BREAKING NEWS : Perampok Bertopeng Gasak Ternak dan Aniaya Warga Kambata Wundut, Sumba Timur
Korban juga tampak masih bisa berbicara dengan keluarga dan bisa bergerak, tanganya memegang sebuah botol yang berisi air.
Penulis: Romualdus Pius | Editor: Rosalina Woso
Eduard nengatakan kawanan perampok itu diperkirakan beranggota lebih dari sepuluh orang. Mereka mengenakan topeng sehingga korban tidak bisa hafal kawanan perampok itu, tapi rata-rata semua pelakunya diduga anak-anak muda.
"Kita tidak tahu perampok itu dari mana karena mereka pakai topeng, rata-rata pelaku-pelaku perampok itu anak-anak muda. Polisi juga sudah mulai tadi malam mereka sedang mencari pelaku perampokan itu bersama keluarga dan warga,"kata Eduard.
Eduard juga mengatakan korban juga mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah akibat perampokan itu.
"Hitung saja harga kuda, korban punya kuda itu besar-besar semua harga sekitar 8 sampai 9 juta rupiah per ekor, tambah lagi dengan kerbau satu ekor itu harganya sekitar 30 juta lebih,"ungkap Eduard.
Eduard juga meminta kepada Pemerintah baik Pemda Sumba Timur, Pemprov NTT dan pihak keamanan agar bisa melihat kejadian ini untuk bisa mencari solusi mengamankan mereka dan ternak mereka dari ancaman para perampok. Sebab sejauh ini sudah sering terjadi kasus perampokan khususnya terjadi dan menjadi korban masyarakat Lewa.
Sementara itu pantauan POS-KUPANG.COM korban sedang ditangani oleh pihak medis di ruangan UGD RSUD Umbu Rara Meha Waingapu. Tampak korban ada luka di kepala, di kaki bagian kiri dipenuhi kain verban, dan di kaki kanan serta jari kaki, telapak kaki kiri dan kanan korban tanpak dipenuhi darah yang sudah mulai mengering, sedangkan di badan ditutupi selimut jadi tak bisa di lihat.
Korban juga tampak masih bisa berbicara dengan keluarga dan bisa bergerak, tanganya memegang sebuah botol yang berisi air.
• Begini Suara Fraksi Demokrat DPRD NTT Terkait Tanggapan Gubernur NTT
• Julie Laiskodat Dorong Masyarakat Umatoos-Malaka Berkreatif
• Masuk Kristen, Satu Gereja dengan Justin Bieber, Bahagianya Asmirandah
Wartawan hendak melakukan foto saat korban sedang dirawat, namun dilarang oleh sejumlah petugas medis. Wartawan hanya bisa foto keluarga korban yang duduk di RS itu. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo)
Area lampiran
BalasTeruskan