Renungan Harian Kristen Protestan

Renungan Kristen Rabu 28 Agustus 2019 'Apakah Masih Pantas Kita Sebut “Orang Lain” Kafir dan Najis?'

Renungan Kristen Rabu 28 Agustus 2019 'Apakah Masih Pantas Kita Sebut “Orang Lain” Kafir dan Najis?'

Editor: maria anitoda
Dok Pribadi/Mesakh A.P. Dethan
Renungan Kristen Rabu 28 Agustus 2019 'Apakah Masih Pantas Kita Sebut “Orang Lain” Kafir dan Najis?' 

Renungan Harian Kristen Protestan

Rabu 28 Agustus 2019

Oleh Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, MTh, MA

''Apakah Masih Pantas Kita Menyebut “Orang Lain” Kafir dan Najis?''

Apakah semua orang sama di mata Allah? Kita akan menjawab secara standar berpikir: “ya memang sama tidak ada perbendaan”. Tetapi praktek hidup kita tidak seperti itu.

Kita membeda-bedankan manusia yang satu dengan yang lain. Kita memberikan ukuran dan derajat yang berbeda-beda antara seorang dengan yang lain.

Dan ukuran ini kita klaim sebagai yang berasal dari Allah dan yang paling benar. 

Pertanyaan lain apakah ukuran cinta Tuhan kepada kita sama dengan ukuran cinta kita kepada sesama kita? 

Tuhan mengasih semua manusia tanpa ada perbedaan, tetapi ketika kita mengasihi sesama kita pasti ada perbedaan, karena bergantung seberapa dekatnya seseorang kepada kita.

Ukuran kedekatan akan menentukan kadar, jenis dan bentuk cinta kita kepada mereka, entah istri, anak, saudara, orang tua, teman, atau tetangga.

Bahaya dari kehidupan beragama adalah bahwa ketika kita mengklaim bahwa Tuhan Pencipta Semesta adalah milik kita semata.

Tuhan Allah yang yang tak terbatas kita batasi kita dalam ruangan kita sendiri, agama kita sendiri, aliran dan denominasi kita semata bahkan lebih celaka demi kepentingan dan memuaskan perasaan kita sendiri dan ego belaka.

Pertanyaannya adalah apakah dengan sikap seperti ini menunjukkan bahwa kita sungguh-sungguh beragama dan menyembah Tuhan Allah pencipta yang mengasihi semua manusia?

Ataukah kita memang beragama tetapi tanpa kehadiran Tuhan Allah Pencipta?

Ada bahaya ketika rasa cinta kita kepada Tuhan, membangun hubungan yang erat dengan Tuhan melalui ibadah-ibadah, doa-doa dan penyembahan kepada Tuhan kemudian ditarik masuk kedalam  pemikiran bahwa Tuhan Allah hanya milik kita dan Tuhan Allah hanya mengasihi kita dan manusia lainnya tidak.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved