Pembukaan Pameran Sejarah, Seni dan Budaya NTT, Arkenas Serahkan Replika Homo Floresiensis
Homo Florensis sebagai salah satu fosil manusia purba di Indonesia kini dapat dijumpai di Museum Negeri Nusa Tenggara Timur setelah replika fosil ini
Penulis: Ryan Nong | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong
POS-KUPANG.COM | KUPANG – Homo Floresiensis sebagai salah satu fosil manusia purba di Indonesia kini dapat dijumpai di Museum Negeri Nusa Tenggara Timur setelah replika fosil ini diserahkan oleh Pusat Penelitan Arkeologi Nasional (Arkenas) kepada pemrintah Provinsi NTT.
Penyerahan replika fosil manusia purba yang berasal dari Pulau Flores ini dilaksanakan saat pembukaan “Pameran Bersama Sejarah, Seni dan Budaya; Masa Lampau Masa Kini” yang berlangsung di Museum Negeri Nusa Tenggara Timur Jalan Frans Seda Nomor 64 Oebobo Kota Kupang pada Selasa (27/8/2019) sore.
Penyerahan simbolis ini dilakukan oleh Kepala Pusat Penelitian Arkelologi Nasional Drs I Made Geria, M.Si kepada Pemerintah Provinsi NTT yang diwakili oleh Asisten Pemerintahan Pemprov NTT Doris A Rihi bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayan NTT Drs Benyamin Lola.
Replika fosil Homo Florensis tersebut selanjutnya akan menjadi kekayaan budaya dan arkelogi yang dipajang di Museum daerah tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Benyamin Lola kepada wartawan menjelaskan bahwa penyerahan kekayaan arkeologi tersebut dilaksanakan bertepatan dengan kegiatan pameran bersama dengan tema Sejarah, Seni dan Budaya; Masa Lampau Masa Kini di Museum Negeri NTT.
Pameran tersebut, jelas Benyamin, merupakan pameran rutin yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Namun, untuk pelaksanaan pada tahun 2019 ini dilaksanakan dalam kerjasama dengan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Museum Basuki Abdulah.
• Daftar Pemain Resmi Hengkang, Persib Bandung Paling Banyak? Jendela Bursa Transfer Liga 1 2019
“Dalam kegiatan Pameran Sejarah, Seni dan Budaya Masa Lampau Masa Kini kita bisa lihat hasil karya manusia pada masa kini dan pada masa lampau. Kita lihat ada ekspresi budaya dalam bentuk seni lukis dan seni rupa, dan tadi ada pula serah terima kesting atau replica manusia purba dari Flores yakni Homo Floresiensis,” ujar Benyamin.
Ia menjelaskan, dengan pameran tersebut mau memberikan pelajaran kepada kita bahwa kebudayaan itu berkelanjutan, sepanjang ada kehidupan manusia maka budaya menyertai.
“Kita tahu bahwa budaya itu merupakan hasil pikir, hasil karsa dan karya manusia,” tambahnya.
Lebih jauh Benyamin mengungkapkan, dalam pameran arkeologi dan Kreasi Budaya, manusia purba Homo Floresiensis yang ditampilkan tidak hanya menggambarkan tentang kerangka manusia toh, tetapi sebenarnya memberi sejumlah cerita di balik itu, karena bersamaan dengan itu juga ditemukan berbagai peralaatan yang terbuat dari batu yang digunakan oleh manusia purba saat itu. Dan hal itu menggambarkan pekembangan peradaban manusia.
Terkait dengan pameran lukisan dan seni rupa, ia menjelaskan sebenarnya memberi gambaran kepada kita tentang ekspresi budaya dari seniman dan seniwati NTT yang memotert kondisi sosial saat berkesenian.
“Saat itu ia mencurahkan apa yang ditangkap, fenomena sosial yang ada akan dituangkan dalam kanfas dan itu akan menjadi sesuatu yang abadi yang kemudian orang bisa membaca bahwa pernah terjadi satu fenomena sosial pada waktu tertentu dan kondisi sosial masyarakat tergambar seperti itu,” ujarnya.
Terhadap proses pendidika, ia mengatakan pameran bersama tersebut dapat memberi pelajaran tentang kehidupan dan peradaban masa lampau untuk membangun masa depan.
“Kita bisa membangun masa depan harus beranjak dari masa lampau dan masa kini.Kita tidak bisa membuat masa depan yang lebih baik kalau kondisi masa lampau kita tidak ketahui dan kondisi masa kini kita tidak benahi dan memulai untuk membangun,” tukasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pameran Bersama Sejarah, Seni dan Budaya; Masa Lampau Masa Kini, Dra Lodia Fina menjelaskan bahwa pameran tersebut berlangsung dalam tiga item kegiatan yakni Pameran Arkeologi dan Koleksi Budaya, Pameran Lukisan 23 Perupa NTT dan Basoeki Abdulah “Taste-timony” serta Pagelaran Seni 22 Sanggar Seni Etnis Nusa Tenggara Timur.
• Debut Nick Kuipers atau Perpisahan Bojan Malisic Persib Bandung vs PSS Sleman, Kepiawaian 2 Bomber
Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayan ini menguraikan, untuk pameran arkeologi dan hasil budaya berlangsung sejak tanggal 27 Agustus 2019 hingga 2 Septeber 2019 bertempat di dalam museum negeri dengan menampilkan temuan artefak di NTT baik itu di Liang Bua, Fatupenutu dan Lambanapu Sumba Timur.