timor Leste dan Indonesia dalam keadaan kondusif dan mereka menjalani rutinitas masing-masing penuh persahabatan.
Meski beda negara, masyarakat Timor Leste dan Indonesia tetap berpartisipasi dalam berbagai kegiatan seperti acara adat baik di Indonesia maupun di Timor Leste. Lebih dari itu, masyarakat kedua negara yang berdomisili di perbatasan selalu menjaga wilayah perbatasan agar tetap damai, aman dan kondisif.
Hal ini merupakan kekuatan yang dimiliki masyarakat kedua negara sehingga sejak 20 tahun lalu pasca referendum, masyarakat kedua negara tetap harmonis.
"Batas administrasi negara bukan penghalang bagi kami untuk berpartisipasi dengan masyarakat Indonesia di wilayah perbatasan. Kami juga selalu menjaga wilayah perbatasan agar tetap damai, aman dan kondusif," ungkap Santos.
Sebelumnya, Bupati Belu, Willybrodus Lay, Senin (26/8/2019), mengatakan, untuk menerima kunjungan para delegasi tersebut dan pemerintah setempat telah melakukan rapat pemantapan pengamanan serta agenda kegiatan dipusatkan di PLBN Mota'ain, Desa Silawan.
"Para delegasi juga direncanakan berkunjung ke Kota Atambua, secara khusus melihat galeri tenun ikat," ujar Bupati Willy.
Bupati Willy mengakui kunjungan tersebut bisa menginspirasi negara-negara di dunia tentang kehidupan sosial masyarakat di wilayah perbatasan yang sangat akur, damai, aman dan bersahabat.
"Apabila itu yang dilihat, maka Kabupaten Belu akan menjadi contoh bagi negara-negara di dunia dalam hal membangun dan merawat tali persahabatan antarsesama warga negara di wilayah perbatasan," ujarnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Teni Jehanas)