Berita Pendidikan
Drg. Imelda Sudarmadji: Pelayanan di Puskesmas Tarus Harus Seperti di Rumah Sakit
Dipercayakan memimpin Puskesmas Tarus, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, sejak bulan Februari 2017, awalnya terasa berat.
Penulis: Edy Hayong | Editor: Apolonia Matilde
Dalam hal pelayanan kepada warga, pesan apa yang selalu disampaikan ke perawat?
Saya biasa awali pekerjaan dengan memimpin apel pagi. Maksudnya supaya saling tahu dalam sehari kekuatan seperti apa. Cek dokter umum berapa, ada tidak petugas di ruang tindakan. Kalau tidak ada, bisa ambil satu perawat jaga. Jadi wajib mencek agar semua ruangan tidak boleh kosong. Harus ada petugas kesehatan sehingga pelayanan jalan. Makanya saya tegaskan loket, poli umum, apotik harus kuat. Kalau tidak puskesmas tagoyang. Setiap apel pagi, saya tegaskan agar perawat tidak kasar dengan pasien. Kita harus melayani, memberikan berkat buat orang lain. Orang yang datang dengan sakit berat kalau dilayani dengan senyuman akan sembuh. Pasien datang bukan untuk mejeng tapi butuh pelayanan kesehatan. Apalagi pasien dari kampung dalam kondisi sakit butuh pelayanan untuk sembuh.
Obsesi Anda pelayanan Puskesmas harus seperti pelayanan di rumah sakit. Tentunya membutuhkan sarana dan fasilitas kesehatan yang bagus. Bagaimana komentar Anda?
Penduduk Kupang Tengah ini sekitar 57.000. Puskesmas yang palinng banyak kunjungan adalah Puskesmas Tarus. Saya ingin Puskesmas ini menjadi rawat inap. Wacana yang saya dengar memang mau bangun Puskesmas di Kaniti, tapi masih dalam persoalan tanah. Kami memiliki enam tempat tidur, tetapi masih kosong sehingga saya sampaikan untuk digunakan dulu untuk pelayanan lain seperti Ispa.
Ada wacana pengembangan mau dinaikkan menjadi 10 tempat tidur pada tahun 2020. Sehingga obsesi saya pelayanan di Puskesmas Tarus menjadi rawat inap bisa terjawabi dan pola pelayanan seperti di rumah sakit pun akan memuaskan para pasien yang datang berobat. (*)
• Festival Ranaka di Manggarai, Bupati Kamelus Minta Ijin Dirjen KSDE, Simak Kegiatannya
Dukungan Keluarga Besar
MEMILIH dua peran dalam hidup memang susah-susah gampang. Fokus di pekerjaan atau mengurus rumah tangga.
Kondisi ini setidaknya dialami drg. Imelda Sudarmadji.
Menurut Imelda, membagi waktu antara kerja dan keluarga dibilang baik juga tidak karena keteteran juga.
Di Puskesmas volume kerja tinggi, di keluarga juga butuh kehadirannya sebagai ibu rumah tangga. Jadi memang serba salah.
"Untung suami saya mendukung kerja saya. Memang awalnya tidak dukung tapi setelah saya berikan penjelasan, pengertian, tapi akhirnya dukung. Hanya anak-anak ini yang mungkin masih kecil jadi belum mengerti," tutur Imelda.
• 7 ABK Jadi Korban Tewas, 13 ABK Lompat ke Laut, Pertumpahan Darah di Atas KM Mina Sejati
Dirinya mengakui bagaimana ketiga anaknya marah karena perhatian yang kurang. Seperti kejadian baru-baru ketika dirinya bertugas ke Jakarta.
"Anak-anak bilang mama e ini perjalanan terakhir jangan pergi lagi. Kita su rindu mama pung makanan. Namanya juga mereka masih kecil-kecil. Tapi secara umum keluarga mendukung sehingga saya tetap semangat. Walau keteteran tapi pekerjaan sebagai kepala puskesmas harus dijalani tapi komunikasi tetap jalan dengan keluarga," katanya.
Imelda tidak memiliki waktu khusus buat anak-anaknya. Ketika ada ada waktu luang pasti menyisihkan waktu untuk jalan-jalan.
• Ramalan Zodiak Cinta Selasa 20 Agustus 2019, Scorpio Menikmati Kenangan, Pisces Bersikaplah Dewasa
Ketika ada waktu senggang, saatnya memasak masakan kesukaan anak-anaknya seperti masakan babi kecap dan ayam goreng tepung.
"Soal urusan di puskesmas memang saya tetap sabar. Ada dukungan keluarga yang besar maka saya jalani dengan penuh suka cita. Walaupun ada airmata tapi ini tanggung jawab yang diberikan pimpinan. Saya musti benahi semua sambil belajar bersama-sama dengan staf. Apalagi sudah akreditasi madya sehingga tidak main main lagi," ujarnya. (*)