Pacari Istri Orang Berujung Maut, Dibunuh di Hotel hingga Gadaikan Mobil, Begini Kisahnya

Kasus Pacari Istri Orang Berujung Maut, Dibunuh di Hotel hingga Gadaikan Mobil, Begini Kisahnya

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS/DIDIE SW
Ilustrasi pembunuhan 

Kasus Pacari Istri Orang Berujung Maut, Dibunuh di Hotel hingga Gadaikan Mobil, Begini Kisahnya

POS-KUPANG.COM - Bagus Putu Wijaya (22) membawa kabur mobil Avanza setelah menghabisi nyawa Ni Putu Yuniarti (39) di penginapan Teduh Ayu II Kamar No 8 Jalan Kebo Iwa Utara, Denpasar, Bali, pada Senin 5 Agustus 2019.

Setelah itu, Bagus menggadaikan mobil milik selingkuhannya itu untuk biaya pulang ke rumah istri sahnya di Manado.

KSSM Undana Kupang Gelar Seleksi Lomba Cerdas Cermat

Di hadapan polisi, Bagus mengaku telah menjalin asmara terlarang dengan Yuniarti, yang sudah berstatus istri orang lain, selama satu bulan.

Pembunuhan tersebut dipicu kemarahan Bagus terhadap Yuniarti yang menampar dirinya saat pertengkaran di kamar hotel.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Satu bulan berselingkuh dengan istri orang

Wakil Tim Resmob Polda Sulut AKP Sugeng Wahyudi Santoso mengatakan, berdasarkan keterangan pelaku, korban Ni Putu Yuniawati adalah wanita yang baru dipacarinya selama sebulan.

Jadi Viral, Guru Ikat dan Lecehkan Siswa, Mental Korban Terguncang, Begini Kondisinya

"Saya baru sebulan pacaran sama dia dan kemudian bertemu di penginapan Teduh Ayu, Jalan Kebo Iwa Utara, Denpasar, Bali," kata pelaku saat diambil keterangan oleh Wakil Tim Resmob, Jumat (9/8/2019).

Namun, perselingkuhan Bagus berujung maut setelah keduanya terlibat pertangkaran di sebuah kamar hotel. Saat itu, pelaku mengaku masah saat Yuniarti menampar dan memaki-maki dirinya.

2. Dibunuh di dalam kamar hotel

Kadek Yuliani (37), salah satu petugas penginapan, mengatakan, korban datang ke penginapan bersama Bagus sekitar pukul 18.00 Wita, Senin (5/8/2019).

Saat itu, keduanya tiba di penginapan mengenderai mobil Avanza warna putih. Mereka lalu menyewa kamar selama dua jam.

"Masuk berdua sambil pegangan tangan. Lalu sewa kamar dua jam Rp 60.000," katanya.

Sekitar 1,5 jam, Bagus keluar kamar menuju mobil sendirian dan meninggalkan tempat penginapan. Dalam pemeriksaan terungkap, Bagus dan Yuliani terlibat pertengkaran yang memicu aksi pembunuhan.

"Kami kemudian bertengkar di dalam kamar dan korban menampar saya. Saya marah dan membekap serta menyumpal mulut korban hingga meninggal dunia," katanya.

3. Gadaikan mobil milik korban

Menurut Sugeng, selain itu, pelaku ternyata juga mengincar mobil Toyota Avanza yang digunakan korban. Usai membunuh korban, mobil dibawanya dan kemudian digadaikan.

"Uang hasil menggadai mobil digunakan pelaku untuk melarikan diri ke Manado," ujarnya.

Dari hasil penyelidikan polisi, malam itu usai kejadian, pelaku masih bersembunyi di sekitar Bandara Ngurah Rai.

4. Ditangkap di Manado

Berdasar keterangan polisi, Bagus melarikan diri dan bersembunyi di kediaman istri di Kelurahan Teling, Kota Manado.

Tim gabungan dari Resmob Polda Sulut, Tim Macan Polresta Manado, Tim Resmob Polda Bali, dan Tim Resmob Polresta Denpasar, segera menggerebek di rumah istri pelaku.

Namun, pelaku tak ada. Setelah melakukan penyisiran, pelaku ternyata sedang di Ratahan, rumah saudara istrinya. Kurang lebih 2 jam melakukan pencarian, pihaknya mendapati pelaku sedang berjalan kaki di Jalan Trans-Ratahan.

"Kami tangkap pelaku sedang berjalan kaki di jalan raya. Pelaku tak berkutik saat ditangkap," katanya.

Punya Istri dan Dua Anak, Pria Ini Lakukan Teror karena Dikecewakan Wanita Selingkuhyannya

Bambang Muldoko (41), pria asal Klaten diamankan aparat polisi karena melakukan aksi teror peledakan petasan di kediaman Sigit Purwanto, suami sah Rubiyem di kawasan Kecamatan Kalikotes, Klaten.

Aksi teror yang dilakukan Bambang sebanyak tiga kali, di hari yang berbeda.

Saat beraksi, Bambang mengajak seorang teman tanpa memberi tahu rencana jahatnya.

Diketahui, aksi teror itu dipicu sakit hati berlatang belakang perselingkuhan.

Pasalnya, Bambang telah meninggalkan istri dan dua anaknya di Jakarta demi memenuhi keinginan sang wanita selingkuhannya.

Pengorbanannya menjadi sia-sia setelah Rubiyem memutuskan untuk tak melanjutkan perselingkuhan tersebut dan memilih tetap tinggal bersama suami dan dua anaknya di Klaten.

Perselingkuhan itu terjadi saat reuni sekolah, jauh hari sebelum perayaan Idul Fitri 2019, usai reuni sekolah, hubungan keduanya pun semakin intim hingga berjanji untuk meninggalkan keluarga masing-masing.

"Dia (Rubiyem) pernah bilang pilih hidup dengan saya. Saya disuruh kembali ke Klaten. Tetapi kok sekarang dia rujuk lagi dengan suaminya. Padahal saya sudah mengakhiri hubungan dengan istri," ujarnya saat konferensi pers di Mapolres Klaten, Kamis (8/8/2019).

Aksi teror yang dilakukan Bambang dengan memanfaatkan sisa petasan yang dibelinya saat perayaan malam takbiran lalu.

"Saya beli petasan harganya Rp 120 ribu, masih ada. Tidak jadi saya ledakkan, karena waktu itu bapak saya sakit jantung. Akhirnya hanya saya simpan untuk teror itu," ucapnya sembari menundukkan kepala.

Bambang merakit alat itu menggunakan potongan pipa paralon, paku usuk dan obat petasan.

"Pakai paku biar pas meledak kena jendela kaca sampai pecah. Supaya mereka semakin takut," ujarnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Klaten AKP Dicky Hermansyah mengatakan, rekan Bambang dibebaskan karena terbukti tidak bersalah.

"Dia tidak tahu saat diajak melakukan teror itu. Sehingga kami tetapkan seorang tersangka saja," katanya.

Menurut Dicky, Bambang ditangkap sejumlah anggota Satreskrim Polres Klaten, kurang dari 24 jam.

Dia juga ditetapkan sebagai tersangka dan dijebloskan ke bui setelah melalui proses penyidikan.

"Barang bukti yang sudah kami dapat dari tersangka itu ada jaket jins warna biru dan korek gas biru. Itu pakaian yang digunakan tersangka saat beraksi. Lalu barang bukti dari korban berupa piranti bahan peledak yang sebelumnya ditemukan," kata Kapolres Klaten AKBP Aries Andi, saat konferensi pers di mapolres setempat, Kamis.

Modus tersangka, sambungnya, adalah permasalahan asmara.

Bambang mengaku ada hubungan dekat Rubiyem, istri Sigit Purwanto.

"Intinya tersangka ini tidak terima, karena merasa sudah dipermainkan perasaannya. Sehingga muncul niatan jahat untuk mengganggu keluarga pelapor menggunakan petasan," ujarnya.

Tiga kali melakukan aksi teror Tersangka mengaku melakukan aksi teror sebanyak tiga kali, pada hari yang berbeda, aksi pertama pada hari Jumat (26/7/2019) sekitar pukul 22.00 WIB.

Bambang melemparkan dua potongan paralon berisi serbuk mercon dan paku usuk bersumbu benang bekas kain pel ke teras rumah Sigit.

Beruntung, petasan tidak meledak.

Teror kedua dilakukan pada hari Rabu (31/7/2019) pada jam yang sama, dia melemparkan sebungkus plastik hitam berisi lima buah petasan serta paku usuk ke lokasi serupa, aksi kedua ini juga tidak menimbulkan ledakkan.

Aksi terakhir pada Selasa (2/8/2019) dini hari. Bambang melemparkan sebuah petasan yang diikat dengan 20 buah paku usuk, petasan itu meledak kencang tepat di atap teras rumah Sigit.

(Kompas.com/Michael Hangga Wismabrata)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Pacari Istri Orang Berujung Maut, Dibunuh di Hotel hingga Gadaikan Mobil Korban",

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved