Ahok Cari Lahan Minimal 500 Hektar di NTT untuk Ditanami Jagung

Mantan Gubernur DKI Jakarta yang juga merupakan politisi PDI Perjuangan, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Rabu (14/8/2019) melakukan kunjungan ke

Editor: Ferry Ndoen
Pos Kupang.com/Dion Kota
Ahok sedang berbicara dalam kegiatan baomong deng Ahok di halaman depan sekertariat DPC PDI Perjuangan Kabupaten TTS. 

Laporan Reporter Pos Kupang. Com, Dion Kota

POSKUPANG.COM, SOE - Mantan Gubernur DKI Jakarta yang juga merupakan politisi PDI Perjuangan, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Rabu (14/8/2019) melakukan kunjungan ke DPC PDI Perjuangan Kabupaten TTS.

Dalam kunjungan tersebut, DPC PDI Perjuangan Kabupaten TTS menggelar bincang-bincang dengan tema baomong deng Ahok di halaman depan kantor sekertariat DPC.

Acara ini dipadati sekitar 500 warga Kota Soe. Tak mau ketinggalan, mantan Bupati TTS, Paul Mella dan Mantan Sekda TTS, Salmun Tabun terlibat ikut menghadiri acara tersebut.

Mantan Bupati TTS, Paul Mella duduk tepat di sebelah kanan Ahok. Sedang Salmun Tabun, terlihat duduk di kursi barisan depan.

Ansy Lema yang merupakan anggota DPR RI terpilih dapil NTT II didaulat sebagai moderator acara. Sementara ketua DPD PDI Perjuangan Propinsi NTT, Emi Nomleni nampak duduk menemani Ahok.

Kepada masyarakat Kota Soe, Ahok mengaku, saat dirinya sedang mencari lahan seluas 500 Ha di propinsi NTT untuk ditanami tanaman jagung guna memenuhi kebutuhan pakan ternak.

Tanah tersebut lanjut Ahok, tetap menjadi milik masyarakat, hanya saja dikelolah dengan menggunakan mesin sehingga mampu menanam dan melakukan panen dalam waktu singkat.

Ia mengaku, belum lama ini sudah bertemu dengan mantan menteri pertanian Brazil.

Dalam pertemuan tersebut, menteri pertanian Brazil berbicara terkait mesin tanam jagung yang mampu menanam jagung 4,2 Ha hanya dalam waktu 1 jam.

Tak hanya itu, mesin tersebut juga bisa melakukan panen dalam waktu yang singkat untuk lahan seluas 500 Ha.

" Kita lagi cari lahan hamparan di NTT yang luasnya minimal 500 Ha untuk ditanami jagung dengan menggunanakan teknologi mesin dari Brasil. Dengan bantuan teknologi, tenaga manusia yang kita butuhkan sedikit tetapi kita bisa tanam minimal 500 Ha. Lahannya tetap milik petani, kita hanya bantu alat teknologinya saja. Jadi jika ada investor yang mau masuk silakan gabung. Tetapi minimal lahannya harus 500 Ha dan tersedia sumber air," ungkap Ahok.

Ahok menyebut pola yang akan dikembangkan ini dengan sebutan 20: 80.

Dijelaskannya, 20 persen keuntungan akan menjadi milik pemilik lahan sedang 80 persen sisa keuntungannya untuk pekerjaan dan pemilik modal.

Sedangkan Ahok hanya membantu dari segi peralatannya saja.

" Prinsipnya kita mau bantu petani agar sejahtera dan makmur. Kita siap bantu alatnya, masyarakat siap lahan dan tenaganya saja. Kalau soal modal bisa kita pinjam ke bank atau ada investor yang mau masuk," jelasnya.

Tawaran Ahok langsung disambut ibu Nenotek dan Bapak Kusa Nope.

ibu Nenotek mengaku dirinya memiliki 6 Ha lahan tidur dan siap untuk dimanfaatkan dengan pola 20: 80 ala Ahok tersebut.

Sementara Kusa Nope yang mengaku sebagai raja Amanuban mengatakan dirinya memiliki 200 Ha lahan tidur di daerah supul.

Menanggapi hal tersebut, Ahok memintah keduanya untuk untuk mencari lagi lahan di sekitar lahan milik keduanya agar minimal seluas 500 Ha.

" Kalau di bawah 500 Ha tidak bisa. Harus cari tambah jadi 50 Ha. Nanti kita kita survey tanahnya dan melihat ketersediaan air ada atau tidak. Jika oke baru alat kita turunkan," tegas Ahok.

Untuk diketahui, kegiatan baomong dengan Ahok berlangsung sekitar 1,5 jam. Usai baomong deng Ahok, dilakukan sesi foto bersama.

Sekitar pukul 16.30 WITA Ahok dan rombongan langsung bergegas masuk kembali ke dalam mobil untuk bertolak kembali ke Kupang.

Direncanakan Ahok akan melakukan pertemuan dengan Wakil Gubernur NTT dan Gubernur NTT guna membahas usaha budidaya tanaman jagung untuk kebutuhan pakan dengan pola 20:80 tersebut. 

Direktur Pusat Pelayanan Misi Terpadu (PPMT) Soe, Jhon Thio mengaku, senang dengan kunjungan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ke PPMT Soe, Rabu (14/8/2019) siang. Walau harus menunggu beberapa jam karena Ahok datang terlambat dari jam dijadwalkan Jhon mengaku, dirinya tetap senang dengan kehadiran Ahok.

Dihadapan Ahok, Jhon memaparkan sejarah berdirinya PPMT Soe dan karya yang sudah dilakukan sejak berdiri pada pertengahan 2016 Silam.

Jhon mengatakan, PPMT bergerak di bidang pemberdayaan Pertanian dan peternak. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan PPMT, hasil pertanian dan peternakan masyarakat bisa meningkat.

Ia menyebut, PPMT Soe menjadi tempat pelatihan tidak hanya untuk para vikaris melainkan juga untuk masyarakat umum.

" Dari hasil pertanian dan peternakan kita bisa meraih keuntungan puluhan juta tiap bulannya. Selain itu, kita juga menggelar pelatihan dan penyuluhan untuk masyarakat umum, para vikaris maupun kelompok tertentu," ungkap Jhon.

Dalam sambutannya, Ahok mengaku, selama ini dirinya tidak mengetahui keberadaan Kota Soe.

Ia mengetahui Kota Soe dari ketua DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri yang memintanya untuk datang ke Kota Soe.

Menurut ibu Mega, Kota Soe adalah Kota yang dingin dan dulunya dikenal sebagai daerah pembibitan apel dan jeruk.

Atas saran ibu Mega tersebut, akhirnya Ahok memutuskan untuk datang ke Soe.

Dirinya memberikan apresiasi kepada pengelola PPMT yang sudah mampu menghasilkan produk pertanian dan peternakan serta melakukan pelatihan untuk pemberdayaan masyarakat.

" Jujur saja, saya tidak tahun Soe ini apa. Sampai ibu Mega kasih tahu dan meminta saya ke sini. Saya juga baru tahu kalau di Soe ada PPMT. Dan ternyata PPMT nya bagus dan sudah mampu menghasilkan aneka produk," ungkap Ahok.

Dirinya tak lupa berterima kasih kepada masyarakat Soe yang sudah mendoakannya selama berada di Mako Brimob. Ia mengaku, selama di Mako Brimob dirinya belajar untuk rendah diri, sabar dan bersikap halus.

" Saya akui, dulu saya tidak punya kerendahan diri, makanya tidak sabar, karena tidak sabar jadi kasar. Selama "sekolah" di Mako Brimob saya belajar tentang kerendahan diri, sabar dan bersikap halus melalui kitab suci," cerita Ahok.

Untuk diketahui, Ahok berada di PPMT kurang lebih 45 menit. Usai menyampaikan sambutannya, Ahok dan rombongan langsung bertolak ke sekertariat DPC PDI Perjuangan.

Karena banyaknya masyarakat yang meminta untuk berfoto, untuk menghemat waktu, dilakukanlah sesi foto bersama Ahok di tugu bertuliskan PPMT Soe. (din)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved