Gerindra Tolak Masuk dalam Pemerintahan, Takut Buat Korupsi, Di Luar Bisa Keritik

Meski demikian, elit Gerindra member sinyalemen bahwa partai yang dimpimpin Prabowo Subianto tersebut tetap berada di luar cabinet.

Editor: Alfred Dama
KOMPAS.COM
Ketua DPP Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria, saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/4/2018). 

"Lebih baik di luar berikan kritik dan konstruktif. Sebaliknya, di luar (pemerintahan) tapi cuma bisa teriak-teriak dan enggak bisa berikan masukan konstruktif kan enggak baik juga," tuturnya.

Riza mengatakan, kemungkinan ketiga opsi tersebut akan diputuskan pada September mendatang.

Prabowo Subianto yang diberi kewenangan memutuskan sikap politik, akan mendiskusikannya dengan ‎pengurus serta kader Partai Gerindra.

"Sampai saat ini kita belum bicara soal koalisi atau oposisi."

"Kami di internal juga belum mendiskusikan hal itu. Mungkin di Bulan September, kami ada event nasional untuk mendiskusikanya," paparnya.

Menurutnya, dalam event nasional yang masih dimatangkan konsepnya tersebut, ada tiga agenda yang akan digelar Partai Gerindra.

Pertama, evaluasi Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif 2019, persiapan Pilkada 2020, serta menentukan sikap politik Partai Gerindra ke depan.

Sebelumnya Wartakotalive memberitakan, setelah Jokowi-Maruf Amin ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih, beberapa partai politik yang sebelumnya berada di kubu oposisi, mulai bermanuver merapat ke kubu pemerintahan.

Sebut saja PAN, Partai Gerindra, dan Partai Demokrat yang sudah tebar pesona kepada Jokowi-Maruf Amin.

Menanggapi hal itu, akademisi Rocky Gerung menyebut dewasa ini, para elite politik di Indonesia sebagian besar masih merasa kedudukan oposisi di bawah derajat kubu pemerintahan.

Padahal, menurutnya, di luar negeri kedudukan oposisi setara Perdana Menteri.

"Itu masalahnya, karena orang merasa beroposisi itu nomor dua," ujarnya, seusai diskusi bertajuk 'Oposisi Tugas Suci Amanat Rakyat 2019', di Padepokan Pencak Silat, Jakarta Timur, Jumat (2/8/2019).

"Padahal, oposisi itu setara dengan perdana menteri kalau di luar negeri," sambung Rocky Gerung.

Berkenaan dengan itu, Rocky Gerung mengatakan, selama satu minggu ke belakang, banyak elite politik berlomba menerjemahkan apa fungsi oposisi.

Kedudukan oposisi dalam membangun negeri, ia nilai masih menjadi momok yang ditakuti kalangan elite.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved